Prolog

10 0 0
                                    

Hari senin mungkin adalah hari terkeramat bagi siswa - siswi SMA Adyana, tetapi tidak bagi seorang gadis cantik berponi bernama Ariva Putri Anandya, ia adalah siswi baru di SMA Adyana, dia adalah putri dari Ardan Radi Adyana dan Vania Adyabella lebih tepat nya Ariva adalah putri pertama dan anak kedua dari pasangan itu, Ariva mempunyai seorang Kakak laki - laki bernama Arcadayuca Adyava. Ariva yang notabennya adalah murid baru SMA Adyana baru saja keluar dari Mobil yang biasa ia pakai untuk bepergian.

"Makasi ya pa endang, nanti pulangnya
Ari bisa pulang sendiri kok! " kalimat itu ia ucapkan seraya menuruni mobil itu. Ia berfikir mengapa sebagian orang em ralat semua orang menatap ke arahnya? Apakah ia salah kostum? Atau ada yang aneh dari penampilannya?

"Perasaan gaada bedanya deh aku sama yang lain, tapi kenapa pada mgeliatin aku kayak gitu ya?" batin Riva
Dengan mengabaikan tatapan orang lain ia pun bergegas menuju ruang kepala sekolah yang tak lain adalah pamannya untuk bertanya tentang kelasnya.

--

Tetapi..
Lain halnya dengan seorang anak laki - laki yang dimana pada pukul 07.00 pagi masih tergulung di dalam selimutnya

"TARA SAYAANG BANGUN DONG NAK, JAM BERAPA INI?! INI KAN SENIN! KAMU HARUS UPACARA" teriak sang mamah dari depan pintu kamar berwarna hitam itu.

Ya, dia adalah Tarafki Putra Nugraha yang biasa di sapa Tara putra satu-satunya dari pasangan Arman Nugraha dan Anita Saskia. Saat mendengar teriakan sang mamah pun ia terbangun dan langsung melihat ke arah jam yang berada di atas nakas dekat tempat tidurnya.

"Iya ma! Ini Tara udah bangun" Ucap Tarafki ketika melihat jam. Ia pun bergegas untuk bersiap dan pergi kesekolah.

07.25 itulah angka yang tertera pada ponsel laki-laki itu ketika memasuki area parkir Sekolah. Dan pada saat itu pula ia disambut meriah oleh teriakan menggelegar dari pak Joko sekalu guru BK

"ITU YANG TELAT CEPAT IKUT SAYA!"
Dengan langkah santai ia pun mengikuti guru tua tersebut.
"CEPAT KALIAN SEMUA BARIS MENGHADAP PESERTA UPACARA!" Titah pa Joko, dengan malas ia pun mengikutinya.

Dan saat ia menyapukan pamdangan pada peserta upacara, saat itu juga ia menatap mata itu, mata yang menenangkannya, mata yang membawanya merasakan kedamaian, dan mata itu milik seorang Ariva Putri Anandya.

(not) my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang