TAMU TAK TERDUGA

65 9 1
                                    

Dua jam lamanya, Kinara harus menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.

“Apa yang anda lakukan, saat sedang berada di apartemen Brian?” tanya seorang petugas.

“Saya mengetuk pintu dan keluar seorang cewek, hanya mengenakan baju tidur merah. Saya sempat merasa salah kamar, tapi setelah melihat nomernya 17 berati ini adalah kamar Brian. Tak lama kemudian, Brian muncul dan sedikit ada perdebatan antara saya dengan dia. Setelah itu saya pergi meninggalkan mereka.”

“Sekitar pukul berapa anda sampai di tempat itu?”

Kinara tampak berpikir sejenak. Dia mencoba mengingat kembali kejadian di malam itu. Dahinya hingga berkerut. Dia terlihat berpikir keras untuk mengingat setiap detil kejadian.

“Saya tak melihat jam, tapi perkiraan antara jam sebelas malam. Karena saya keluar dari rumah sekitar jam sepuluh lah, setelah nenek tertidur.”

“Selain perbincangan kalian, apa yang terjadi dan berapa lama?”

“Saya hanya berdebat sengit dengan Brian, karena memutuskan pertunangan kami tiba-tiba. Dan saya berada di tempat itu tak lama, sekitar lima belas menit. Kemudian saya turun dan sempat berdiam di dalam mobil sebentar. Kurang lebih sepuluh menit,” ujar Kinara rinci.

“Setelah itu, anda langsung pulang?”

“Tidak sih, Pak! Karena suntuk saya mampir ke sebuah café dulu.”

“Jam berapa anda di sana?”

“Saya tak melihat jam. Yang jelas saya sampai di rumah ketika hendak shubuh.”

"Bisa disebutkan anda berada di cafe mana?

"Saya lupa nama cafe itu, tapi saya tau tempatnya, Pak."

"Bisa disebutkan di daerah mana?"

"Di sekitar bundaran taman kota, menghadap timur. Nuansa cafe itu berwarna hijau," tegas Kinara.

Setelah melewati beberapa rangkaian pertanyaan, Kinara diperbolehkan pulang.

“Boleh saya bertemu Brian dulu, Pak?”

“Anda saya beri waktu lima menit,” jawab petugas itu.

Kemudian, Kinara berjalan mengikuti langkah petugas  itu. Dari kejauhan dia melihat Brian berjalan ke arahnya. Wajahnya terlihat kusut.

“Kin … Kinara!” serunya.

Lelaki tampan itu memeluk erat Kinara, yang masih terdiam mematung.

“Brian, apa yang terjadi?”

“Aku juga tak tau, Kin. Semua terjadi sangat cepat. Aku sendiri bingung, Kin!”

“Kau harus menyewa pengacara, Brian!”

“Tolong bantu aku, Kin! Please!”

“Oke! Aku akan atur semuanya!”

“Terimakasih Kin. Ternyata aku salah telah memutuskan dirimu, jika semua sudah selesai aku ingin menikahimu.”

“Sebaiknya, kau jangan berpikir terlalu jauh dulu Brian. Pikirkan tentang dirimu saat ini!”

Gadis itu pun pergi berlalu meninggalkan tempat itu. Seseorang menatap kepergiannya.

“Dia yang bernama Kinara Ayu Amella?”

“Siap, betul Komandan.”

“Saya ingin laporan mengenai latar belakang gadis itu dan keluarganya. Besok harus sudah ada di meja saya!”

“Baik, siap laksanakan!”

***

Dari dalam mobil terlihat Kinara sedang mengubungi seseorang.

Balas Dendam Di Bulan JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang