Adelia Mischa, Gadis yang sudah satu setengah tahun menjadi kekasih Gavino. Delia masuk kedalam kategori cewe goals di kampusnya, banyak yang mengidam-ngidamkannya untuk menjadi kekasih mereka. Saat cowo-cowo dikampusnya tau Delia melepas jomblonya pada seorang Gavino, mereka kecewa.
Selain cantik, Delia juga pintar. Mungkin itulah yang membuat beberapa orang mendukung Delia berpacaran dengan Gavino. Mereka serasi.
Tapi tak menutup sikap seorang Adelia Mischa, mungkin banyak orang yang telah melihat sisi buruk Delia.
Mungkin Delia cantik, dan pintar. Tetapi ketahuilah, di muka bumi ini cantik dan pintar tidak di utamakan. Cantik, pintar tapi hati busuk sangat percuma.
Dan Delia masuk kriteria itu.
~~~
Dengan perasaan berkecamuk, kesal, kecewa. Delia masuk kedalam kelas dan duduk dikursinya, dia mengusap rambutnya kasar. "Arrghh ... kenapa sih? Gavin susah banget dibilangin!"
Jessi yang baru masuk kelas terkejut, langsung menghampiri teman satu genknya.
"Kenapa sih, Del?" tanya Jessi hati-hati, takut dia kena semprot amarah Delia.
"Gue kesel, sama Gavin! kenapa sih, betah banget sama sepeda butut itu!!"
Jessi mengelus pundak sahabatnya. "Udah lah Del, terima aja."
"Gimana gue mau terima. Gue malu!!" Delia makin tersulut emosi.
Jessi jengah dengan sikap temannya satu ini. "Ya kalo malu, lo putusin Gavin. Apa susahnya sih!"
"Kok, lo malah marah sama gue?"
"Yah lagian, gue udah bilangin berapa kali sama lo! kalo lo malu punya pacar kek Gavin, kenapa tetap bertahan!" Jessi juga ikut terpancing emosi.
"Gak bisa Sy! Gavino gak bisa gue lepasin gitu aja, walaupun dia berangkat pakek sepeda butut itu. Dia orang kaya!" Delia terselimuti dilema dan serba salah.
"Yaudah 'kan, terima aja lagi gue bilang!" Jessi mendudukan bokongnya kasar.
Kelas mulai ramai diisi oleh mahasiswa dan mahasiswi lain.
Ridho mengumpat kasar saat tiba-tiba pintu di dumbrak dengan kasar.
"Eh Njir! untung gue kagak punya penyakit jantung.""Kenapa sih, Ta!" tanya Jessi kesal, karena Lovita yang mendumbrak pintu kelas dengan kasar membuat jantung Jessi hampir copot.
"Kenapa sih, lo! kaya lagi dikejar malaikat pencabut nyawa aja!" Delia menambahi.
"Lo semua pasti langsung bahagia, kalo gue ngasih tau kabar ini!" ucap Lovita antusias.
"Apaan emang?" saut Gea di kursi belakang yang sedang bersolek.
"Dab gue yakin! lo gak bakal ngelepasin kaca itu dari muka lo." Lovita menunjuk Gea.
Delia yang jengah dan penasaran dengan perkataan Lovita yang tak kunjung memberitahu alasan ia mendumbrak pintu dengan kasar dan membuat penghuni kelas hampir jantungan menatap tajam ke arah Lovita. "Udah gak usah banyak cincong, berita apa?!"
"Hooh, jangan buat kita mati penasaran kek gini," tambah Ridho
"Berasa kek di php in tau gak," sambungnya.
"Lu mah, baper mulu do." ucap Lovita.
"Ta, cepetan, apaan sih?!" celetuk Jessi.
Sebelum itu, Lovita menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu lalu hembuskan melalui mulut. Cek suara dan ...
"Pak Burung gak masuk hari ini!!!" jerit Lovita girang.
"Pak Burung??"
"Who are Pak Burung??"
"Pak Elang??"
Mendadak seisi kelas hening, ada yang menyimak, ada yang bingung dengan nama yang disebutkan oleh Lovita.
"Pak Elang??!!!"
Dan seketika kelas menjadi gaduh, heboh dan pokoknya amburadul deh.
Jessi dan Delia tertawa ngakak dengan julukan Pak Elang yang diberikan oleh Lovita.
Setelah memberi tahu berita paling bahagia bagi anak fakultas ekonomi, Lovita berjalan menuju kursinya yang berada di depan Delia.
"Bener-bener deh lo, Ta. Nama orang di ganti-ganti seenak jidat," ucap Jessi yang menahan sakit perutnya akibat ngakak berlebihan.
"Kualat baru tahu rasa lo," timpal Delia sembari menahan tawanya.
~~~
Gavin menyusuri sepanjang koridor menuju halaman utama kampusnya, disepanjang koridor itu pun banyak pasang mata terkesima dengan kharisma yang dipancarkan oleh Seorang Gavino Eldwin Ricolas. Mereka memuji ketampanan alami Gavin, walaupun masih banyak mahasiswa lain yang lebih tampan. Dan Gavin hanya merespon dengan senyumnya.
Mata Gavin terpaku dengan sesosok cewe berdiri di depan pintu menunggu hujan reda, cewe yang seharian ini menyita pikirannya, Kekasihnya.
Gavin mengambil langkah panjang menghampiri kekasihnya, dan dengan cepat meraih tangan Delia untuk digenggam. Perlakuan Gavin padanya membuat Delia terkejut, Delia melepaskan tangannya dari genggaman Gavin kasar. Masih marah rupanya.
"Hei." Gavin menyapa seraya menunjukkan senyum termanisnya.
Tetapi tak ada respon dari Adelia, dia memilih memalingkan wajahnya kesembarang arah.
Gavin masih sabar, dia sabar menghadapi pacarnya ini yang setiap hari berubah-ubah sifatnya.
"Hujan, aku anterin yah?" sedikit basa-basi agar suasana diantara mereka menghangat, sekalian menawarkan diri untuk mengantar Delia pulang, karena dia tahu Delia tak baik untuk pulang sendiri saat hari sedang hujan.
Tetap tak ada respon dari Delia. Membuat Gavin sedikit kesal.
"Del! kamu kenapa sih? aku ada salah? ngomong jangan diam aja!" walaupun Gavin memang tahu pasti Delia sedang kesal hari ini.
"Lia!" mendengar namanya di panggil, Delia berbalik dan mendapatkan sahabat masa SMAnya menuju ke arah mereka. Alano Faldy.
~~~
Rumus :
Baca+komen+vote = BALANCE!!!Salam dari penulis yang lagi nunggu giliran mandi dan lagi nahan lapar,
lidyaayua💚💚
![](https://img.wattpad.com/cover/227067963-288-k664904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Rai?
FantasyBanyak yang mengatakan bahwa peri itu hanya tokoh fiksi, yang tidak ada dalam dunia nyata. Sebenarnya aku tidak percaya tetapi saat melihatnya sendiri aku percaya, satu hal yang aku tahu dia cantik dan aku jatuh cinta padanya. Story by L I D Y A A...