Hi, Pelita kembali lagi nih. Maaf ya author baru bisa up.
Salam dari author.
Happy reading💚, semoga kalian suka."Tapi, aku juga gak terima paksaan"
~ Pelita Senalya ~______________________________
"Buat lo?" tanya Rio bingung.
"Nggak,"
"Buat dia," ucap Ananta sambil menunjuk Lita.
"Oh, oke bos siap laksanakan," jawab Rio sembari hormat pada Ananta.
Kemudian ia pergi, meninggalkan Ananta dan Lita berdua. Kecanggungan dan keheningan pun dapat dirasakan oleh Lita, sedangkan lelaki disampingnya hanya menunjukan raut wajah datar sembari duduk di kursi yang sengaja disediakan pihak sekolah. Beberapa menit kemudian, Ananta yang peka dengan kecanggungan yang dirasakan Lita pun menggeser kursi tersebut dan berdiri menghampiri Lita.
"Lita...,"
"Kak...," ucap mereka berbarangan.
"Lo dulu,"
"Nggak kakak dulu," balas Lita masih sopan.
"Nama lo Lita kan?" tanya Ananta yang kemudian dibalas anggukan oleh Lita.
Tak lama setelah itu terdengar nyanyian seorang laki-laki yang mendekati uks. Ia kemudian masuk dan menggantikan nyanyiannya dengan senyuman di kedua sudut bibirnya.
"Ini bos," ucap Rio sembari mengulurkan tangannya pada Ananta, yang diatasnya terdapat satu bungkus nasi uduk dan air mineral.
"Thanks," balas Ananta dan langsung mengambil pesanannya tadi. Tak lupa, ia pun memberi selembar uang lima puluh ribu pada Rio.
"Gue yang makasih bos," senyum Rio merekah melihat uang yang di berikan Ananta tadi. Lumayan rejeki anak sholeh. Batinnya.
"Gue pergi dulu ya bos," sambungnya dan hanya dibalas anggukan oleh Ananta.
Setelah kepergian Rio, Ananta pun menoleh pada Lita. Lita yang sedari tadi pun diam karena memperhatikan percakapan antara dua orang sahabat itu pun langsung menoleh sekilas pada Ananta.
"Nih makan," ucap Ananta memberikan sebungkus nasi uduk dan air mineral tersebut pada Lita.
"Nggak usah repot-repot kak, kakak aja yang makan," balas Lita menolak.
Ananta yang mendengar balasan dari Lita pun tak menghiraukannya, ia kemudian hanya meletakan nasi uduk tersebut di dekat Lita. Tak lupa dengan air mineralnya. Kemudian ia pun melangkah keluar uks. Lita yang melihat itu pun bingung.
'Tumben si brandal baik,' gumam Lita pelan.
☁☁☁
'Kring......Kring.....'
Bel pulang pun berbunyi, semua siswa di SMA Cendrawasih pun berhamburan keluar kelas menuju ke parkiran. Ada yang mengambil mobil, motor, dan sepeda yang mereka parkirkan. Tak terkecuali di kelas X Ipa 1, kelas yang baru beberapa jam lalu resmi menjadi kelas baru Lita dan Alysa. Di kelas mereka semua siswa sudah lama pulang dan hanya menyisahkan Lita dan Alysa. Lita terlihat tengah sibuk menyalin tulisan di papan tulis di buku catatannya, sedangkan Alysa hanya melihat Lita dengan malas. Ia tidak ikut menyalin, sebab ia bisa minta kirimkan foto catatan milik Lita jika memang tulisan itu di butuhkan. Jika tidak, maka dengan senang hati Alysa akan bersyukur. Maka dari itu ia hanya menunggu Lita yang dengan rajinnya menulis tulisan yang penuh di papan tulis tersebut, bahkan mungkin hanya Lita lah yang rajin di kelas ini, sebab semua siswa tak ada satu pun yang menyalin tulisan tersebut. Karena menurut mereka itu tidak penting, sebenarnya isi dari tulisan tersebut hanya berisikan peraturan kelas yang harus mereka jalani. Namun berbeda dengan Lita, ia berfikir bahwa 'semua yang berkaitan dengan sekolah itu penting baginya'. Setelah 15 menit menulis, akhirnya Lita sudah menyelesaikan catatannya. Ia pun memasukan buku dan kotak pensilnya ke dalam tasnya yang berukuran sedang dengan bentuk minimalis yang dilapisi warna army. Warna kesukaannya. Setelah selesai, ia pun menoleh ke belakang yang tak lain adalah meja milik Alysa. Mengapa Lita dan Alysa tidak duduk bersama? Sebab meja yang di sediakan oleh sekolahnya berbentuk satu orang satu meja, jadi mejanya tidak bisa berbagi. Sehingga Lita duduk di barisan pertama di tengah sedangkan Alysa duduk di belakang Lita. Melihat Lita sudah memasukan bukunya ke dalam tas dan kini tengah menatapnya, Alysa pun bersemangat kembali. Ia langsung berdiri dan mengajak Lita pulang.
"Udah Lit? Pulang yuk," ucap Alysa.
"Udah. Ayo,"
Tapi baru saja mereka akan melangkah keluar kelas, terdengar suara deringan ponsel milik Lita.
'Drtd....Drtd.....'
(anggap aja gitu😂)Langkah Lita pun terhenti, ia pun mmengeluarkan ponselnya dari saku baju putihnya. Kemudian tampak nomor tak dikenal mengirimkannya pesan whatsapp.
0813********
OnlineP
Lo dimana?Orang tersebut berhasil membuat Lita mengernyitkan dahinya.
'Siapa si nih orang?' gumam Lita
Lalu, Lita pun membalas pesannya dengan menanyai siapa orang tersebut.
Kamu siapa?
Lo dimana?Alih-alih menjawab pertanyaannya, orang itu malah tetap kekeh dengan pertanyaannya. Sehingga mau tak mau Lita menjawab pertanyaan orang tersebut.
Di kelas, kamu siapa?
Kok tau no aku?Gue tunggu di parkiran
Kesini sekarang!Setelah Lita baca, ia pun menaruh kembali ponselnya di saku sebelah kiri bajunya. Sedangkan Alysa yang sedari tadi bingung akhirnya bertanya pada Lita.
"Siapa Lit,"
"Gak tau nih. Nomor tidak dikenal," balas Lita.
"Oh, jadi kan pulang bareng aku?"
"Jadi dong Sa," ucap Lita tak memperdulikan orang tersebut.
☁☁☁
Sesampainya di parkiran Lita dan Alysa dikagetkan denga penampakan ke-5 inti geng CESA. Mereka yang terlihat sedang asik mengobrol pun langsung diam ketika melihat ke dua perempuan tersebut. Ananta yang melihat Lita langsung menemuinya.
"Ayo ikut," ucap Ananta pada Lita masih dengan raut wajah datar.
"Eh, apaan sih kak?" balas Lita saat Ananta hendak menariknya mendekati mobil berwarna kuning yang sedang terpakir.
"Lo ikut gue,"
"Tapi, aku gak mau kak,"
"Terserah,"
"Gue gak terima penolakan!" balas Ananta."Tapi aku juga nggak terima paksaan," balas Lita yang mulai kehilangan kesabaran.
Seolah tak memperdulikan perkataan Lita, Ananta langsung saja menarik Lita menuju mobilnya. Lalu, membuka pintu mobil yang berada di posisi samping kemudi untuk Lita duduki. Lita pun akhirnya hanya bisa menurut dan pasrah. Ia duduk di samping Ananta yang sekarang sedang mengemudi melajukan mobilnya keluar sekolah.
SKIP
✍✍✍Ada yang mau nitip salam buat Pelita?
Atau Ananta?
Atau Alysa?
Atau geng CESA?Thankyou gengs, sorry typo bertebaran. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak ya, jangan lupa votment nya.... Kalo gak votment kasihan authornya....
Votment
Votment
Votment
Votment
Votment
KAMU SEDANG MEMBACA
PELITA
Teen FictionMenggambarkan kisah seorang gadis dengan latar belakang yang keras. Keluarga SENALYA, memiliki empat anggota keluarga dengan prinsip yang tegas nan disiplin. Tak terkecuali Pelita Senalya, gadis dengan penampilan sederhana tapi memiliki kecerdasan o...