Prolog

53 6 0
                                    


––––––––––––––––––––––––

The best moment in your life, happened in Highschool.

––––––––––––––––––––––––

"Gue ngga habis pikir deh ya kenapa gitu Ian bisa seganteng itu kalo lagi ngomong"

Wina hanya bisa menggelengkan kepala sambil menatap Amalia dengan tatapan miris. Sejujurnya Wina tak keberatan sama sekali saat teman sebangkunya itu terus membicarakan tentang sosok Ian. Masalahnya, kalau Amalia suka pada Ian, kenapa cewe disebelahnya ini selalu saja dekat dengan orang lain? Bukan justru mendekati Ian? Aneh bukan?

"Ada juga tampang yang ganteng.. Inimah orang lagi ngomong dibilang ganteng. Error kali lo ya"

Amalia tak menggubris sedikitpun omongan Wina, ia terus memperhatikan Ian yang sedang sibuk berbicara dengan teman-temannya di kantin. Ya itulah yang bisa Amalia lakukan, memperhatikan Ian dari jauh. Miris memang.

Okay Wina akui, laki-laki bernama Defian itu memang pintar, supel, memiliki wajah yang lumayan. Lumayan ya lumayan. Bukan ganteng, apalagi ganteng banget. Serius. Karena Defian hanyalah siswa SMA biasa terkenal dengan rambut botaknya.

Model rambut bros ala siswa baru, selalu jadi model favorit cowo yang jago bermain gitar itu. Ketika cowo-cowo lain berusaha memanjangkan rambutnya dan dimodel sedemikian rupa, Defian atau lebih sering dipanggil dengan Ian itu, lebih memilih gundul. Hanya menyisakan beberapa senti rambut di kepalanya. Dan menurut Amalia, itulah ketampanan Ian. Sudahlah. Selera Amalia memang lain daripada yang lain.

"Tapi gue penasaran, lo suka sama Ian kan.. tapi kenapa lo deketnya sama yang lain?" Kali ini Amalia mengalihkan pandangannya, ia menatap Wina sambil nyengir lebar.

"Cuma sebatas suka doang"

"Sebatas suka tapi cintanya sama yang lain?" Tanya Wina memastikan.

"Tuh lo tau hehehe"

"Trus lo mau ngga suatu ketika jodoh sama Ian?" Wina melirik Amalia yang kembali mengalihkan pandangannya ke pangeran pujaannya.

"MAU PAKE BANGET YAALLAH AAMIIN"

Wina menggelengkan kepalanya tak kuat menghadapi kebucinan akut Amalia. Saat seperti ini tanda tanya besar kembali muncul di kepala Wina. Sekali lagi. Kenapa kalau memang Amalia menyukai Ian, ia malah justru dekat dengan cowo lain? Bahkan beberapa kali pernah berpacaran, walaupun ujungnya selalu kandas. KENAPA?!

"Li"

"Apaan?"

"Kalo nanti lo ngga jodoh sama Defian, lo mau apa?"

"Gue mau nikah sama Rio Dewanto" 

"Dia udah punya istri goblok"

"Yaudah gue mau nikah sama Dimas Anggara aja kalo gitu"

"Dia suami orang juga woy!"

"Yah karena artis yang gue suka udah pada nikah. Yaudah gue bakal nunggu Defian jadi jodoh gue aja"

"Dasar bucin lo!"

To be continued..


***

OY!
Gue kembali lagi dengan cerita baru wkwkwk nggatau deh bakal sampe selesai atau end up bakal gue hapus hehe

Mohon dukungan semoga sampe selesai ya! ❤️

Hello Again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang