Author's POV
Nae In dan Jung Oh akhirnya menyadari perasaannya, mereka sama sama jatuh cinta, dan lima tahun kemudian, mereka mempunyai anak perempuan yang sangat menggemaskan, Jung Hee.
Suatu hari akan saatnya perasaan didalam hati kita merasakan jatuh cinta, bagi kalian yang nikah tanpa ada dasar cinta. Tenanglah, aku yakin kalian akan saling jatuh cinta. Percayalah.
Irene mendecak saat membaca buku dongeng tersebut, apa kabar denganku yang sudah lima tahun menikah, tetapi masih saja seperti orang asing. Apakah perasaan cintaku kepadanya tersumbat? Batinnya bertanya, lalu ia tersenyum. "Bagaimana ceritanya, seru bukan?" Tanyanya kepada siswa yang ia ajar.
Ya, benar. Sudah tiga tahun lamanya Irene menjadi guru disalah satu sekolah menengah atas. Ia yang menjabat menjadi guru Bahasa itu sangat disukai oleh para siswanya.
"Sangat romantis, miss! Aku sampai tak percaya adanya hal seperti itu," Ucap salah satu siswa. Aku juga tak percaya batin Irene.
"Miss, apakah kehidupan miss dengan pasangan miss romantis seperti didalam buku tersebut?" Tanya Yerim, salah satu siswa berprestasi disekolah.
Irene merenung, ia bahkan tidak tahu bagaimana kehidupannya, apakah romantis apa tidak.
Apakah pelacur, penjilat, bajingan, murahan itu salah satu kata-kata romantis? Tidak? Ouh, berarti kehidupan Irene tidak baik-baik saja dan tidak romantis.
"Miss?" Ujar Yerim.
"A-ah, iya Yerim? Ah ya, kehidupanku? Kehidupan ku (sedang tidak) baik, tetapi miss dengan suami miss tidak suka mempamerkan hal-hal romantis," Jawab Irene.
TRINGGGG!!!
"Okay anak-anak, saatnya istirahat." Irene membereskan buku-bukunya dan kembali ke ruang guru.
Ia sedang melihat nilai siswa yang belum mencapai atas KKM, lalu suara dering ponsel miliknya menganggu konsentrasinya.
"Halo?"
"Happy birthday to you happy birthday to you happy birthday dear Irene, happy birthday to you!!!"
Irene tersenyum seraya melihat kalender tahunannya. Ia lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.
"Terimakasih, Chorong!"
"Kuramal, kau pasti lupa betul?"
Irene terkekeh, "Iya, aku sibuk hingga tidak terlalu memperhatikan tanggal,"
"Alasan yang sama dengan tahun kemarin, Rene. Oh iya! Bagaimana malam ini kita datang ke acara reuni? Kau tahu?"
"Tidak, aku sudah tidak masuk group angkatan,"
"Kau harus ikut reuni, Rene! Dan juga rayakan ulang tahunmu disana,"
"Apakah dokter Chorong tidak sibuk, hm?"
"Aku memang sibuk, tetapi aku tetap bisa mengatur jadwalku untuk bersenang-senang, tidak sepertimu, yang selalu menunggukan suamimu pulang,"
"Aku ingin belajar mencintainya, Chorong. Terhitung sudah lima tahun aku menjadi istrinya, dan aku juga ingin mempunyai anak,"
"Mengapa kau tidak bercerai saja dan menikah dengan orang lain, Rene? Ia tidak mencintaimu!"
"Memang ia tidak mencintaiku, tetapi aku akan membujuknya. Cinta butuh proses, Chorong,"
"Baiklah, aku akan menemuimu pukul 5 sore, berpakaianlah yang layak. Titik tidak menerima koma!"
Sekali lagi ia terkekeh dengan ocehan sahabatnya itu, ia dokter tetapi seperti anak kecil yang merengek meminta es krim, ia beruntung punya sahabat seperti Chorong.