sᴏᴍᴇ

920 56 27
                                        

Warning⚠Typo
.
.
.
Baku
.
.
.
Enjoy Reading
_______________________________________

I know you, I see you

It's familiar feeling

But it's hard to explain

So I pretended to ignore it

Because we might change

Because we might get Awkward

I couldn't tell you I missed you and

I'm just waiting for you

(^_−)

Lambat laun hujan mulai reda. Banyak genangan air di jalan

Gue melihat jam dinding yang selalu berputar setiap saat

Menunjukkan pukul 18.09 tidak terlalu malam. Gue putuskan untuk pergi ke supermarket membeli stok bahan makanan yang hampir habis

Gue pun berjalan menuju kamar, mengambil jaket dan memakainya karna hujan baru saja berhenti memungkinkan di luar sangat dingin

Mengunci pintu rumah dan pagar. Mengeratkan jaketnya saat hawa dingin mulai menusuk kulit gue

Melewati jalanan yang basah karna air hujan

Jarak dari rumah ke supermarket tidak terlalu jauh. Hanya melewati beberapa block saja, lalu sampai

"Nene-chan" gue pun menoleh saat seorang memanggil gue

Yugi Amane

Dia adalah Chairmate-gue di sekolah dan tetangga gue di komplek. And also my first love

Dari kejauhan, gue melihat dirinya berlari sambil tersenyum ke arah gue. Senyuman itu membuat jantung gue berdetak dua kali cepat

"Huh....kenapa lo kesini? Ini sudah malam"nafas Amane terengah-engah. Mungkin dia lelah berlari

"Amane....gue bukan lagi anak kecil. Lagipula ini tidak terlalu malam untuk diriku keluar rumah" gue mencebikkan bibir kesal

"Gue tidak yakin kalau diri lo sudah dewasa kkk" Amane terkekeh di akhir kalimat. Dan itu sukses membuat gue semakin kesal

"Apa lo baru pulang dari latiJohan dance?" Tanya gue saat melihat Amane earphone, mp3 dan sling bag yang tersampir di bahu kirinya

"Ya seperti yang lo lihat. Ah iya, apa lo ingin membeli keperluan dapur?"

Lo hanya menjawab dengan anggukan kepala. Lalu melengos masuk supermarket. Amane mengekori gue di belakang

••••

"Terimakasih sudah mengantar gue sampai ke rumah selamat malam" ucap Nene saat sudah sampai di depan rumahnya

"Selamat Malam dan jangan lupa mimpikan gue. Jika lo tidak bisa tertidur lo bisa menelpon gue, gue akan menyanyi untuk lo. Agar lo tidur pulas malam ini" balas Amane dengan senyuman manis yang membuat matanya hanya segaris. Mengusak surai hitam pemuda manis tersebut

Nene menundukkan kepala, menyembunyikan pipinya yang sudah seperti cherry. Padahal sudah biasa diperlakukan seperti ini oleh Amane, tapi pipi dan hatinya selalu hangat

Nene pun masuk ke dalam rumah setelah Amane memasuki rumahnya, yang terletak di samping rumah Nene

Meletakan semua barang belanjaannya di counter dapur

sᴛᴏʀʏ || ᴀᴍᴀɴᴇɴᴇ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang