• Semua rasa menjadi satu, Namun tak bisa menyatu •
Ranesya, menutup sebuah buku yang ada di genggaman nya . Hanya, karena ia mendengar seseorang memanggil dirinya. Sesosok pria bertubuh jangkung ( tinggi ) menghampiri dirinya.
Cowok itu melangkah kan kakinya, untuk lebih dekat dengan dirinya.
"Weh bantet, dari tadi gw panggil juga bukan nya di sahutin gitu ini malah diem aja!" decak cowok bertubuh jangkung itu.
Ranesya , yang tadinya hanya menundukkan kepalanya. Kini, ia menaikkan pandangan matanya kepada cowok itu.
"Eh , nama gw itu Ranesya bukan bantet. Enak aja lu maen ganti² nama gw ! " Oceh Ranesya, ke cowok yang ada dihadapannya.
Raut wajah Ranesya berubah, saat mendengar sapaan dari cowok itu.
Sebenarnya, ia sudah terbiasa dengan panggilan itu . Tapi, entah kenapa hari ini ia merasa lebih emosi . Beda dengan hari² biasanya.Ya , Ranesya memang dikenal oleh semua orang sosok yang periang , murah senyum.
" Udah gpp bantet aja , dari pada Ranesya kecakepan buat lu . ngak cocok," Jelas cowok jangkung itu ke Ranesya .
Ranesya, yang mendengar itu emosi di kepalanya langsung memuncak .
"Kurang ajar lu, jangkung!" Teriak Ranesya . sampai se-isi kelas gempar memperhatikan dirinya.
Cowok jangkung itu langsung melarikan diri , setelah mendengar teriakan dari Ranesya.
Ranesya yang merasa kesal , langsung menyusul jejak cowok jangkung yang melarikan diri dari dirinya itu .
Di koridor sekolah tak henti² nya Ranesya meneriakkan cowok yang ada di depannya. Cowok jangkung itu mempercepat langkah kakinya , sampai² ia tidak memperhatikan keadaan sekitarnya yang sudah mulai ramai di penuhi siswa - siswi.
Tiba- tiba , Brakkk benturan keras pun terjadi antara cowok jangkung itu dengan cewek yang tersungkur di lantai .
Cewek itu menahan rasa sakit, sambil memegang pundak sebelah kanan nya yang terbentur keras dengan badan cowok jangkung itu.
Cowok jangkung itu langsung menghampiri cewek yang tersungkur ke lantai . Ia, memberi uluran tangan untuk membantu cewek itu kembali berdiri.
Cewek itu perlahan pun bangkit dari lantai tempat dia tersungkur."Kamu , gpp? Ada yang sakit ngak? " tanya cowok jangkung, kepada cewek yang baru saja ia tabrak.
" Ia , gpp kok. Cuma nyeri aja," ujar cewek itu.
"Maaf ya aku ngak sengaja,"
" Iya gpp kok,"
Ranesya yang melihat sahabatnya baru saja menabrak seorang cewek sampai tersungkur ke lantai. Awalnya ia tersentak diam di tempat , saat melihat kejadian itu. Tapi, ia langsung bergegas menghampiri sahabat nya dan cewek yang di tabrak itu.
"Jangkung! Kan , dah gw bilang jangan lari² nabrak orang kan jadinya!" Ranesya menjewer, kuping cowok jangkung itu . sampai merah.
" Iya , yudah maap . tapi, lepas in dong sakit tau!" Ranesya, melepas jeweran kuping cowok jangkung itu.
Ranesya, menghiraukan cowok jangkung itu yang tak lain sahabatnya sendiri. " Hey, kamu gpp ? Maaf ya kamu sampai jatuh gara² sahabat aku ," Sapa Ranesya , sambil menanya kan keadaannya cewek itu.
"Iya , gpp kok. Cuma nyeri aja ," jawab cewek itu ke Ranesya .
"Yudah , ayo kita anter kamu ke UKS biar di obatin." Ujar Ranesya. Cowok jangkung itu langsung menuntun jalan cewek itu.
TBC.
Hay, gais.
Gimana, neh prolog nya ? Penasaran gak? Sebelum baca follow dulu ya , supaya kalian ngak ketinggalan pemberitahuan kalo aku update cerita , khusus nya cerita ini . dan, kalo kalian udah baca part nya. jangan lupa tinggalin jejak ( votment ) biar author semangat Up nya, Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why not?
Teen Fiction[ Follow sebelum baca ] Semua rasa menjadi satu Namun, tak menyatu. Dan, Rasa ku tak pernah kau hiraukan.