Chapter 1

165 15 3
                                    

Ini cerita pertama aku di Wattpad, jadi kalau kalian ada kritik atau saran tulis di kolom komentar yaa~

Selamat membaca "KALA SENJA"

.

.

Chapter I :TENTANG EMBUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter I :TENTANG EMBUN

Aku ingin mengulang pertemuan pertama kita. Andai aku bertemu denganmu lebih cepat   –Galen Abian Hafla-

Terlihat seorang gadis yang tengah tergopoh-gopoh turun dari kasur ukuran 120x200 itu. mengikat asal rambut ikalnya dan mengambil jaket bewarna beige yang selalu ia pakai. Ia membuka pintu kamarnya dan segera turun dari kamarnya, mengambil sandal jepit, dan melemparnya sembarangan. Gadis itu berambut hitam legam, dia tak hanya cantik, dia juga memiliki kepribadian ceria dan penebar kebahagiaan. Setiap ia tersenyum, atmosfer yang ada akan menjadi manis dan indah. Hanya saja ia sering ceroboh.

"Ma, Embun ambil seragam bentaran ya!" ucapnya sambil pergi menuju pintu utama.

Mamanya yang tengah bereksperimen membuat kue itu tidak menoleh, hanya mengangkat jempolnya. Mungkin sudah terbiasa melihat anaknya yang ceroboh itu. Mamanya sudah lelah. Merasa mungkin lebih baik melanjutkan karyanya yang mungkin kali ini berhasil. Gadis itu langsung membuka pintu, mengambil kunci secara paksa, dan langsung berlari. Tempat laundry Mpok Eni memang sedikit jauh dari rumahnya, tetapi keluarganya sudah berlangganan. Jadi mau bagaimana lagi.

Embun melihat dengan seksama ponselnya. Kompleks milik Mpok Eni didesain dengan semua rumah di kawasan kompleks harus sama. Tidak boleh diubah. Oleh karena itu Embun selalu tersesat saat dalam perjalanan menuju rumahnya. Hari itu, suasana sangat tidak mendukung bagi Embun. Gelap dan tidak ada orang sama sekali selain dia. Lampu penerang jalan dipasang berjauhan dan menyinari hanya satu sisi. Embun hanya bisa menatap ponselnya dan meneruskan perjalanannya.

Embun telah sampai di sebuah rumah dari puluhan rumah yang sama dengan rumah tempat ia berdiri saat ini. Ia segera membuka pagar dan mengetuk pintu, "Mpok, Embun mau ambil bajunya."

Keluarlah seorang wanita kisaran berusia 50 tahunan membawa sebuah kresek hitam berisi seragam Embun dan kakaknya, Abin. Embun segera menerimanya dan mengecek isi didalamnya. Ia tidak mau sampai ada yang tertinggal dan membuat ia harus kembali ke sana.

"Gak ada yang ketinggalan kan neng?" tukas Mpok Eni memastikan.

"Gak ada kayaknya, makasih ya Mpok!" awalnya Embun mengerutkan dahi saat mengecek bawaannya sekarang ia menatap Mpok Eni dengan senyum lebar miliknya.

Embun segera melambaikan tangan dan berbalik menghadap pagar tadi. Ia keluar kemudian menutup pagar yang sedari tadi ia buka. Menyusuri jalan yang sama dengan jalan yang tadi sudah ia tempuh. Berbelok di belokan kanan pertama, terus lurus sampai menemukan bundaran tanaman di tengah jalan. Lalu Embun berbelok ke arah kanan dan menemukan ada seorang pria dengan pakaian serba hitamnya. Lengkap dengan topi dan masker. Setelah melihat pria itu, Embun menjadi sedikit tenang. Setidaknya ia bukan satu-satunya orang yang melintas.

Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang