Chapter 2

71 10 2
                                    

Jangan lupa buat aktifkan lagu yang ada diatas supaya feelnya bisa dapet!

ini cerita pertama aku di Wattpad, jadi kalian kalau ada kritik dan saran, bisa tulis di kolom komentar ya~

Selamat membaca "KALA SENJA"

.

.

Chapter II : EMBUN DAN SENJA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter II : EMBUN DAN SENJA

Aku ingin bisa menghentikan waktu untuk dapat menghabiskan waktu bersamamu dan senja –Galen Abian Hafla-

Seiring hembusan angin, kini Galen hanya merasa hanya ada dia dan gadis yang sedang berlari yang berada di dalam lorong sekolah itu. Perasaan berdebar itu mulai menuntun Galen mengikuti gadis berambut ikal itu. pandangannya tidak bisa lepas dari Embun.

"Len! Lo mau kemana?" lelaki bernama Al itu memegangi lengan atas Galen.

"Hmm.." Galen masih menoleh-noleh ke arah lain. Dia sama sekali tidak menatap Al yang memegangnya dari tadi.

"Len! Udah masuk kelas ini. Lo mau kemana?" Al menggoyang goyong tubuh Galen. Al merasa ada yang aneh dengan Galen.

"Ohh oke oke. Yuk ke kelas," ujar Galen dengan sikapnya yang membingungkan orang-orang disisinya.

Tetapi Galen sampai saat itu masih belum juga beranjak dari tempat dia pergi. Tatapannya masih menghadap ke arah gadis itu pergi. Tak ada waktu lagi, Al langsung menarik tangan kanan Galen dan berjalan menuju kelas mereka.

"Maaf Pak, kami terlambat," ucap Al dengan kepalanya yang menunduk.

"Len! Lo ngapain? cepetan minta maaf ke Pak Dirga!" bisik Al. Al sudah tidak tahan lagi dengan perilaku Galen yang aneh dan merepotkan ini. Sejak tadi, dia menjadi suka melamun. Entah melamunkan apa.

"Hmm??" ujar Galen menoleh pada Al.

"Minta maaf ke Pak Dirga, tolol," bisik Al. Bisa-bisa mereka tidak dapat duduk karena ketololan Galen sekarang.

"Ohh oke oke, mana orangnya?" Galen menggaruk-garuk kepalanya. Al balas melotot ke arah Galen kesal.

"Langsung saja duduk Al. Dan Galen! kamu kerjakan soal yang di depan. Kalau kamu bisa, kamu bisa duduk," ujar Pak Dirga dengan tangannya yang menunjuk papan tulis bertuliskan 2 soal yang belum terjawab.

"Baik Pak," ujar Galen langsung berjalan ke arah papan tulis itu.

Galen mulai mengambil spidol dan mengerjakan secara cepat soal yang diberikan oleh Pak Dirga. Meski pikirannya saat ini masih ada pada gadis itu. Gadis itu merenggut akal sehat milik Galen.

"Sudah Pak," ujar Galen dan ia berjalan kembali menuju tempat dimana ia berdiri bersama Al tadi.

"Galen, kamu sudah bisa duduk! Lain kali kamu tidak boleh terlambat," tegas Pak Dirga. Pria berkumis tipis itu berjalan menuju altar kelas dan bersiap untuk melanjutkan pelajaran.

Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang