Cofession

880 70 8
                                    


Fanfiksi ini dideikasikan untuk merayakan ulang tahun Draco Malfoy-Potter (to me) yang ke empat puluh tahun. Saran dan/atau kritik sangat dinantikan di kolom komentar. Terima kasih semua, semoga kalian suka dengan bacaan kali ini.

~oOo~

Aula raksasa Kastil Hogwarts nampak ramai dipenuhi murid tahun keempat sampai ketujuh yang mengenakan busana terbaik mereka dalam menghadiri pesta dansa tahunan sekolah yang diadakan tiap semalam sebelum libur Natal diadakan. Langit-langit aula Hogwarts yang tinggi benar disihir untuk menampakkan pemandangan gugusan bintang sampai galaksi yang begitu menakjubkan dengan bulir kristal salju yang turun tanpa menggapai setengah bagian ruangan di bawahnya. Lampu-lampu chandelier yang disulap untuk melayang dan bergerak naik-turun pelan menjadi sumber cahaya menggantikan ratusan lilin ajaib yang melayang di tiap malamnya. Patung-patung hewan seperti burung dan naga pemegang obor sekarang digantikan dengan patung perak kemilau serupa patung yunani yang munjung-jung tinggi obor berapi putih keperakan. Empat meja panjang sekarang digantikan dengan beberapa meja bundar yang berjejer menepi dan membiarkan bagian tengah kosong. Di depan perapian yang ditutupi tirai putih tipis terdapat meja setengah lingkaran yang berfungsi menjadi bar. Kursi-kursi bar tanpa punggung dan lengan berjejer di sisi bagian luarnya, sedang di seberangnya—sisi dalam—berdiri dua siswa tahun ke empat yang menjadi pelayan bar—mereka adalah anggota kepanitian.

Harry yang hadir bersama dengan dua sahabatnya dan juga beberapa anak seasramanya yang lain menatap takjub akan keindahan ruangan yang ada di depan mereka. Tentu saja Trio Emas tidak kalah menawan: Harry hadir dengan setelan tunik militer merah dengan aksen hitam yang menutupi tubuh ramping-berotot hasil dari bertahun-tahun ia latihan Quidditch dipadu dengan jubah militer merah berbulu yang menutupi bagian pundak kiri dan terus jatuh sampai ke ujung jatinya. Kakinya yang jenjang dibaluri celana panjang coklat tua kehitaman dan sepatu mid-half boots hitam; Ron yang berdiri di samping kanannya mengenakan setelan tua yang memiliki banyak rumbai di beberapa bagiannya, seperti ujung kerah dan lengan jubah coklat yang sudah sedikit lapuk, juga di bagian kerah kemeja putihnya yang memiliki sangat banyak rumbai, sedang kakinya yang panjang dibungkus celana bahan hitam pekat yang sekitar satu nomor lebih besar dan sepatu biasa yang biasa ia pakai—jujur saja, Harry butuh sekitar satu jam lebih untuk meyakinkan sahabat merahnya ini untuk hadir ke pesta dengan mengenakan pakaian yang dikirim ibunya siang tadi; dan, untuk yang terakhir tapi bukan yang akhir, Hermione Granger yang berdiri di samping kiri Harry hadir dengan gaun a-line semi-square flutter-sleeveskuning dengan ornamen keemasan di beberapa bagiannya yang mengilap kala terterpa cahaya lampu nampak benar-benar memesona.

"Aku bersama dengan Fred. Kalian berdua bebas ke mana saja, tapi nanti kita ketemu di sini lagi," jelas Hermione langsung pada inti, memberi pengarahan pada dua sahabatnya sebagaimana seorang ibu yang memberi arahan pada dua anaknya. "Aku tak mau dengar kalian kena dentensi lagi karena kelakar ka—"

"Yes, Mom. Now,"—Harry memegang pundak Hermione dan membalik tubuh perempuan itu seratus delapan puluh derajat sehingga menghadap Fred yang sudah menungguinya—"kau bisa bersenang-senang dengan Dad," katanya sambil mendorong tubuh Hermione ke arah Fred yang langsung merangkul pinggang ramping pasangan dansanya itu.

Hermione tentu ingin bersuara, melanjutkan kata-katanya tadi, untuk mencegah dua sahabatnya itu melakukan hal-hal yang tidak diinginkan mengingat keduanya adalah orang terjail seantero Hogwarts setelah Fred dan George tentunya—jangan bandingkan dengan empat sekawan, mereka lebih tinggi tingkat-nya—tapi semua itu urung kala Fred mendahului ia dalam membuka bibir dan berkata, "Okay, boys. Daddy dan Mommy akan meninggalkan kalian berdua, jadi jangan buat masalah. No prank or pranks tonight." Pria berambut merah sepundak itu segera mengeratkan rangkulannya pada pinggang Hermione yang merona kemudian mengarahkan langkah mereka berdua ke pesta meja yang sudah bundar yang terletak di ujung ruangan, tepat di depan meja para guru.

ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang