01: Love at the First Sight

580 56 3
                                    

Jazz Goes To Campus, December 2018, Evening.

Jeffri, Yugi, Jeka, Fabian, Kelvin, Babas, Dika, dan Irham—atau biasa disapa geng FT ganteng—sedang asik santai-santai sambil menunggu acara Jazz Goes To Campus atau biasa disingkat JGTC dimulai. Ada yang sibuk dengan handphonenya—sedang memberi kabar pada gadisnya, ada yang menyalakan pemantik dan mengeluarkan kotak putih untuk sekedar nyebat, ada yang sibuk makan dan celingak-celinguk sedang mencari cewek cantik, dan ada yang sedang diam.

Hanya Jeffri yang terdiam. Manik matanya lurus ke depan, terlihat sedang memandang sesuatu. Yah, bukan sesuatu sih. Melainkan seseorang.

Yugi yang menyadari perubahan air muka Jeffri akhirnya menyenggol bahunya. "Woy, lo ngeliatin apa sih sampe segitunya?" Yugi pun langsung membuat arah pandang yang sama dengan Jeffri.

"Ah nggak ada apa-apa kok," tukas Jeffri. Yugi yang didalam darahnya sudah mengalir jiwa rasa ingin tahu pun akhirnya mengetahui apa yang sedang ditatap Jeffri.

"Wah Jef, sekali ini gue baru liat lo ngeliatin cewek. Gue kira lo homo."

Sontak Jeffri pun langsung mendorong bahu Yugi sambil tertawa, "Anjir yakali gue homo Gi."

Yugi berusaha untuk membenarkan omongannya, "Ya coba lo pikir aja ini udah semester akhir dan sampai sekarang gue belum pernah liat lo gandeng cewek."

Apa yang dikatakan Yugi benar. Jeffri—pujaan hati semua wanita—nggak pernah ada pikiran untuk pacaran selama ia kuliah. Hanya belajar dan organisasi yang ada di pikirannya selama tiga setengah tahun ini. Jangan ditanya banyak atau tidaknya cewek-cewek yang udah berani ngungkapin perasaannya ke Jeffri—sudah terlalu banyak. Tapi Jeffri selalu menolak baik-baik dengan alasan sekaligus pendiriannya, ingin fokus kuliah.

"Jadi, kenapa cewek itu?" Yugi pun memulai aksi kepo-nya tersebut. Pandangan Jeffri masih penuh dengan perempuan itu—yang tertawa lepas bersama ketiga temannya yang lain.

Cantik, batin Jeffri.

"Oh Jef, lo demen sama dia?" tahu-tahu Jeka sudah menginterupsi obrolan Jeffri dan Yugi. Fokus Jeffri langsung teralihkan, badannya langsung berputar ke arah suara tadi.

"Lo kenal, Jek?" tanya Jeffri dengan mata berbinar, berharap temannya itu tahu.

"Tau lah. Itu yang bareng sama dia mantan gue anjir, namanya Lisa," jawab Jeka.

Jeffri sedikit bingung dengan jawaban yang diberikan Jeka dan mengulang kembali pertanyaannya, "Yang mana yang namanya Lisa? Mantan lo atau dia?"

Mendengar kata dia membuat teman-temannya yang lain ikut nimbrung. Teman-temannya tidak percaya kalau akhirnya—selama tiga setengah tahun—akhirnya ada cewek yang ditaksir Jeffri. Cewek itu harus diberi penghargaan rekor MURI!

"Dia siapa Jef?" Fabian menginterupsi obrolan Jeffri dan Jeka. Matanya ikut-ikutan mengarah ke arah jam dua belas lurus, dan kembali melihat Jeffri, "Lo naksir yang mana?"

Desiran darah dari dalam tubuh Jeffri tahu-tahu mengalir ke telinganya, membuat telinganya sekarang merah padam, seperti langit petang kali ini. Ia mendistraksikan pandangannya dengan melirik jam yang ada di pergelangan tangannya, "Udah mau maghrib, solat dulu kali ya?"

"Dih anjriiittt kita semua lagi pada nanyain lo, loh? Sok alim banget make ngingetin solat!"

Jeffri tertawa sambil merangkul ketujuh temannya keluar venue acara, berjalan menuju mushola FEB. Walaupun sedang nonton acara musik—atau apapun itu—tetap sholat harus dijaga, dong.

Yah, Jeffri cuma harap-harap cemas setelah sholat nanti, Jeffri masih bisa lihat cewek itu lagi. Setidaknya lihat sekali saja. Kalau sempat, bisa tahu namanya.


Chasing RosesWhere stories live. Discover now