02: How Beautiful You Are

365 59 3
                                    

Jazz Goes To Campus, December 2018, Night.

Venue acara sudah mulai penuh dan ramai. Kedelapan cowok ganteng tersebut baru saja datang dari luar venue untuk masuk kembali ke dalamnya. Wajah mereka yang berseri-seri dan seperti memancarkan aura berbeda—membuat sekeliling menengok ke arah mereka. Berasa lagi lihat boyband. Padahal ini kan konser jazz, bukan konser kpop!

Jeffri masih ingin melanjutkan tatapannya yang terhenti. Cewek itu hilang, batinnya. Dengan rasa kecewa akhirnya ia mengikuti teman-temannya yang lain menuju tengah kerumunan demi bisa menonton panggung berisikan musisi-musisi papan atas tersebut dengan lebih jelas.

Penampilan pertama datang dari Saxx in The City. Teman-temannya yang lain bernyanyi bersama sementara Jeffri sedari tadi tidak fokus karena manik matanya masih mencari perempuan yang sedari tadi ia tunggu, namun tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Jef, nyanyi apa jangan ngelamun mulu! Kan lo yang ngajak kita kesini!" pekik Baskara di telinga kanannya. Jeffri menoleh, memperlihatkan teman-temannya yang sedari tadi juga memperhatikan gerak-gerik aneh Jeffri.

"Kalo jodoh juga pasti bakal ketemu, Jef. Kan lo yang bilang sendiri," teriak Yugi di telinga kiri Jeffri. Alam bawah sadar Jeffri tahu-tahu bangun, teringat dengan prinsip hidupnya tersebut.

Oh iya, benar juga.

Jadi Jeffri mencoba untuk melupakan sejenak perempuan itu dan asik bersenandung bersama ketujuh temannya yang lain—disambil tertawa sejenak—melupakan fakta bahwa ini adalah JGTC terakhir sebelum ia lulus semester depan.


---

Jeffri melirik jam yang terpasang di pergelangan tangannya—22.30, batinnya. Sampai jam sudah menunjukkan tengah malam pun, ia masih belum menemukan sosok perempuan yang dicari-carinya selama 4 jam belakangan itu. Tahu-tahu HiVi muncul dengan lagunya—Indahnya Dirimu.

Tahu-tahu juga—perempuan itu muncul di pandangan Jeffri. Jeffri tidak bisa menahan senyumnya yang merekah, bersama dengan dentuman dan irama lagu Indahnya Dirimu. Sorak sorai penonton tidak mengurangi fokus Jeffri yang masih tertuju dengan perempuan itu yang tengah fokus menatap panggung sembari asik tertawa bersama temannya.

 Sorak sorai penonton tidak mengurangi fokus Jeffri yang masih tertuju dengan perempuan itu yang tengah fokus menatap panggung sembari asik tertawa bersama temannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hei, kau yang berdiri di sanaTahukah 'ku di sini penuh tanyaOh mengapa begitu sempurnaHingga detak jantungkuBerdebar-debar dengan begitu hebatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hei, kau yang berdiri di sana
Tahukah 'ku di sini penuh tanya
Oh mengapa begitu sempurna
Hingga detak jantungku
Berdebar-debar dengan begitu hebatnya

Lagu Indahnya Dirimu sangat menggambarkan Jeffri malam ini. Jantungnya berdegup tidak seperti biasanya, pipinya yang putih cerah berubah menjadi sedikit kemerahan—mendengar lirik lagunya.

Angin seakan membawaku menghampirimu
Demi satu niatku selalu menjagamu
Tanpa tahu untuk apa 'ku membuang waktu

Kaki Jeffri tiba-tiba tergerak untuk mendekati perempuan itu. Namun ketika ia mulai berjalan meninggalkan tempatnya—tangannya ditarik Jeka.

"Mau kemana lo anjrit?"

Jeffri menoleh ke arah suara, membuat jawaban Jangan cegat gue plis, nanti gue kehilangan dia lagi dari raut mukanya.

Jeka sepertinya tahu apa yang sedang Jeffri ingin sampaikan dari wajahnya, karena setelah itu mata Jeffri terpaku lurus kembali ke arah perempuan itu.

Jeka tertawa pelan, "Wah, Rosie beruntung banget bisa naklukin cowok kaya lo, Jef."

Jeffri terperanjat mendengar namanya, "Namanya siapa?" Jeka kembali tertawa, dan mengangguk pelan.

"Roseanne. Cari aja sendiri, gue gamau bantuin lo walaupun sahabatnya mantan gue sekalipun."

"Emangnya gue minta bantuan lo?" Jeka terkekeh mendengar jawaban Jeffri, "Oh iya, lo mah gabutuh bantuan, paling seminggu juga langsung jadian lo sama dia."

Yugi tahu-tahu memutus obrolan Jeffri dengan Jeka, "Mau taruhan nggak Jek sama gue?" Jeka langsung mengambil ancang-ancang mundur, "Nggak deh Gi, males gue kalah mulu kalo taruhan sama lo."

Jeffri meninggalkan kedua temannya itu, dan berjalan perlahan mendekati Rosie—nama perempuan itu. Tiba-tiba saja Rosie menoleh ke arah Jeffri, dan sekarang mereka berdua tengah saling melempar pandangan satu sama lain.

Wajah mereka berdua terlihat memerah. Mereka berdua saling senyam-senyum sendiri.

Lagu HiVi Indahnya Dirimu ternyata masih mengalun di detik-detik terakhir lagu bahkan saat mereka saling bertukar pandang, benar-benar pemandangan yang indah.

Oh, andaikan dirimu
Dapat kumiliki sepenuhnya seutuhnya
'Ku 'kan selalu ada 'tuk dirimu selamanya

Akhir tahun 2018 dimulai dengan debaran tak karuan—cuma antara Jeffri dan Rosie.



Chasing RosesWhere stories live. Discover now