02 ; Jung Yerin Sialan

73 13 3
                                    

Setelah pergi dari rumahnya dan meninggalkan ayahnya yang mabuk dan menjadi gila sinbi pikir, kini sinbi membawa adiknya ke tempat sepupunya Kim Eunsoo. Dirinya harus pergi untuk menemui yerin dan sowon menepati janji mereka yang menemani yerin si manja itu.

Sinbi mencium kepala yemi tersenyum kepada adiknya. "Eonni akan pergi keluar sebentar, untuk sementara kau menunggu di sini dan yemi-ah eonni ingin kau tidak--"

"Aku mengerti, aku tidak akan menceritakannya pada yeji eonni" mengerti dengan apa yang akan di katakan kakaknya, yemi berbicara dengan tersenyum tipis. Dirinya sangat mengerti posisi sinbi yang sangat kesulittan dan tidak ingin membuat saudari mereka Hwang Yeji menjadi khawatir karena mengetahui apa yang baru saja terjadi.

Sinbi balas tersenyum dirinya merasa sedih juga melihat bagaimana keadaan yemi, di usianya yang masih kecil adiknya harus berbohong dan berpura-pura seolah tidak melihat atau tidak tahu kejadian-kejadian di dalam keluarga mereka.

Sinbi kemudian bergerak berdiri menatap eunsoo.

"Maaf aku merepotkanmu lagi" kata sinbi tidak enak karena pada dasarnya sinbi memang sering merepotkan eunsoo sepupunya untuk hal-hal pribadi seperti masalah yang sering terjadi di keluarganya.

"Yak! Sudah ku katakan akan kutambah hutangmu jika kau berkata begitu lagi" balas eunsoo berpura-pura memasang ekspresi kesal.

"Aku titip yemi di sini aku ada urusan di luar, sekali lagi maaf dan terimakasih eunsoo-ya" sinbi memeluk eunsoo dan di balas pukulan dari eunsoo di pantat gadis itu.

"Yasudah pergi sana, hati-hati"

Sinbi berjalan melewati jalanan kecil di komplek rumah eunsoo, terburu-buru karena sudah melewati jam janji mereka siang tadi. Lihat saja sekarang ponselnya terus saja berbunyi yang sinbi yakini itu adalah panggilan dari sahabat manjanya Jung Yerin.

Sinbi tidak ingin mengangkatnya dan memilih terus saja berjalan dengan langkah yang di percepat, namun suara ponselnya terus saja menganggu dan terpaksa harus mengangkatnya daripada membuatnya tidak fokus berjalan.

"Kenapa! Iya aku tau aku terlambat bisakah kau menungguku sebentar saja sepuluh menit, resiko karena memaksaku untuk ikut!" Berteriak kepada si penelpon yang di ketahui sahabat manjanya.

[Mengapa jadi kau yang marah! Baiklah kami menunggumu!!]

Sinbi menatap kesal ponselnya lebih tepatnya suara yerin yang baru saja berteriak padanya dan menutup sambungan tanpa permisi, terserahlah.

Sinbi melanjutkan lagi jalannya kali ini dengan sedikit berlari namun di belokan jalan dirinya hampir saja di tabrak mobil, oh sialan! Sinbi mengumpat orang tersebut dalam hati ketika dirinya yang di salahkan padahal jelas sang pengemudi yang mabuk dan sinbi rasa sedang bercinta bersama wanitanya dengan sambil menyetir.

"Hey jalang! Perhatikan jalanmu!!" Teriak pengemudi pria itu.

Hari ini benar-benar menjadi hari kesialan bagi sinbi, di mulai dari pertengkarannya bersama ayahnya lalu dirinya yang hampir di tabrak bajingan brengsek tidak tahu diri yang bercinta di dalam mobil dan sekarang ya tuhan. Bolehkah sinbi mengatakan bersahabat dengan yerin adalah kesialannya juga.

Di depannya seorang lelaki yah lumayan tampan namun matanya persis seperti lelaki brengsek lainnya menatap dirinya dengan penuh nafsu, sinbi rasa. Sudah beribu kata sumpahan dan umpatan jumlahnya yang sinbi rapalkan di hatinya semenjak bertemu yerin untuk pertama kalinya, yerin bilang menemani dia untuk mencari buku namun apa ini yang sedang dirinya hadapi.

Magic of the black bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang