m a v e r i c k

2.7K 256 134
                                    

(Mainkan multimedia untuk sensasi membaca yang lebih baik)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Mainkan multimedia untuk sensasi membaca yang lebih baik)

"Park Jimin!"

Koridor kampus menggema menyerukan nama itu. Seorang pria berlari cepat melintas, membelah koridor yang ramai sementara gerombolan mengejarnya dari belakang.

Tak ada ekspresi ketakutan darinya. Ia malah tersenyum lebar dan sesekali menoleh ke belakang untuk mengejek gerombolan pria di belakangnya.

Saat ia berbelok, Jimin mendapati jalan buntu. Beruntung, dinding disana tidak setinggi itu, sehingga mudah untuk Jimin memanjatnya. Gerombolan itu tidak selincah Jimin. Tubuh mereka mungkin besar, namun tidak lincah dan gesit. Langkah mereka pun terhenti saat melihat Jimin berdiri di atas dinding itu, menjulurkan lidahnya lalu melompat ke seberang.

"Akh!"

Salahkan kebodohan Jimin yang tak melihat keadaan karena saat ini ia menubruk seorang pria. Membuat posisi mereka sedikit ambigu dengan keberadaan Jimin di atas pria itu.

Jimin membeku, menyadari sosok di hadapannya. "Min Yoongi!"

"Bangun kau, ikan buntal!"

Jimin menampar pipi kanan Yoongi cukup keras lalu bergerak bangkit dan menatap Yoongi yang mengaduh kesakitan di bawah sana.

"Sialan! Sakit, tau!"

"Cih, lemah," ejek Jimin. "Alpha macam apa kau?"

"Diam kau, omega jadi-jadian!" kesal Yoongi sambil bangkit berdiri.

Jimin menepis celana yang kotor terkena debu. "Apa yang kau lakukan disini seorang diri? Dasar aneh."

"Kau lebih aneh," gerutu Yoongi. "Kenapa juga kau melompat dari atas?"

"Anak-anak Fakultas Teknik mengejarku," jawab Jimin sedikit terengah. Ia merogoh kantung celana lalu mengeluarkan sekotak rokok dan pemantik dari dalam.

"Sampai kapan kau mau mencari masalah dengan mereka?" tanya Yoongi dan ikut menyalakan rokok miliknya.

Asap mengepul dari sela bibir keduanya. Jimin memandangi kepulan itu lalu berkata, "Sampai mereka berhenti merendahkan omega sepertiku."

Yoongi tertawa sinis. "Kau seobsesi itu?"

Jimin mendecak. "Ini bukan obsesi. Aku hanya muak melihat mereka merendahkan kami. Kami tidak selemah yang mereka pikir. Kami bisa memegang kendali dan berkuasa bahkan jauh lebih dibandingkan seorang alpha."

Yoongi terkekeh pelan. "Jadi kau sedang mencoba untuk merubah jalan berpikir mereka seorang diri?"

"Kenapa tidak?" tantang Jimin.

Yoongi menghembuskan asap nikotin itu sekali lagi. "Yah, lakukanlah sesukamu."

Jimin menoleh pada Yoongi. "Kau sendiri juga tidak suka hal itu, bukan?"

maverick ▪️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang