Aku rindu padamu sebelum matahari hendak terbenam,
mencari tempat untuk menghangatkan rindu yang dingin.Ada sebuah tebing dengan pemandangan kota tempat ku tinggal, aku berdiri dan mataku berkaca-kaca.
Aku melihat dirimu, padahal kau tak ada.
Teduh sekali, kau bersandar pada bahu lelah ini.
Kau membelai wajah yang dibasahi air mata,
wajahmu tampak heran sebab wajahku di penuhi air mata yang sudah kering.Seketika kau langsung memeluk, tak ada yang lebih hangat selain pelukmu.
Tak ada yang lebih lembut dari kata-kata mesramu,
aku mencintaimu.Matahari terbenam, rindu telah usai.
Aku pulang dengan air mata yang masih saja menghujan,
karena peluk, belaian, dan kata-kata mesramu,
secara penuh ataupun separuh, bukan untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Kemarau dan Hujan
PoetryUngkapan keluh kesah kemarau kepada hujan dan sebaliknya.