Tulisan Terakhir

5 1 1
                                    


11 januari 2012

Siang itu, cuaca kota cukup lebih panas dibanding dengan hari-hari yang lain. seorang cewek yang selagi dari tadi mengetuk pintu rumah yang besar tak mendapatkan balasan. Sudah tiga hari ini, orang yang dicari cewek itu menghilang. Tak sekolah dan tak menemuni cewek itu. Merasa Khawatir dengan hilangnya orang itu, tadi pagi cewek itu berniat untuk mencari orang itu ke rumahnya. Sudah sekian kali ia mengetuk pintu tanpa balasan, ia pun terpaksa membuka pintu yang ternyata tidak di kunci.

cewek itu pun akhirnya masuk ke dalam rumah dengan celingak-celinguk mencari seseorang. Seperti suasa malam hari di tengah hutan. Keadaan rumah sangat gelap kotor dan tak berpenghuni. dia melanjutkan langkahnya ke arah gorden dan membukanya luas-luas. Seakan-akan sudah terbiasa dengan keadaan rumah orang itu. Tampak ia menekan beberapa saklar lampu dan rumah terlihat terang.

Menaiki beberapa anak tangga untuk sampai ke sebuah kamar , dia tampak heran dengan keadaan rumah yang dulunya sangat ramai dengan keluarga seseorang yang tengah ia cari dan para pembantunya. "Aldo...Al...Lo di mana sih" cewek itu tampak memanggil seseorang dengan memanggil nama Aldo. namun tetap tidak ada balasan. Ia mencoba membuka pintu kamar dengan pelan berharap ia melihat Aldo sedang terbaring tidur. "Aldo......" cewek itu membuka pintu dengan lebar, betapa terkejutnya ia ketika melihat kamar yang ai tadi panggil Aldo yang sangat rapih.

Heran gue. Tu anak kan kutukan pemalas. Kenapa kamarnya rapih bener gurau cewek itu sambil tersenyum sendiri. Legang dan senyap di dalam kamar itu. dia tidak menemukan siapa pun. Namun, ia melihat selembar kertas terlipat sebuah buku. cewek itu menghampiri buku itu dan ternyata itu buku diary miliknya yang tiga hari sebelumnya di pinjam oleh Aldo. "gue cari-cari ini buku. Ternyata ada di lo Aldo" dia membuka buku diarynya yang tampak using dan berdebu. dan membuka bagian tengah kertas yang terganjal oleh pensil.

"Bukan masalah kebahagian yang gue cari. Namun, sebuah kebenaran yang tertutup oleh sebuah pemersalahan keluarga. Bukan titik akhir yang gue inginkan. Namun, titik tengah dan siapa dalang dibalik permasalahan ini. Gue tahu pasti lo nyari-nyari gue kan. Gue pergi dulu yah. Maaf udah buat lo menunggu. Bye. Semoga kita bertemu lagi Stevani." Ini adalah tulisan terakhir yang Aldo tulis dibuku Diary cewek ini. cewek ini bernama Stevani. bukannya  sok baper. Namun, Air mata tampak berderai dengan maunya dan bergelantungan di ujung bulu mata yang cantik.

Stevani tak tahu apa yang dimaksud tulisan itu. Namun, ia tahu jika Aldo pergi meninggalkan Stevani tanpa berpamitan dan pelukan hangat. Karena Stevani tahu persis. Jika Aldo sudah mengeluarkan tulisan super lebaynya. Itu bertanda bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Aldo dari Stevani.

Sebenernya lo pergi kemana Aldo Stevani bergumam dengan lirih dalam hatinya. Stevani menghabiskan waktu siangnya dengan merenung dan menebak-nebak dimana keberadaan Aldo sekarang. Spakah Aldo sudah makan? Aldo tidur di mana? Semua pertanyyan berkecambuk di dalam hati gadis cantik itu. 

Ia merintih seakan hatinya tersakiti. Bukan untuk pertama kalinya Aldo seperti. Sudah beberapa kali Aldo datang dan pergi meninggalkan Stevani tanpa berkata. Gadis itu mencoba untuk berdiri namun dirinya lemah. Seakan air mata yang tadi mengguyur matanya meresap semua tenaga yang ada. Langkah demi langkah Stevani berjalan dengan hati yang kacau lo lagi-lagi ninggalin gue Aldo lirih dalam hati Stevani. Sudah di ujung pintu kamar, Stevani menutup kembali pintu kamar Aldo berharap esok ketika ia kembali. Aldo sedang terbaring kelelahan.

Berjalan terus dan melewati anak tangga, Stevani menutup kembali gorden yang tadinya di buka sendiri. Gue pulang dulu yah Aldo pamit Stevani sebelum ia benar-benar meninggalkan pekarangan rumah Aldo. Belum jauh berjalan dari rumah Stevani. Truuuttttt......handphone Stevani berdering. Ia takt ahu siapa yang menelpon namun ia berharap jika yang menelpon itu adalah Aldo.

"Stevani..." suara lelaki yang terdengar dari handphone Stevani. Tangan gadis itu. Mendadak kaku dan melepaskan handphone yang membuat terjatuh ke jalanan. Stevani terus terdiam dan matanya tampak berkaca-kaca.

Jangan-jangan Al......do.

ALDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang