Seorang cewek cantik Nampak ingin melintas dari sebrang jalan menuju gerbang sekolah SMA BAKTI JAYA. Kulit kaki yang putih dan berlari layaknya rusa cantik, cewek itu berlari yang membuat ramput Panjang yang terurainya itu terbang seperti bidadari. Merasa sudah sekat dengan trotoar. cewek itu memperlambat larinya dan berakhir dengan berjalan pelan. Ia tidak tahu jika sebuah mobil melaju kencang dari arah belakang. BRUUKK cewek itu terjatuh namun tidak sendiri. Seorang ciwok tampan nampat terbaring di pinggirnya dengan mengerang pelan. "Aw... sakit tahu. Lo enggak punya mata banget yah"
"bukannya terima kasih. Malah ngomel"
"Te..rima kasih. Maksud lo"
"Lo. Itu hampir ketambrak mobil tahu. Dasar cewek enggak punya rasa terima kasih banget"
Cowok itu langsung berdiri sambil menepuk-nepuk seragamnya yang sedikit kotor dan langsung pergi.
"HEYY...bantu in gue dulu napa" pinta cewek itu dengan sedikit nyolot.
"Bangun aja sendiri."
"Dasar. Cowok gak punya hati"
Cewek itu pun berdiri sendiri. Dengan rasa sedikit kesal. Ia berjalan menuju gerbang dengan menghentakkan kakinya karena merasa jengke dengan perlakuan si cowok itu. Berjalan dengan normal kembali dan tiba-tiba BRUUK... "aduh siapa lagi sih yang nabrak gue" untuk kedua kalinya, cewek itu kembali terjatuh dan sekarang bukan cowok yang nabraknya melainkan cewek. "Stevani......kenapa lo enggak minggir. Gue lagi buru-buru" sebut cewek itu dengan memanggil nama Stevani. Ternyata cewek yang barusan terbrak untuk kedua kalinya adalah Stevani.
"Lo yang salah. Bego"
"Gue darita udah bilang Awas. ,lo nya aja yang enggak denger"
"Udah..udah. gue enggak mau malah untuk kedua kalinya hanya untuk masalah ini"
"Lo udah jatoh dua kali Van." Tanya cewek itu yang ternyaat temannya Stevani dan bernama Lidya.
"Iya. Gue tadi juga jatoh sama cowok enggak bertanggung jawab"
"Lo dihamilin sama cowok itu Van" Lidya kaget setengah lapar (mati maksudnya) mendengar jawaban santai dari temannya yang super cantik itu. Namun, Stevani hanaya menahan tawa mendengar kesalpahaman teman yang rada budge itu.
"Loh. Kok lo malah ketawa sih"
"Maksud gue. Bukan enggat tanggung jawab itu, maksudnya ia nubruk gue terus langsung pergi"
"Ouh...kirain lo jadi cewek murahan."
"kamana wae ngomong teh"
Perbincangan itu pun selesai. Stevani dan Lidya langsung memasuki kelas yang kebetulan mereka berada dalam kelas dan ruangan yang sama. Stevani yang duduk di kursi paling depan yang otomatis langsung menuju arah papan tulis dan pintu. Kaget. Cowok itu kan yang tadi nabrak gue gumam Stevani yang hampir tidak focus kalau dari tadi Lidya memanggilnya dari kursi kedua.
"Van...Van....Stevaniii...." panggil Lidya yang membuat Stevani kaget.
"Apa sih lo.biasa aja kali manggilnya" sewot Stevani
"Ternyata bukan cuman gue yang buged. Lo juga"
"Apaan sih." Stevani tampak tidak terlalu menghiraukan Lidya dan langsung kembali membalikan badan. Stevani masih memikirkan siapa cowok itu.
"Van. Gue mau nanya"
"Nanya apa an lagi. Lidya"
"Cowok yang kata lo tadi nambal Lo. Canting enggak" Lidya Nampak penasaran dengan sosok yang tadi Stevani bahas sedikit. Stevani yang memamfaatkan moment ini untuk membahagiakan hati sendiri membuat cerita mengada-ngada.
"Cowok yang tadi.....wahh itu mah ganteng banget...dia juga udah punya pacar kayanya mah. Emang kenapa?"
"Diakan murid baru. Boleh dong gue tikung..hehe"cengir Lidya yang beakhir citakan tanagn Stevani di kepalanya. Sementara Stevani hanaya bisa mengangkat sebelah halis yang mengangguk pelan.
"Assalamuallaikum" sapa guru kelas 1 memasuki ruangan. Stevani yang tadi ngobrol bareng Lidya langsung kembali ke posisi duduk menghadap ke depan namun tertunduk yang otomatis tidak melihat ke arah papan tulis sedikit pun.
"Anak-anak sekarang kita kedatangan murid pindahan dari luar negri. Silahkan masuk" bu guru mengundang seorang cowok masuk kedalam kelas. Cowok itu gayanga super cool. Jaket levis hitam, rambut gaya cowok korea dan tas gendong di pakai sebelah. Pokoknya cool banget deh.
"Van liat deh ganteng banget..." Lidya mencolek punggung Stevani.
"Apan sih. Ogah ah." Stevani hanaya tertunduk yang ternyata sedang bermain worm zone di handphonenya (astagfirullah).
"Liat dong ganteng banget" Stevani mencoba melihat ke depan. Itukan cowok yang tadi nubruk gue pekik Stevani yang tidak sengaja menjatuhkan Handphone yang cukup untuk membuat suara yang mengundang seluruh mata seisi kelas melihatnya.
"Liat si Stevani salting" teriak dari arah belakang yang ternyata itu teman akrabnya Stevani. Zeni. Semua murid tertawa sementara cowok murid baru itu hanya bisa tersenyum sinis yang secara langsung terlihat oleh Stevani. Merasa malu dengan tawa seisi kelas Stevani hanya bisa berbalik ke belakang kembali duduk dan mengancam Zeni dengan tatapn yang sangat tajam.
"Sudah-sudah kenapa jadi libut" pak Gery mencoba menenangkan suasan kelas.
"Pak. Saya duduk di mana yah" tanya Aldo dengan nada yang lembut. Pka gery Nampak memutar bola matanya mencari tempat duduk yang kosong.
"Lida kamu boleh pindah ke belakang dan Aldo duduk di samping Stevani" pinta pak Gery.
Seakan Pak Gery menjadi propokator. Seisi kelas kambali ramai dengan tawa yang mengarak ke Stevani. "Pak jangan sama Lida dong di tukernya. Sama Cowok lagi aja Pak." Stevani tidak terima dengan keputusan pak Gery. Namun, keputusan tidak bisa terelakan. Keputusan Pka gery sudah bulat dan ia menyuruh agar Lida langsung bertukar posisi dan Aldo segera duduk I sebelah Stevani.
"Lida. Jangan tinggalin gue sendiri" Stevani memengang tangan Lida dan memohon agar ia tidajk pindah ke kursi belakang.
"Stevani...bapak segaja menyuruh Aldo duduk di samping kamu. Karena, kamu juga ketua kelas juga kan?" Pak gey mencoba mengikhlaskan hari Stevani.
"Iya. Pak" Stevani tidak bisa lagi mengelak dengan keputusan Pak Gery.
"Silahkan Aldo kamu duduk di samping Stevani" dengan lembut pak Gery menyuruh Aldo untuk duduk. Seakan ia tidak keberatan. Aldo langsung saja duduk dengan sigap dan langsung tersenyum kea rah Stevani.
"Apa sih lo. Jangan sok baik di depan gue" Stevani membuang wajah dari Aldo. Aldo hanya bisa tertawa kecil seakan ia suka dengan kelakukan Stevani.
Selang itu pak Gery langsung memulai pelajarannya dengan tenang dan hening sampai jam istirahat tiba. Tidak ada lagi kejadian adu mulut antara Stevani dan Zeni ataupun keributan dari Stevani dengan Aldo.
"Di cukupkan pembelajaran hari ini, sampai disini. Jangan lupa tugas yang di kumpul besok." Pak Gery langsung membereskan buku paket dan keluar dari kelas. Seperti bebas dari penjara. Anak-anak cowok dan cewek enggak mau kalah. Mereka langsung kocar-kacir. Ada yang berisiklah di kelas, kaya geng rival dan ada juga geng cewek yang diketuai oleh Hani dan sisanya ada yang tidur dan pergi kekantir untuk sekedar mencari udara segar.
"Gue. Pinjem buku paket lo dong." Aldo menodorkan tangan dengan tanda meminta. Tidak lupa juga ia meninggalkan senyum yang manis namun tidak untuk Stevani.
"Pinjem aja sama yang lain." Jawab ketus Stevani sambal beridir dan membereskan buku paketnya. "pelit amat sih." Aldo mencoba merayu Stevani dengan gaya anak kecil. "Lo itu udah gede. Bisa kan ngerti kalau enggak ya enggak" Stevani mulai jengkel dengan Aldo ditambah lagi kejadian yang tadi pagi.
"Oh iya. Lo belum minta maaf soal tadi" Stevani menghadapa Aldo dengan tanag di lipat di sekitar perutnya. "yang mana?" tanggap Aldo dengan menggaruk rambutnya. "dasar ya. Cowok itu emang pelupa dengan semua kesalahannya." Stevani langsung menarik Lidya yang berdiri di pinggirnya dan langsung keluar.
"Jangan kasar juga napa" Ringis Lidya sebelum menghilang dari balik pintu kelas. Sedangkan Aldo di tinggal dengan perasaan heran. Emang gue salah apa sama tuh cewek. Gumam Aldo sambil menyusul murid yang lainnya ke arah kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDO
RomanceJangan lupa following dulu yah :") ******** Namanya Stevan. Cewek cantik tapi galaknya ngalahin setan kena ruqiah. Bukan hidup serba kaya yang ia rasa. Namun, teman-teman yang sedikit idiot cukup memberikan warna di hari-hari nya. Namanya Aldo. Sis...