-Menyelamatkan lagi-

109 11 1
                                    

Setelah kejadian dimana deven diselamatkan oleh gadis cantik itu, Deven semakin di benci, malahan kejutan kejutan nya semakin banyak.

Seperti sebelum ia duduk tadi, deven sedang membawa buku tiba tiba ada yang sengaja membuat deven terjatuh. Hal tersebut malah membuat nya menjadi lelucon.

Tiba tiba ada yang menggebrak meja deven  dengan kencang lalu berbicara dengan nada tinggi.

"Lo bisa ngerjain tugas nggak! Kenapa nilai gue jadi 65? Lo tuh culun! Kan pinter! Lo mau gue di pandang jelek ya?!" marah nya pada Deven.

Deven menunduk. Ia tidak bisa melawan jika dengan dika. Salah omong saja pasti sudah di gebuki dan ditambah lagi pulang sekolah keroyokan.
-
"Kenapa diam? Lo mau jatuhin reputasi gue ha? Lo sengaja? Kalau lo sengaja.. " Dika langsung menarik kerah baju Deven.
-
"dik.. Aku gak sengaja dik" jawab Deven lirih. Deven tak berani menatap wajah Dika sekarang.
-
"Alah alasan!" Dika langsung menonjok deven tanpa ampun. Padahal tonjokan dari Hendri dan Alcam tadi belum juga sembuh.

Bugh!
BUGH!!!
BUGHHH!!
BUGH!

Deven terjatuh. Sekarang ia menjadi tontonan yang sangat lucu bagi mereka. Tidak ada yang peduli sama sekali.

Lucu palamu!

"Lihat aja! Pulsek lo masuk rumah sakit cupu!" Dika pergi meninggalkan kelas yang sudah ramai sekali gara gara ulah nya.

Kenapa selalu saja begini? Adakah keajaiban dihari esok? Semoga. Semoga saja dia cepat kembali. Deven mengeluh di dalam hati.

Deven mencoba berdiri dengan hati hati. Ia merasa seperti tidak mempunyai wajah lagi. Deven memegangi wajah nya didekat bibir yang berdarah.

Pagi tadi baru saja pinggir bibir nya di obati oleh gadis cantik. Tapi sekarang , luka nya kembali dan ia harus mengobati nya sendiri.

Gadis cantik yang membuat nya berfikir. Apakah keajaiban akan datang?

"Andai aku punya teman. Pasti nya aku jarang mendapat seperti ini" Gumam Deven .

"Alah pu! Halu lo tinggi banget sih!" Ejek Seorang gadis yang mendengar gumaman deven. Sharon.

Deven menoleh lalu menunduk. Benar, Deven berandai andai sangat tinggi. Tapi bagi orang biasa itu hanya biasa saja.

"atau lo ngarep Anneth yang ngebantu lo tadi pagi jadi teman lo? Hahaha imposible!" ucap sharon lalu menggebrak meja Deven dan berlalu pergi.

Anneth? Nama nya bagus. Cocok dengan fisik nya cakep. Tapi, sepertinya keajaiban akan datang. Batin Deven.

Terlihat siswa siswi panik. Oh, guru sudah datang ternyata. Pelajaran pun dimulai, Semua hening mendengarkan pelajaran.

Kring... Kring...

Bel pulang sekolah sudah berbunyi nyaring sekali. Seluruh siswa siswi sma garuda berbondong bondong keluar pagar.

"Neth, Chaa.. ke mall yuk!" ajak Joa.

Anneth dan Charisa yang berada di samping kiri dan kanan nya pun menoleh pada Joa.

"Ayuk aja sih. Gabut gue dirumah" Setuju Anneth.

"Iyaaa! Bokap gue keluar kota ngebawa adek gue" Ucap Charisa.

"Eh.. Eh.. Itu kok rame banget si. " Charisa menunjuk arah parkiran motor yang saat ini ramai sekali.

" eh itu lagi adu jatos woy!" pekik Joa terkejut setelah sedikit melihat kedian yang sedang pukul memukul.

Dengan tingkat penasaran yang sangat tinggi tiga sejoli itu masuk dalam kerumunan itu.

"eh, itu si otong! Yang gue tolongin itu!" Anneth menjadi heboh sendiri.

Struggle [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang