4

5.6K 811 231
                                    

Oikawa Tooru—Dia yang sangat narsis


"[Nickname]-chan, [Nickname]-chan! Lihat, bukankah sweater itu terlihat cocok denganku?"

Oikawa menarik tangan [Name] ke sisi ruangan satunya. Kemudian mengambil sebuah sweater berwarna abu-abu dengan garis-garis putih. Lalu diposisikan di depan tubuh tegapnya. Kemudian menatap [Name] seakan meminta pendapat.

"Bagaimana?"

"Bagus,"

Mendengar jawaban yang sama disetiap pakaian yang dipilihnya, pemuda berambut coklat memajukan bibirnya tak suka. Ia menatap [Name] yang sedang mengalihkan pandangannya ke arah sweater navy dengan pola gravity. Menatap tak minat—hanya sekadar menghindari tatapan yang Oikawa tujukan padanya.

Jangan salahkan gadis berambut ombre coklat itu. Memangnya siapa yang tidak akan merasa kesal jika dibangunkan di pagi buta hari minggu?

Hanya Oikawa Tooru—seorang oknum tak tahu malu yang bersikap egois yang mampu melakukannya. Ini baru hari kedua sejak Oikawa mengklaim dirinya sebagai pacar dan detik ini juga [Name] ingin memutuskan hubungan mereka.

"Ayolah [Nickname]-chan!! Biasanya perempuan yang ku ajak kencan pasti akan memilihkan pakaian, mengomentari penampilanku, kemudian pergi mencari pakaian perempuan yang cocok dengan yang kupilih—"

"Oikawa-kun," teguran bernada datar dari [Name] membuat sang pemuda berhenti berbicara. "Aku bukan penggemarmu. Atau gadis yang menyukaimu. Jadi apapun yang kau gunakan tidak ada hubungannya denganku,"

[Name] menyerahkan sweater navy yang sejak tadi dipegangnya. Oikawa menerimanya dengan tampang heran. Pemuda itu mengepaskan pakaian itu ditubuhnya. Kemudian menggeleng pelan saat dirasa tidak cocok. Karena gambar gravity di sweater itu berwarna neon dan terlihat sangat ramai.

"Bukankah ini terlalu ramai? Aku lebih suka yang polos!"

[Name] menghela nafas lelah. Tadi Oikawa menyuruhnya untuk memilih pakaian dan sekarang malah mengkritiknya. Gadis berambut ombre coklat itu menaruh kedua pakaian yang dipegang Oikawa pada tempatnya. Kemudian berjalan pergi ke foodcourt di lantai tiga.

Pemuda itu memanggil [Name]. Namun berakhir hanya diam mengikutinya dibelakang saat sang gadis sama sekali tidak ada niatan menoleh padanya.

Setelah memesan makanan, keduanya duduk berhadapan. [Name] menyantap makanannya duluan. Menghiraukan tatapan iri dari beberapa perempuan yang ditujukan padanya. Jujur saja, pemuda di hadapannya ini memang memiliki paras di atas rata-rata. Dan lagi, ia dikenal seantero Miyagi. Jadi [Name] tidak bisa menyalahkan mereka yang benci dengannya.

"[Nickname]-chan, boleh ku pinjam ponselmu?" Tanya Oikawa.

"Untuk apa?"

"Tukaran nomor! Makki hanya memberiku nomor telepon rumahmu,"

Ah, iya. Jika bukan karena telepon rumah tidak bisa di silent, maka [Name] pasti masih berada di atas kasur empuknya sampai jam sepuluh pagi. Hanamaki malah dengan sengaja memberi telepon rumah karena tahu kalau orang tua [Name] sedang berada di luar daerah. Ingatkan sang gadis bernetra emerald ini untuk menjewer telinga pemuda berambut pink-brown itu saat pulang nanti.

Gadis berambut ombre coklat itu menyerahkan ponselnya. Toh, di dalam ponselnya tak ada privasi penting. [Name] hampir tidak pernah mengambil foto selfie. Jika adapun pasti bersama teman atau keluarganya. Pesan masuk di ponselnya pun tak ada yang bersifat rahasia. Jadi [Name] merasa aman saja meminjamkan ponselnya.

"Rasanya aku tahu kenapa kau hanya mengatakan 'bagus' pada semua baju yang ku pilih,"

[Name] menatap Oikawa yang sedang menyengir. Pemuda itu menopangkan kepalanya dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya masih sibuk memainkan ponsel milik gadis bernetra emerald itu. Oikawa mengangguk-angguk sambil tersenyum puas.

"Kenapa?" Tanya [Name]. Senyum sang setter Aoba Johsai melebar.

"Tentu saja karena aku ini sangat tampan! Memakai apapun cocok untukku!"

[Name] facepalm. Ia hanya diam menatap datar Oikawa yang sekarang mulai mengoceh tentang betapa tampannya dia. Sang gadis menghela nafas untuk yang kesekian-kalinya. [Name] lebih memilih menyelesaikan makannya daripada mendengarkan celotehan tak penting dari pemuda di hadapan.

Pukul tiga sore Oikawa mengantar [Name] pulang sampai stasiun. Gadis itu mengucapkan terima kasih. Namun saat mau memasuki peron kereta, sang pemuda memanggil namanya. [Name] berbalik.

"Angkat telepon dan balas pesanku ya!" Setelah mengatakan itu, Oikawa berlalu sambil melambaikan tangannya.

Sampai di rumah, [Name] merebahkan dirinya di atas kasur. Entah kenapa tubuhnya terasa sangat pegal. Padahal kalau berkeliling mall bersama teman atau keluarganya, ia tak pernah merasa kelelahan. Bunyi getaran ponselnya membuat [Name] terkejut. Gadis itu mengerutkan keningnya saat melihat pesan dengan display name menggelikan.

'My Handsome Tooru ❤' tercetak jelas di layar ponselnya.

Dengan panik, [Name] beralih mengecek segala sesuatu yang kemungkinan di buka oleh sang pemuda. Memastikan tak ada hal aneh lain yang dilakukannya. Netra emerald-nya membulat sempurna saat melihat isi galerinya hampir penuh dengan wajah sang kapten voli Seijoh. Seketika teringat perkataan Oikawa sesaat setelah [Name] pergi ke toilet.

"Kamera ponselmu bagus ya,"

K--Aii : sEKOLAH ONLEN YA AMPUUUNNN MALAH BUKA WP. DASAR AKUU 😭😭😭😭

I Know You - Oikawa x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang