Happy reading.....
.
.
.
.
.Dia bukan Hawa ku yang sebenarnya ~ Jeffry, 2020.
========================***=========================
"Ayaaahhh...."
"Apa sayang?" jawab sang ayah menghampiri putri semata wayangnya.
"Ayah dari mana sih? Aku cariin dari tadi tau" sang anak mencebikkan bibirnya kesal.
"Kan tadi ayah udah bilang mau mandi dulu, masa lupa?"
"Masa sih? Kok Nara nggak denger ya?"
"Halahhh alesan aja kamu."
Nara nyengir, menampilkan deretan gigi yang belum sepenuhnya tumbuh.
"Ini kenapa kamu nyariin ayah?"
"Ayah dicari bunda."
"Yang nyariin bunda apa kamu, hmm?" ucap sang ayah menggoda putrinya.
"Iiih ayah mah.... bener kok ayah dicari bunda. Orang tadi aku disuruh bunda buat manggil ayah kok" jawab Nara kesal.
"Iya deh... nggak usah cemberut gitu. Terus ini bunda kamu mana?"
"Di depan."
"Yaudah hayuuk ke depan."
Nara menggandeng sang ayah menemui ibunya.
"Buuunnn" teriak Nara.
"Ihh... kalian kok lama banget?"
"Itu bun gara-gara ayah" Nara menunjuk sang ayah.
"Jeffryy...."
"Apa sayaang?" ucap Jefrry dengan senyum lebar, menampilkan cekungan di kedua pipinya.
Manis sekali.
"Dari mana aja sih kamu, hah? Dipanggilin nggak nyaut-nyaut. Bantuin sini ngangkatin potnya!" omel sang istri.
"Tadi lagi mandi sayang, jadi nggak kedengeran."
"Yaudah sini! Itu angkatin potnya kesana!" titah sang istri.
"Siap bu bos."
Jeffry mulai mengangkat pot berisikan pohon cabe dan memindahkannya ke tempat yang diperintahkan sang istri. Akhir-akhir ini memang istri dari Jeffry ini gemar berkebun. Bukan cuma cabe doang yang ditanem, tapi juga sayur-sayuran kayak bayam, sawi, tomat, pokoknya banyak deh. Pas Jeffry tanya alesannya kenapa pada nanem ini sayuran, katanya
"Biar ngirit Jeff. Jadi nanti kalau mau masak sayur tinggal metik, nggak usah nunggu Mas Junaedi lewat. Lagian ya ini tu bisa menghemat pengeluaran belanja bulanan. Sisa uang bulanannya kan bisa buat beli bedaknya aku."