Jogja dengan sapaan rintik hujan semalam
Aroma petrikor yang menyengat
Lubang-lubang air kecil yang masih menggenang
Aku berjalan pada jalanan kenangan
Membawaku pada peluk kehangatan
Membawaku pada tangis kesedihan
Karena kamu yang pergi sebelum sempat aku relakan
Meninggalkanku dengan sepotong kisah memilukan
Coba bayangkan, disetiap sudut Jogja
Aku terbayang dengan kita yang duduk berdua
Menikmati senja di pelataran Alun-alun Utara
Dan botol aqua yang selalu kita bawa kemana-mana
Bawa saja aqua, Dek. Biarkan aqua yang mampu mengobati dahagamu kala Mas tidak bertemu mengunjungimu Hahaha katamu waktu itu
Sekarang hanya kenangan yang mampu aku rasa
Hanya pilu yang datang tiap rindu itu menyelinap masuk tanpa mengetuk pintu
Andaikan angin bisa berbicara dan sunyi bisa bercerita
Salamkan rinduku pada dia yang sedang dalam peluk kasmaran perempuannya
Jogjakarta, 26 November 2019
@khalimskdyh
KAMU SEDANG MEMBACA
BHANU WAYAN MEHRUNISA
RandomSebuah puisi sebagai ungkapan perasaan yang seharusnya terucapkan