Prolog

162 24 72
                                    

Hari minggu yang cerah.

Namun kata cerah sepertinya tidak cocok untuk kedua pasangan yang tengah duduk bersama, menunggu pesanan bubur ayam mereka.

"Renjun"

"Hm"

"Renjunnnn"

"Hmm"

"Ihh Renjunnn! Kalo ada yang manggil itu nengok! Bukan cuma hamhem hamhem doanggg!"

"Bentar lah Ren, lagi fokus gue nya"

Yiren langsung cemberut melihat pacarnya yang malah asik bermain game di ponselnya itu.

Padahal pagi-pagi buta tadi, Renjun datang ke rumah Yiren dengan niatan ingin mengajak Yiren jogging bersama. Ah tidak, kenyataannya Renjun malah memaksa Yiren untuk menemaninya.

Namun sekarang, Renjun malah asik dengan game di ponselnya dan mengabaikan Yiren begitu saja.

Jadi, untuk apa Yiren mati-matian menahan kantuknya dan bangun dari tidur cantiknya hanya demi menemani Renjun yang saat ini malah fokus dengan game?

Pacar Renjun sebenarnya siapa? Yiren atau game? Kurang ajar memang Renjun.

•••

Setelah hanya terdengar suara seruan serta tembakan dari ponsel Renjun, akhirnya bubur pesanan mereka datang.

"Renjun makan duluuu"

"Iyaa bentar lagi, nanggung"

Yiren menatap Renjun sebal. Ingin menarik paksa ponsel Renjun, tapi Yiren tak ingin Renjun mengamuk.

Tak lama sebuah ide terlintas di kepalanya. Tangan Yiren bergerak mengambil mangkok sambal kemudian menyendokkan sambal berkali-kali ke bubur ayam milik Renjun.

Setelah itu Yiren memakan buburnya dengan tenang seperti tidak ada yang terjadi.

Akhirnya setelah beberapa saat Renjun pun menyimpan ponselnya lalu mengambil mangkok buburnya.

Namun Renjun langsung terdiam setelah melihat keadaan mangkok dihadapannya itu. Dia pun melirik Yiren di sampingnya.

"Ren..."

Yiren pura-pura tak mendengar, ia kembali melanjutkan kegiatan makannya yang tenang itu.

"Ren, gue tau lu denger"

Masih tak ada respon, Renjun pun menghela nafasnya.

"Yire--"

"Minta maaf dulu!"

Renjun kaget mendengar seruan Yiren yang memotong ucapannya barusan. Ia nampak mengernyit.

"H-hah? Minta maaf apaan?"

Tentu saja pertanyaan Renjun diabaikan oleh Yiren. Melihatnya, Renjun kembali menghela nafasnya.

"Yaudah yaudah gue minta maaf, sorry ya"

"Yang tulus dong!" Seru Yiren lagi.

Renjun menggertakan giginya menahan kesal, untung saja Yiren yang membuatnya kesal. Kalau Haechan yang melakukannya, entah hal kejam apa yang akan Renjun lakukan.

Pada akhirnya Renjun memilih mengalah dengan Yiren yang sedang dalam mode tuan putri itu.

"Iyaa Wang Yiren pacarnya Huang Renjunnn, Renjun minta maaf yaaa Renjun salahhh. Maafin Renjun yaaa" Ucap Renjun akhirnya menekan kalimat perkalimat dengan sedikit kesal.

Mendengar ucapan Renjun barusan, senyum Yiren lalu mengembang. Dengan gemas Renjun lalu menarik pipi Yiren.

"Ngeselin banget sih punya pacar"

"Ihh Renjun sakittt!" Seru Yiren mencoba melepaskan tangan Renjun dari pipinya.

"Makanya jangan ngeselin!" Seru Renjun lalu melepaskan cubitannya.

"Hehehehe maaff, makanya kamu jangan pacaran mulu sama game!"

"Iya iyaa pacarku sayanggg, terus ini gimana buburnya?"

"Ya kamu makan lahhh, gaboleh dibuang! Gak baik taukk buang buang makanann!"

"Lah ini sambelnya gimana anjirrr!"

"Hehehe"

Melihat Yiren yang hanya cengengesan, Renjun hanya membatin.

'Untung lo pacar gue ya anjing'

'Untung lo pacar gue ya anjing'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Click the little star to make it shine🌟

7 Moments with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang