Turning Point

4.1K 260 0
                                    

Owned by Masashi Kishimoto

Author hanya numpang pinjam karakter ^.^


Hinata merasakan badannya menyentuh empuknya kasur dibawahnya. Matanya terpejam, menikmati ciuman membabi buta dari pria diatasnya. Entah sudah berapa lama mereka berciuman, menghisap, menjilat dengan lidah yang bergelut. Dia yakin bibirnya pasti sudah membengkak sekarang.

Hinata sedang menghadiri pesta pertunangan Ino dan Sai beberapa jam yang lalu. Berkumpul dengan teman-temannya, dan dengan terpaksa meminum alkohol atas desakan Tenten dan Ino. Setelah itu, entah apa yang terjadi, hinata tak ingat apapun hingga akhirnya berada di ruangan serba hitam putih dengan cahaya yang redup ini.

Saat bibirnya terbebas, Hinata meraup udara sebanyak-banyaknya, meskipun sepertinya percuma. Dadanya terhimpit oleh dada keras pria di hadapannya. Tubuhnya panas. Sesuatu yang tak pernah dirasakan sama sekali dalam hidupnya yang sudah 25 tahun ini.

Dia melenguh, kepalanya pusing akibat alkohol yang diminumnya tadi. Tangannya masih berada diantara rambut pria itu, meremasnya pelan, merasakan betapa halusnya rambut digenggamannya.

"Hah hah, hah, Na-Naruto-kun.." ucapnya, matanya masih tertutup rapat, mencoba menyesuaikan dengan segala rasa baru yang terjadi dan juga meredam sedikit nyeri di kepalanya

Pria diatasnya menggeram, mencekal kedua tangan Hinata dari rambutnya dengan satu tangannya kuat, menarik kasar tangan kecil Hinata ke atas kepala Hinata. Sedang tangan yang satunya, mengangkat dagu Hinata. Pria itu kini duduk diatas perut rampingnya, tidak menempel, kedua lutunya menahan, agar tak menyakiti gadis dibawahnya

"Brengsek!" teriaknya dengan nada tinggi.

Hinata tercekat, suara ini bukan suara pria yang dicintainya. Suaranya datar, mencekam, dan menakutkan.

"Buka matamu, Hinata!" kini pria itu menyamakan wajahnya dengan wajah Hinata. Dari jarak sedekat ini, Hinata bisa mencium aroma mint dan pinus dari hembusan nafas pria ini.

Hinata mengernyit heran, bingung. Dengan cepat membuka matanya. Dan betapa terkejutnya saat mata hitam segelap malam itu menatapnya tajam.

Pria diatasnya ini adalah Uchiha Sasuke! Seseorang yang selalu Hinata hindari.

"Sa-Sasuke, A-a-apa ya-yang.."

"Jangan pernah sebut nama brengsek itu di depanku, Hinata!" cengkraman didagunya semakin mengerat, Hinata meringis pelan.

"Bagus! Jangan tutup matamu, manis. Lihatlah siapa yang akan memberimu kenikmatan!" dia menyeringai.

Mata Hinata melebar, "Sa-Sasuke kun, le-lepaskan!" Hinata gelagapan, mencoba memberontak. Namun jelas. Kekuatannya tak ada apa-apanya dibanding pria bertubuh tinggi dan tegap ini.

Hinata ketakutan, memikirkan apa yang akan terjadi padanya saat ini.

"Ck! Berhenti bergerak, Hinata" Sasuke berbisik di telinga Hinata, menggigit telinga itu, "Kau akan membangunkan sesuatu dibawah sana"

"Ti-tidak! Hmmmppph.."

Sasuke melumat lagi bibir gadis Hyuuga dengan beringas. Menggigitnya gemas, lalu saat Hinata tanpa sengaja membuka mulutnya, lidahnya menerobos masuk.

Tangan Sasuke tak lagi mencengkram dagu Hinata. Kini tangan itu beralih ke tengkuk Hinata yang lembut, mendorongnya agar terus mendekat ke wajahnya.

Ciuman itu semakin panas, saliva mereka berdua menetes sedikit demi sedikit. Sasuke hanya berhenti saat di membutuhkan oksigen, lalu sedetik kemudian melumat bibir itu lagi dan lagi.

OverflowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang