Love

4.3K 247 10
                                    

Sasuke masih menghentakkan tubuhnya dengan keras. Memaju mundurkan pinggulnya dengan irama yang sangat cepat. Hinata yang ada dalam posisi menungging hanya bisa mendesah, mencengkram bantal dan seprei dibawahnya.

"Ahn.. Ahn.. su-sudah, Sa-Sasuke" Hinata sangat lelah. Ini sudah ronde yang ke empat. Entah sudah berapa lama Sasuke menggagaghinya malam ini.

Hinata hanya bisa mendesah, berteriak, menerima semua yang dilakukan Sasuke. Lagipula, harus Hinata akui, setelah beberapa saat, dia juga merasakan gairah yang sama besarnya dengan pria yang menghentakkan pinggulnya ini.

"Ssss.. sebentar lagi, Hinata" Sasuke mendesis, menempelkan dadanya ke punggung lembut Hinata, lalu kedua tangannya yang besar dan kasar meremas dada besar Hinata yang menggantung, mencubit dan memelintirnya gemas. Sasuke menambah kecepatannya, membuat Hinata terkesiap.

Dengan satu dorongan yang keras, Hinata menjerit , "Ahnn!".

Dan Sasuke mendapatkan pelepasannya, "Uuuh.Hinata, aku keluar. Ah!"  Sasuke mendesis nikmat. Membiarkan cairannya keluar di dalam Hinata

Dia menarik kejantanannya, membawa tubuh Hinata yang sudah lemas, merebahkan tubuh mereka berdua diatas kasur yang sudah tak berbentuk. Menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua

Dengan kedua tangannya, dia memeluk Hinata posesif. Mendekatkan tubuh mereka berdua, membiarkan dada telanjang mereka bertemu tanpa sekat.

Hinata masih menetralkan jantungnya, mengatur nafasnya. Begitupula dengan Sasuke.

Setelah beberapa saat, irama nafas mereka mulai teratur. Keheningan memenuhi ruangan yang tadinya berisik itu.

Tangan Sasuke membelai lembut rambut lavender dipelukannya, meletakkan dagunya diatas kepala gadis mungil ini.

"Sa-Sasuke" Hinata memanggilnya dengan suara yang lirih. Merasa bimbang namun nyaman sekaligus saat Sasuke memeluk dan memperlakukannya lembut seperti ini.

"Hhn..?"

Hinata menjauhkan tubuhnya, mendongak untuk menatap Sasuke. Sasuke punya hidung yang mancung, alis yang tebal, mata hitam yang tajam dan rahang yang tegas. Tatapannya mempesona. Dengan terlambat, menyadari bahwa pria di hadapannya ini memang sangat tampan.

"A-anoo.. a-apa ya-yang kau katakan tadi itu nya-nyata..?"

Sasuke menghentikan belaiannya, menarik dagu Hinata, membawa wajah Hinata agar menatap wajahnya, "iya! Demi Tuhan, Hinata!. Aku benar-benar mencintaimu" jawabnya tegas

Hinata masih tak percaya, "Ta-tapi. Ka-kau.." dia berhenti sejenak. "Ba-bagaimana dengan gadis-gadismu, Sasuke..?

Sasuke mengernyitkan alisnya, bingung. "Gadis-gadis..?" Sasuke mendecih pelan. Sepertinya gadis, ah ralat, wanita di depannya ini termakan gossip-gosip tak jelas di luar sana.

"Dengar, Hinata. Aku tak punya hubungan apapun dengan gadis manapun"

Sasuke mendesah, melihat Hinata yang masih menatapnya penuh selidik. "Kau adalah yang pertama untukku. Dan selamanya akan terus seperti itu"

Hinata cukup terkejut, lalu kepalanya menggeleng pelan, "I-itu ti-tidak mungkin"

"Ck. Terserah kau mau percaya atau tidak, manis. Tapi aku bersumpah. Yang kita lakukan tadi adalah yang pertama untukku juga, sayang"

Sasuke sedikitpun tak menyesal menjadikan Hinata yang pertama untuknya. Justru dia merasa bahagia melakukannya dengan wanita yang dicintai. Lagipula, selama ini hanya Hinata yang bisa memenuhi fantasi-fantasi liarnya. Terbukti kan, bagaimana percintaan tadi sungguh panas, nikmat, dan penuh dengan gairah.

OverflowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang