Maylany salma.
Aku ingin terbang bebas ketika jadi burung, menyapa dunia yang belum kusapa dengan senyuman.Natalia ashah
mengertilah arti teman disaat senang maupun sedihnya, jangan jadikan aku mantan yang hanya dibuang disampah setelah putus. jadikan aku bayangan teman yang menghargaimu.Muhammad aldrich.
aku bukanlah seorang yang berhenti ketika koma, aku akan terus berjalan lurus hingga titik.
maka jangan pernah menjadikanku sebagai cahaya yang menyelamatkan hidup penderitaanmu, aku ini bukan tuhan.Muhammad zen.
aku bukanlah satu-satunya, aku bukanlah penyelamat, dan aku bukanlah seorang yang sial. jadi jangan samakan aku dengan kehidupan konyolmu.Allan leonhard.
aku adalah seorang asisten dari 2 pangeran tampan, 1 princess cantik dan 1 princess aneh. aku menghargai tuan rumah walau hanya sebagai asisten.*****
"kak aldrich, gimana caranya minjam novel ke kak zen?" tanyaku penasaran.Malam ini adalah malam kedua maylany bertanya lagi pada aldrich. aku adalah seorang gadis yang suka membaca comic atau biasa disebut kutu comic. dari tadi sore memang membaca comic, meskipun comic itu hanya buatan penaku yang jelek. menjelang malam aku berniat untuk merebahkan tubuh didalam kamar, tapi setelah itu hati aku membludak lagi pada koridor yang dipenuhi comic.
saat ini Aldrich tengah membaca buku novel, berjuang menggunakan matanya yang setia pada kacamata.
"diam!" katanya.
dengan wajah yang super duper serius kelewatan, saking seriusnya sampai gak nyadar kacamatanya udah miring.
"kak aldrich, tu kacamatnya miring!"
"sana² gak bisa konsen gara² kamu. huft~" oceh aldrich sambil menghela nafas kesal.
"emang urusan gue." akupun berjalan dan menyusuri koridor yang lumayan panjang. sayangnya koridor itu milik aldrich, aku sama sekali tidak tertarik karena semuanya dipenuhi novel tanpa gambar.
setelah aku melewati koridor panjang itu, aku berjalan kearah kiri dan berjalan masuk dikoridor lagi.
'coba kalau kak zen gak pelit, aku udah baca seluruh comic dikoridor ini. yakin deh!"
...
Aku langsung berlari kekamar zen setelah melewati koridornya. semuga vampir kutub itu tidak kesurupan, bisa-bisa nanti aku kena damprat sama mulut pedasnya.aku langsung menahan napas ketika menangkap bayang vampir kutub. kayaknya mending kabur aja deh, toh, dua hari yang lalu aku minjam bukunya sambil bawa mie kari, terus aldrich gak sengaja nabrak aku soalnya lagi kejar kucing, dan akhirnya comic zen ketumpahan mie kari gue. pengen gantiin tapi gak punya duit buat comic setebal itu, apalagi aldrich hanya memberi saran untuk mengubur comic agar gak kena marah, tapi kalau ketahuan, kan tambah parah lagi si vampir kutub.
kak aldrich! ini semua gara-gara kak aldrich babi! aku berteriak dalam hati menyalahkan ini semua karena Aldrich. sungguh rasanya maju mundur, kayak mending kabur aja deh.
aku langsung menghentikan kelakuan konyolku menggigit bibirku saat ujung matanya memincing ke arahku. sungguh, rasanya aku pengen pingsan. lututku dalam hati.
"ngapain kamu berdiri disitu?" suara zen menendang-nendang hatiku, jantungku seolah lompat dari tempatnya. jika aku bukan adikmu, kemungkinan aku dipastikan bakal kena heart attack setiap hari.
"Eee, anu kak zen, boleh-"
"gak!" ucapnya super irit.
belum aja selesai bicara, ucapanku udah ditebak dan dijawab. dadaku rasanya berdebar kencang, wajahku tampak pucat, namun hatiku mengejek.
'tch, jengkel banget gue sama cowok sok cool kayak kulkas gini. aku berdoa semuga aja suami gue gak sedingin vampir kutub sinting gila ini.'
***
"kak zen, boleh gue pinjam buku lo, satu atau dua aja, kalau bisa satu kertas comic-nya dirobek, nanti kalau selesai gue baca. bakal gue balikin, bisa dilakban juga kan!" bujukku keras. ini kedua kalinya aku ingin pinjam comic lagi karena kemarin gak dipinjemin, jadi aku malak lagi sampai diperbolehkan."huft~" menghembus nafas. mata zen memelas melihatku dengan wajahnya yang datar sedangkan maylany penuh dengan wajah berharap.
"jangan sampai kusut, jangan sampai rusak, buka bukunya jangan lebar-lebar, dan jangan lupa dikembaliin kalau udah selesai. dan ingat, kalau comic ini favorit gue, jadi gue gak bisa tidur tenang kalau belum baca comic ini." ucap zen sambil memberikan comic tebal favoritnya, gambar sampul dan judulnya unik.
sampai saat ini akhirnya aku berhasil menerima comic yang udah lama gue penasaran tapi gak pernah dipinjemin. jujur dan faktanya zen memanglah orang yang pelit, jadi yang tahu jangan beberin kalau emang bukan mulut ember.
"maylany... lo mau mie gue, masih hangat nih" seketika tampak leonhard sambil membawa mie indomie. aku hanya melihatnya aneh karena terlalu bersemangat, atau, jangan-jangan dia..
"kamu habis gajian ya, kelihatan kok.. soalnya muka kamu kelihatan bahagia." ucapku.
"kok tahu?" ucapnya sambil tersenyum.
"iya dong, sini mienya, bakal gue santap sekalian dengan mangkoknya."
aku langsung melakukan ritual pertama mengatasi perut kosong dengan mie; ambil mienya, pakai baju serbet, sendok udah siap ditangan kanan....
Jenjreeeeeeeeng.... sambil baca comic.
"Leonhard, kamu tahu apa yang bakal gue lakukan?" daguku terangkat dengan gerakan cepat, memberinya tanda jawaban yang tepat buat gue.
"bersiap bertarung dengan mie, babi ilegal." jawab leonhard sembari senyum ramah.
"tepat! waktunya bertarung!"
seketika tampak suara kucing ganas yang berlari, juga suara langkah yang begitu ribut. dia adalah aldrich, paling tampan dan paling lebay.
ngeeeeng!
suara kejar-kejaran antara pelaku(kucing) dan detective(aldrich), layaknya motor balapan.
Bruk!
aldrich menabrak tubuh maylany, karena tabrakan itu mie kariku tumpah dan membasahi seisi comic.
"gara-gara ni babi aldrich, gimana nih kalau kena marah si vampir kutub?" tanyaku dengan nada bergetar.
"kubur aja tu comic gak bakal ditahu kalau kejatuhan mie." jawab aldrich.
"lah kan, ini buku favorit vampir kutub, dia gak bisa nyenyak kalau belum baca ini buku."
seketika zen tiba-tiba hadir pada kita bertiga. jalannya tampak biasa, itu pertanda bahwa ia belum melihat kejadian menyedihkan ini.
"kalian kenapa?" tanya zen. heran ketika melihat aldrich, aku dan Leonhard berdiri rapi dan tegak didepan meja.
sepertinya zen telah melihat sosok bukunya yang terkena mie.
"gue beli tu comic dua, jadi buang aja. tapi sebagai balasannya gak boleh pinjam comic gue lagi." lalu pergi kembali kekamarnya dan mengunci pintu.
semenjak kejadian ini, maylany udah gak pernah lagi dipinjemin buku sama zen.
******
"okay, makasih udah makanin cerita gue dengan vote and coment kalian."
sebagian cerita diambil dari kisah2 asli.
udah.. good bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet family
Non-Fictiondisaat seorang telah menginjakkan tekad pada langkahnya, ia mampu menjadikannya sebagai kenangan, namun disaat telah memudar, akan menjadi sulit untuk menghapus air mata. disinilah ada yang mengubah catatan dengan pena bahagia, jangan hanya jadikan...