ix.

842 80 20
                                    

Setelah bersiap, aku langsung berjalan menuju tempat yang sudah dijanjikan Jake. Aku berjalan sambil memikirkan siapa sebenarnya Jake ini.

Aku sampai di tempat tujuan tak lama kemudian dan melihat tidak ada siapapun yang menunggu di taman, mungkin Jake belum datang?

Me : Jake, aku sudah sampai di taman.

Jake Austin : 5 menit lagi aku sampai, Evangeline.

Aku tidak membalas pesan Jake dan memutuskan untuk menunggu kedatangan Jake sambil duduk dan memainkan ponsel di salah satu ayunan. Aku benar-benar bersemangat untuk mengetahui siapa Jake. Mungkinkah dia pria tampan? Apakah aku berteman dekat dengannya? Apakah kita sebenarnya sering berbicara?

"Evangeline!" Suara pria dari seberang jalan meneriaki namaku. Dan saat itulah hatiku serasa berhenti berdetak, ini dialah. Ini lah Jake. Perlahan aku mendongakkan kepalaku dan memandang ke seberang jalan. Disitulah berdiri Louis, salah satu senior dan pria yang kusukai selama ini. Tak pernah terpikirkan olehku bahwa selama ini Louis juga menyukaiku.

Hatiku berdegup kencang melihat Louis menggengam satu batang bunga mawar di tangannya dan senyuman yang terukir di wajahnya. Dia menyebrang jalan menghampiriku. Tak dilihatnya sebuah mini bus yang berlaju kencang dari arah kanannya.

"Loui-" Terlambat, aku benar-benar terlambat. Badan Louis terlempar dengan keras dan bunga yang dipegangnya lepas dari genggamannya. Mobil sialan yang menabrak Louis tidak berniat sama sekali untuk berhenti dan membantu.

Saat itulah hatiku benar-benar hancur, mimpi apa aku semalam? Aku menarik nafas dengan tajam dan berlari menghampiri Louis dengan air mata yang membasahi pipiku.

"Louis! Astaga Louis!" Aku menjerit melihat badannya yang berlumur darah, aku mengangkat kepalanya dan membaringkan kepalanya di pangkuanku. Tangisku pecah semakin jadi melihat tubuh Louis yang terbaring sangat lemah.

"Tubuhku sakit,Evangeline. Semuanya sakit." Keluh Louis sambil sesekali meringis kesakitan, aku mengangguk pelan dan mengeluarkan ponsel dan menelpon ambulans untuk menyelamatkan Louis secepatnya.

"Tidak apa,Louis. Kau akan selamat. Tolong tetaplah bersamaku." Mohonku diselangi isak tangis. Aku mendekatkan tubuhku dan memeluk Louis dengan erat. Sesuatu di tenggorokanku membuatku sangat susah untuk bernafas. Tanganku bergetar mengelus pipi Louis yang sedikit kasar karena rambut-rambut kecil yang tumbuh disekitar pipi dan dagunya.

"Hi, aku Jake. Aku mencintaimu." Kata Louis diikuti dengan senyuman kecil. Aku tertawa kecil dengan caranya mengenalkan nama dengan nama Jake.

"Hi, Jake. Aku Eve, dan aku juga mencintaimu." Balasku, suaraku pecah dan aku mencoba untuk bernafas dengan normal, memaksakan senyuman terukir dibibirku untuk Louis. Louis tersenyum dan mengangguk pelan, aku mendekatkan kepala kami dan mencium bibirnya yang memiliki banyak luka dan darah. Saat aku mengangkat kepalaku, aku melihat Louis meneteskan air mata.

Sambil tersenyum ia berkata, "Kamu sangat cantik, Evangeline. Aku sangat mencintaimu."

Louis menghembuskan nafasnya dengan berat, tidak, ini tidak mungkin terjadi. Ia menutup matanya dan semua badannya menjadi rileks. Aku menggoyangkan badannya dengan keras dan mengeluarkan air mata.

Aku menjerit,memohon agar ia kembali berada disisiku, aku merasa hancur. Seseorang bangunkan aku dari mimpi buruk ini. Semuanya terjadi begitu cepat, aku merasa sangat...hilang.

"Tidak,tidak! Louis, tetaplah bersamaku! Louis!"

Pangeranku telah pergi.

-

Maafkan gue yang bikin Louis mati di cerita ini.
DAPET GASIH FEEL NYA? SEDIHNYA?
INI CERITA PERTAMA GUE YANG SELESAI TBH

VOMMENTS
Kissessss.

Texting ☆ l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang