Seoarang wanita ber-usia dua puluh tahun menatap kosong pantulan dirinya di depan cermin.
sudah sepuluh tahun berlalu dan dia belum bisa menemukan dimana adiknya berada dan siapa yang membunuh ayah, ibu serta adik kecil nya. wanita bernama lengkap Theresa Collin ini memejamkan mata nya mencoba mengingat kenangan buruk yang pernah ia alami
Sepuluh tahun yang lalu di San Diego, Callifornia ...
"Theres, bangun nak kau hari ini sekolah" ucap lembut Katrina Dilligham sambil mengusap rambutnya.
Theresa hanya diam tidak menjawab ucapan ibunya. Entah kenapa ia sangat membenci hari senin, baginya hari senin adalah hari dimana ia kembali menjadi manusia terpelajar yang sibuk degan berbagai kegiatan sekolah.
"adikmu Melvin sudah bangun, tinggal dirimu dan Marvin yang sangat susah di bangunkan" ucap Katrina sambal menarik selimut yang menutupi tubuh Theresa
"kalau begitu bangunkan saja dulu marvin, aku nanti menyusul" jawab Theresa bergumam
"baiklah jangan salahkan aku jika kau terlambat masuk sekolah" ucap ibu nya, setelah itu berdiri meninggalkan kamar Theresa.
Setelah Katrina pergi, Theresa baru membuka mata nya dan tiba tiba ia ingin buang air kecil , dalam setengah sadar Theresa mencoba berjalan kearah dimana dia harus membuang keinginan nya lalu setelah itu melakukan ritual pagi seperti biasa.
"aku sangat membenci hari sen-" ucapan Theresa terpotong ketika mendengar suara tembakan yang begitu keras ada di dalam rumah nya
Theresa yang kaget membatalkan niat untuk buang air kecil, dia berlari dengan cepat kearah pintu kamar, theresa ingin melihat apa yang terjadi di luar sana.
ketika hendak menarik handel pintu kamar supaya terbuka katrina sudah terlebih dahulu membuka pintu dan masuk lalu mengunci nya, theresa semakin panik melihat wajah sang ibu di banjiri air mata dan kepanikan
"bu ada apa?" tanya theresa bingung
Namun Katrina tidak memperdulikan pertanyaan nya, ia malah berlari kearah jendela kamar Theresa.
"theresa cepat kemari!!" titah Katrina dengan panik sambil menangis
"theresa cepat pergi dari rumah ini" ucap Katrina sambal membuka jendela kamar Theresa lebar lebar
"bu, ada apa sebenernya?" theresa mengulang pertanyaan yang tidak dijawab tadi sambil berlari mendekati ibunya, ia bingung kenapa ibunya melakukan hal ini dan ada apa yang terjadi di rumahnya
"theresa pergi dari rumah ini dan berlarilah sejauh mungkin "ucap Katrina sambil menarik theresa supaya keluar rumah lewat jendela
"aku tidak akan pergi sebelum ibu menjelaskan ada apa dengan semua ini" jawab theresa sambil menahan tangis, sungguh sebenarnya ia tidak sanggup menahan tangis karena melihat ibuya yang dibanjiri air mata dan kepanikan
"aku bilang per-"ucapan Katrina terpotong ketika mendengar suara pintu yang di gedor dengan keras
"Theresa, aku mohon padamu nak cepat pergi dari rumah ini, aku akan menanganinya sementara sampai polisi datang kerumah kita" lanjut Katrina pelan sambil mendorong tubuh Teresa keluar dari kamar melalui jendela
"ibu ada apa dengan semua ini, tolong ceritakan" pinta theresa kini ia sudah berada di luar kamarnya.
Kamar Theresa berada dilantai dasar dan jendela itu memisakan antara kamar dengan taman yang bisa langsung menembus ke jalan raya
"kita tidak ada waktu untuk hal itu theresa, cepat pergi dari sini sejauh mungkin, jika di kesempatan waktu kita bertemu kembali, akan aku jelaskan tentang semua ini" janji ibunya pada Theresa.
Kini air mata Theresa sudah tidak dapat dibendung, ia menangis tanpa suara di hadapan ibunya
"aku tidak mau, aku tidak ingin pergi sendirian, aku akan pergi bersama denganmu" ucap Theresa memohon pada ibunya,
"aku tidak bisa Theresa, salah satu adikmu masih berada dikamarnya, Theresa aku mohon, tolong per-" ucapan ibu nya terpotong ketika gedoran pintu semakin kencang dan membuat pintu sudah hampir terbuka
"pergi Theresa dan larilah secepat dan sejauh mungkin"
"aku mencintaimu theresa, ku mohon jangan menangis" ucap Katrina sambil mendorong theresa untuk pergi dari rumahnya
Theresa yang sudah tidak tahu harus bagaimana akhinya menuruti perintah ibunya. Ia berlari secepat dan sejauh mungkin dari rumahnya sambil menangis. Buliran air mata menutupi penglihatannya sampai sesuatu yang keras menghantam tubuhnya dan ia terjatuh dan tidak sadarkan diri.
"theres"
"theres"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODY DISGUISE (Penyamaran berdarah)
Mistério / SuspenseSeoarang wanita ber-usia dua puluh tahun menatap kosong pantulan dirinya di depan cermin. sudah sepuluh tahun berlalu dan dia belum bisa menemukan dimana adiknya berada dan siapa yang membunuh ayah, ibu serta adik kecil nya. wanita bernama lengkap...