2

10.3K 888 15
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN FOLLOW YA GAES 🤩

Normal POV.

Pagi ini jennie kembali untuk menemui kediaman ayahnya setelah hanbin menelponnya. Hanbin berkata dia juga dalam perjalan pulang ke rumah ayahnya.

"Ya aku akan datang lebih siang, siapkan saja semuanya" kata Jennie melalui telfon bicara pada sektetarisnya.

Jennie menghela nafas. Dia malas jika harus pergi ke rumah ayahnya karena dia tahu pasti akan terjadi sesuatu jika mereka pergi terburu - buru seperti ini. Apakah ayahnya akan memarahinya karena insiden kecil ditoko nya kemarin sore? Tapi apakah hanya karena dia sampai menelpon hanbin untuk menyuruh Jennie segera datang ke rumahnya, tidak. Pasti lebih dari itu.

Jennie hanya duduk dengan tangan di ponselnya ketika dia berada di rumah ayahnya.

"Jadi hari ini kau ada meeting?" Tanya ibunya seraya meletakkan teh hangat untuk putrinya itu.

Jennie mengangguk pelan.

"Ya, tapi mungkin sore hari." Jawabnya.

"Kau berusaha keras selama satu bulan ini sayang" Ibunya tersenyum pada Jennie.

"Terimakasih bu"

Tak selang berapa lama pria berusia lima puluhan itu datang menghampiri kedua wanita yang tengah mengobrol itu.

"Ayah, aku ada meeting sore-" Jennie berhenti ketika ayahnya langsung menyela.

"Aku tahu, tapi aku memanggilmu kesini bukan karena itu" Kata ayahnya.

"Lalu apa?"

"Video singkatmu berteriak pada seseorang ditoko rotiku sudah berada dimedia. Apa yang ada di benakmu Jennie?"

Jennie diam. Dia sudah mengira itu terjadi saat jisoo berkata disana ada seorang wartawan.

"itu hanya salah paham, aku hanya-"

"Apapun itu kau harusnya bisa menjaga sikapmu! Aku memintamu untuk melihat toko bukan untuk berteriak pada seseorang! Kau adalah seorang CEO sekarang kau tahu itu"

"Aku tahu .. Aku hanya tidak tahu kalau di sana ada wartawan"

Ayahnya memijat kecil pelipisnya dan menghela nafas kasar.

"Bicarakan ini dengan baik - baik , Jennie tidak tahu disana ada wartawan" Kata ibunya sedikit membela jennie.

"Lalu bagaimana jika tidak wartawan disana? Dia akan tetap berteriak pada seseorang? Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi terus, kau sudah dewasa hilangkan kebiasaan itu dan terlebih kau seorang bos sekarang"

Jennie tak menjawab dia hanya mengepalkan rahangnya seraya menunduk.

"Aku ada cara, biarkan aku bicara" Sela Suara seorang pria dari ujung pintu.

"Jadi Jennie, ayah sudah menerima banyak pesan dan email dari perusahaan lain dikorea dan mungkin sebentar lagi perusahaan luar juga akan mengiriminya pesan. Mereka melihat info tentangmu saat ditoko. Putri CEO seorang Kim's Corp marah - marah pada seseorang ditokonya sendiri. Itu sebuah hal negatif untuk dilihat banyak orang terlebih untuk perusahaan yang akan bekerja dengan kita. kau tidak ingin kerja sama kita dengan mereka gagal  kan? Maka dari itu satu - satu jalan adalah beritahu media bahwa orang kau teriaki itu adalah pacarmu. Suruh staff untuk mencari orang itu." Ucap Hanbin yang baru saja tiba. Ia berkata tanpa jeda.

Jennie menegakkan kepalanya melihat tak percaya apa yang ucapkan kakak lelakinya itu.

"Apa? Apa - apaan itu oppa! Tidak aku tidak mau, lagi pula dia wanita dan aku lurus!" Jennie berkata kesal pada hanbin.

My fiancee (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang