'{ P R O L O G }'

31 8 3
                                    

'{ P R O L O G }'


'{ h a p p y • r e a d i n g }'

Jam kosong memang salah satu surga dunia bagi para murid di SMA Rovelt terlebih pada jam pelajaran olahraga. Semua siswa bebas berkegiatan diluar kelas sesukanya selama itu masih dalam jam olahraga.

Hari ini ada dua kelas tanpa pembimbing dalam jam olahraga. Mereka semua berbagi lapangan di lapangan outdoor. Karena lapangan indoor basket tengah digunakan oleh kelas yang ada pembimbingnya.

Berbeda dari yang lain. Disudut lapangan dekat tribun ketiga cowok populer yang dikenal dengan nama 'Lit' itu sibuk tebar pesona dengan cewek-cewek yang mencari perhatian. Entah mereka merasa keren hingga menamai geng mereka dengan nama itu.

Masing-masing mereka memang keren karena jabatan-jabatan orangtuanya yang tinggi. Pertama, Adrian Dhika Rajendra. Dia adalah putra dari sang direktur SMA Rovelt. Tak heran, semua orang begitu patuh dan gak ada yang berani sama dia.

Lalu, Naufan Reyhan Azhari. Putra dari seorang direktur perusahaan batu bara yang tengah naik daun sekaligus donatur terbesar di sekolah ini.

Dan Dareno Nanda Dirgantara, Ayahnya juga seorang direktur perusahaan di berbagai cabang dengan saham terbesarnya.

Mereka semua adalah anak emas yang berlindung dengan kekuasaan orangtuanya. Semua yang mereka lakukan, baik ataupun buruk tak akan jadi masalah bagi guru dan murid disini. Karena semua dipandang dari kekuasaan.

"Auh!" ringis salah satu dari mereka yang bertubuh jangkung. Dia Naufan Reyhan Azhari. Sebuah bola basket tiba-tiba mendarat tepat dikepalanya. Lapangan mendadak hening dan semua mata terpusat ke arahnya.

"Wadhuu! Sakit tuh bang!" celetuk salah satu dari mereka yang lain. Dareno Nanda Dirganta.

Mata tajamnya menyapu seluruh lapangan outdoor ini. Mengira-mengira siapa orang yang berani mendaratkan bola sialan itu tepat dikepalanya?

"Siapa yang ngelempar ini bola ke kepala gue?!" Sentaknya mengangkat bola basket tadi.

"Duh! Siapa tuh yang ngelempar bola basket?"

"Ya Allah kasian jodoh gue!!"

"Halu banget anjir!"

"Jawab! Siapa?!" sentaknya sekali lagi.

Seisi lapangan seolah menulikan pendengarannya. Tidak ada yang berani menyahut.

"Siapa?! Jawab atau kalian semua yang bakal bermasalah sama gue!"

Mendadak lapangan menjadi ricuh dengan bisikan-bisikan orang yang menduga-duga siapa pelakunya. Mereka tidak mau bermasalah dengan salah satu anggota Lit karena sudah dipastikan hidup mereka tidak akan tenang.

"SIAP—"

"Gue,'' ucap seorang cewek yang mulai berjalan ke arahnya.

"Maaf."

Reyhan menatap nyalang perempuan di hadapannya. Bagai singa yang kelaparan, Reyhan siap menerkamnya. Ia tak pandang bulu. Cowok maupun cewek yang berani mengusiknya, sudah dipastikan tidak akan pernah tenang dalam hidupnya.

Reyhan berjalan mendekati cewek tersebut.

"Siapa nama lo?" tanya Reyhan yang semakin mengikis jarak diantaranya.

Reflek, cewek itu mundur perlahan. Ia mungkin risih karena jaraknya terlalu dekat.

"Kenapa mundur? Hm?"

Reyhan beralih menatap sebuah nametag di dada kiri cewek itu. Tersenyum mengeluarkan smriknya.

"Yasmina Nandya P" eja cowok jangkung itu.

•'SHIVVINES'•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang