Part 1

0 0 0
                                    

"Gila, gue capek banget anjir."

"Iya, anjir. Masa kita disuruh lari 8 puteran. Udah lah, mau pingsan aja gue rasanya,"

Yap. Benar. Mereka tengah selesai mengikuti pelajaran olahraga pada pagi hari ini. Tidak seperti biasanya, kali ini pelajaran olahraga sedikit lebih melelahkan dari yang sebelumnya. Mungkin guru mereka ingin mencoba sesuatu yang baru. Ah entahlah.

"GUE LUPA NGGAK BAWA BAJU GANTI," teriak seorang cowok dengan lantangnya. Ia lupa membawa baju seragam putih abu-abunya. Karena olahraga ada di jam pertama dan dari rumah ia sudah mengenakan pakaian olahraga, alhasil ia melupakan baju seragam putih abu-abunya.

Cowok tersebut nampak kebingungan. Padahal hari ini adalah jadwalnya guru killer mengajar di kelasnya dan bodohnya ia malah melupakan seragamnya. Pada akhirnya ia memutuskan untuk memberi pengumuman kepada teman sekelasnya barangkali ada yang membawa baju seragam cadangan.

"Guys, ada yang punya seragam dobel nggak? Gue lupa nggak bawa baju ganti nih," teriaknya di depan kelas dan dijawab gelengan oleh teman-temannya.

"Kaivan bawa, tapi baju batik, soalnya dia nanti jam istirahat kedua sampe jam pulang mau take photo," kata seorang temannya yang biasa menjadi fotografer sekolah.

"Lo tau nggak dia di mana sekarang?"

Cowok bernama Adam tadi mengangguk. "Masih ganti baju keknya, samperin aja, Resh,"

Mendapat jawaban tersebut, cowok yang dipanggil 'Resh' itu mengangguk dan berjalan keluar kelas menuju kamar mandi pria. Tetapi saat di jalan, ia mendadak bingung dan resah harus bagaimana.

Masalahnya yang akan ia hadapi adalah Kaivan, cowok pendiam, asosial, dan tak suka bergaul dengan siapa pun. Bukannya Reshka takut karena berhadapan dengan manusia dingin seperti Kaivan, tetapi lebih ke arah gugup.

Sesampainya di kamar mandi, ia tak melihat siapapun yang berada di sana. Kamar mandi laki-laki terlihat sangat sepi. Sialan, Adam membohonginya.

Saat Reshka ingin berbalik meninggalkan kamar mandi, ia mendengar suara guyuran air, sepertinya ada yang tengah mandi. Reshka bertanya-tanya dalam hati, apakah itu Kaivan atau orang lain?

Ia ingin mengeluarkan suara hendak bertanya, tetapi diurungkan karena lagi-lagi ia takut jika seseorang di dalam sana bukanlah Kaivan yang merupakan teman sekelasnya. Yah walaupun sekelas, tetapi Kaivan sangat jarang berbicara dengan dirinya.

Pada akhirnya, Reshka memilih menunggu Kaivan atau seseorang di dalam sana untuk selesai mandi. Tetapi baru semenit saja rasanya Reshka sudah sangat bosan. Akhirnya, laki-laki itu memilih untuk mengeluarkan suaranya.

"Lo yang di dalem siapa? Kaivan?" tanya Reshka kepada seseorang di dalam bilik tersebut.

Hening.

Reshka tak mendapat balasan apapun. Reshka mulai merutuki kebodohannya karena bisa saja di dalam sana adalah siswa lain dan bukan Kaivan.

Tidak lama kemudian ia mendengar pintu dibuka dan ia melongo melihat Kaivan yang tengah telanjang dada dengan butiran air yang tersisa di badannya. Reshka menelan ludahnya dengan susah. Mengapa Reshka harus melihat pemandangan seperti ini? Padahal dirinya sendiri juga mempunyai tubuh yang sama indahnya seperti milik Kaivan.

Beberapa detik kemudian, Reshka tersadar karena Kaivan memilih memakai seragamnya. Untungnya, Kaivan cepat-cepat memakai seragamnya sebelum Reshka semakin melongo menatap tubuh Kaivan.

Ayolah, Kaivan laki-laki normal. Siapa yang tidak risih ditatap seperti itu, apalagi mereka satu gender.

"Kai, kata Adam lo bawa baju batik? Mmm... Gue boleh pinjem nggak?" ujar Reshka pada akhirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different PathsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang