sweet floral (2)

6 0 0
                                    

Tak lama setelah itu Dimas datang, jangan kalian bayangkan kalau dia akan membawa mobil sport. Ya tapi untuk ukuran manusia seperti Dimas nampaknya tidak mungkin kalau ia tidak memiliki mobil sport. Kalau bisa aku gambarkan bagaimana Dimas itu. Dia itu tinggi, kulitnya cukup putih, pakaiannya sih terlihat seperti high class tapi ia mencoba untuk tampil sederhana. Mengerti tidak kira-kira?? Kalau kalian mengerti bagaimana postur tubuh anak basket, ya Dimas seperfect itu. Ya entah bagaimana aku bisa bertemu dengan orang seperti Dimas ini. Mungkin karena sifatnya yang humble dan murah senyum juga baik hati dia jadi sangat di gemari oleh mahasiswa lain ya terutama para mahasiswi dari penjuru kampus. Tapi rumor nya ia tak mudah untuk didekati oleh perempuan dan temannya pun lebih banyak laki-laki. Dan rumor lainnya ia selalu menolak para wanita-wanita yang dengan kepercayaan tinggi mereka untuk menyatakan perasaanya terlebih dulu kepada Dimas. 

Bagai kisah di Dongeng atau Cerita Novel, seorang gadis biasa bisa dekat dengan seorang laki-laki bak pangeran. Tapi di tengah lamunanku yang asik membaca buku, tiba-tiba datang sorot cahaya lampu dan bunyi clakson. Ya benar, itu Dimas. Ia datang dengan mobil sedannya, kecil mungkin tapi aku rasa itu sangat nyaman. Terlebih hanya dipakai untuk seorang diri. Dimas pun menurunkan sedikit kaca yang ada di seberang bangku supir. Sembari memberi perintah agar aku masuk. Dan aku pun masuk, lalu duduk di kursi belakang. Sontak laki-laki itu menegurku sambil bermaksud untuk bercanda.

" Dengan mbak Dinda? Lokasinya sesuai aplikasi ya mbak? " 

" Apasih Dim, udah kayak taksi online aja" jawab Dinda dengan wajah lugunya

" Yaampun Dinda, gua menawarkan diri untuk mengantar lu pulang tapi bukan sebagai supir yaa" 

" eh trus saya harus gimana?" tanya Dinda

" Ya lu pindah duduk nya jadi didepan Dinda di samping gua sini. Gua ini bukan supir lu ya ampun. Lagian lu ini mahasiswi tingkat berapa sih?"

" EH, iya maaf-maaf. Kalau begitu saya pindah. Lain kali gak usah antar saya pulang lagi, saya suka naik bis dibanding harus merepotkan orang lain."

" Ya lagian siapa juga yang mau nganter jemput lu tiap hari nyonya" jawab Dimas dengan maksud bercanda

" Ih yaudah, kamu gak usah jadi antar saya. Saya mau naik bis aja."

" Eh kok ngambek? ahahhaah"

" Kok kamu malah ketawa sih? emang ada yang lucu"

" Iya, lu lucu. Udah gua ajak pulang bareng duduknya di bangku belakang, trus sekarang gua bercandain malah ngambek. Kok ada ya manusia kek lu hahah" Dimas masih tertawa dengan bahagianya sedangkan Dinda sudah dengan Mode badmood tingkat dewa.

" Saya turun di Halte depan itu ya!!"

" Lah kok turun disitu? emang rumah lu sedeket itu dari kampus?"

"Engga, saya mau turun disitu aja"

"Duh Din, lu masih marah ya? maaf deh gua cuma bercanda kok sumpah. Gua anter lu sampe rumah ya? Udah malem juga, gak baik cewe pulang malem sendiri."

" Biarin aja, lagian saya gak minta kamu buat antar saya."

"Din denger ya, dulu gua pernah kehilangan orang yang gua sayang banget. Karena gua ngebiarin dia pergi sendiri. Dan itu membuat gua menyesal seumur hidup Din. Jadi gua harap lu mau ya gua anter sama rumah. Gua janji akan nganter lu dengan selamat."

" hmm, oke"

Dan seketika suasana menjadi hening setelah Dimas menceritakan sedikit kisah nya. Dalam lamunanku sambil melihat suasana kota dari balik jendela mobil Dimas, aku berfikir. Siapa orang itu? apakah Orang Tuanya? atau Adiknya? Saudaranya? Atau bahkan Pacarnya? Pasti Dimas punya rasa bersalah yang sangat dalam. Tapi ditengah lamunanku, ia membuka percakapan.

" Duh jadi awkward gini. Sorry ya Din, tiba-tiba ngajak lu pulang bareng, trus bikin lu jadi badmood dan tadi gua malah ngomong ngawur."

" Iya gak apa-apa Dim, saya paham kok." aku melirik ke arah kanan dimana Dimas berada. Memegang kendali setir dengan serius di campur dengan wajah yang berubah menjadi sedikit murung.

" Dim?" tanya ku

" Iya?" jawab nya

" Hmm."

" HMM APAA? kalau mau tanya ya tanya aja. Gak usah hmm hmm man."

" Itu kalo boleh tau, siapa orang itu? "

" Orang? orang apa maksudnya?"

" Itu yang tadi kamu ceritain?"

"hm"

" Aku paham kok kalo kamu gak mau cerita, bukan hak aku juga untuk tau."

" Nanti juga lu bakal tau kok Din. Tunggu waktunya tepat ya? mau kan nunggu?" kata Dimas, sambil melihat ke arah ku sejenak dan sontak membuat ku kaget dan menganggukkan kepala. Entah sihir apa yang sudah ia berikan padaku.

" Hm Dim?"

"Apalagi Dinda??"

"Mampir ke tempat itu bentar yuk? Laper nih heheh" pinta Dinda sambil menunjuk tempat makan yang sangat digemari semua orang. McD.

"Duh, emang ya cewe kalo abis ngambek bawaannya laperan. ahhaha"

"Yaudah kalo gak mau gak usah. Aku emang gak tau diri ya Dim?"

" HAHAH bercanda Din. Lu baperan amat jadi manusia" seketika Dimas ingat seseorang yang telah lama pergi meninggalkannya akibat kelalaiannya sendiri dan ia merasa perlu untuk mengabulkan keinginan Dinda.

"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

All About ME or  About YOUWhere stories live. Discover now