something new

92 18 2
                                    

.
.
.
.
.
.

Jennie pov

Aku berdiam diri di depan cermin sambil menatap seragam sekolah dengan malas.

"Seragam baru lagi." gumamku kesal lalu mengambil tas dan pergi ke dapur untuk sarapan.

Tanpa menyapa siapapun aku langsung duduk manis disamping ella. Ella yang menyadari itu tersenyum lebar padaku, akupun membalasnya.

"Eonnie! Kenapa seragam sekolah nya selalu berbeda setiap bulan?" tanyanya imut.

"Hm?" tanyaku balik berpura pura tidak mendengar pertanyaannya. Tatapan eomma yang duduk berhadapan denganku sangat menyeramkan. Aku mengerti maksudnya.

"Ella, cepat ambil tas mu. Appa sudah ingin berangkat."  ujar eomma lalu kembali menatapku tajam.

"Ne." ella langsung beranjak pergi dari kursinya. Aku memutar bola mataku malas.
Eomma menghela napas panjang.

"Ini sekolah terakhir kamu. Jangan membuat masalah lagi disana. Setelah ini eomma tidak akan menyekolahkanmu jika kamu seperti ini terus." Aku masih terfokus pada makanan dan ponselku. Tidak menghiraukan perkataannya.

"Jennie! dengarkan eomma!" bentaknya.

"iya dengar." timpalku.

"Aku tidak akan pernah membuat masalah di sekolah kalau bukan mereka yang menyerangku duluan." kataku dengan suara kecil. Eomma  itu aneh, ia lebih memilih percaya pada orang lain dibandingkan anaknya sendiri.

"Sanksinya banyak jennie. Kamu tidak bisa berbohong pada eomma." jawabnya memancing emosiku. Aku malas ribut pagi ini.

"Terserah eomma." ucapku kesal sambil membanting sumpit. Belum sempat makanannya habis. Aku langsung bangun dan pergi ke arah parkiran. Menyalakan mobil lalu menancapkan gas menuju sekolah baru.

Kenapa mereka semua membenciku?  membuatku takut. Mendengar mereka bergosip tentangku dibelakang saja sudah membuat bulu kudukku merinding dan Merasa sesuatu hal buruk akan terjadi padaku.

Aku tidak habis pikir dengan pemikiran mereka. Aku tidak pernah berbuat salah pada mereka. Tapi mereka malah memfitnahku yang tidak tidak.

Selalu aku yang menjadi incaran pertama mereka.

Harapan terbesarku yaitu hidup tenang tapi, semua itu hanya halusinasiku Karena masalah mulai menyelimutiku sejak 2 tahun yang lalu.

Dan merubah semua alur kehidupanku.

...

Mobilku mulai memasuki kawasan sekolah dan menjadi sorotan banyak murid. Angin sangat kencang pagi ini membuat rambutku melambai lambai ketika keluar dari mobil. sepasang mata terus memperhatikanku.

"Gila, lamborghini."

"Murid baru ya?"

"Anak sultan."

"Imut banget."

Begitulah bisikan yang kudengar sepanjang lorong arah ruang guru. Mereka memujiku diluar tapi mereka membenciku di dalam.

Seolah olah mereka menusukku dari belakang. Sakit itu akan bertahan lama, Karena mereka tidak akan pernah berhenti menusukku semakin dalam.

"Target baru."

"Anak baru udah jadi famous aja. Mau dibully seantero sekolah ya?"

Love You Like CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang