"Sudahkah portalnya diurus? Tidak ada kerusakan sedikit pun, kan?""Tidak ada, kok. Semuanya sudah siap. Selanjutnya kamu tinggal membawa objek uji cobanya kemari. Setelah itu kita akan menjalankan proses pengiriman."
"Aku rasa Kak Qia dan Kak Alex pasti sudah sangat kelelahan. Membuat proyek sebesar ini selama 7 tahun itu bukan waktu yang singkat. Maka dari itu, bagaimana kalau prosesnya diserahkan saja padaku? akan lebih baik jika kalian beristirahat saja dan memantaunya dari jauh." ucap sang adik dengan senyuman simpul yang sangat bermakna.
"Ah terima kasih ... selama ini kau telah banyak membantu kami. Semoga saja proyek kali ini sukses besar dan akan dilirik oleh ilmuan ternama."
"Tentu saja! Usaha kakak selama 7 tahun tidak akan sia-sia! Aku menjamin hal itu. Kakak, kan, ilmuan yang sangat jenius. Aku percaya kali ini pun akan sukses!"
"Ya, sekali lagi terima kasih atas bantuan dan semangatnya. Kalau begitu kami izin beristirahat dulu. Semuanya aku percayakan pada kalian, Shelly! Harley!"
"Yep!"
Qianne dan Alex pun meninggalkan ruang laboratorium dan berjalan menuju ke ruang kontrol yang terletak diatas basement ini.
Sesampainya disana, mereka berdua berbincang-bincang santai membahas persoalan eksperimen yang sebentar lagi akan selesai.
"Aku sangat senang sekali! Akhirnya portalnya sudah jadi. Aku harap tidak ada kendala dalam penerbangan nanti. Aku masih tidak menyangka kita bisa membuat proyek sebesar itu. Mengingat risiko dari project ini lebih besar daripada keuntungannya membuatku merasa kita sudah berhasil melewati batas kemampuan kita. Seandainya si objek berhasil sampai dimensi buatan dengan selamat, dengan begitu manusia akan memiliki kehidupan lain." ujar Qianne dengan antusiasme tinggi.
"Hm. manusia tidak perlu khawatir lagi dengan kiamat yang akan menimpa bumi. Kita dapat menguasai dunia Baru tanpa terikat hukum alam. Kehidupan sepenuhnya akan berada digenggaman tangan kita. Membayangkannya saja membuat jantungku berdebar keras."
Ayah muda itu tidak berhenti menyimpulkan senyumnya membayangkan bagaimana keluarga kecil yang terdiri dari Alex, Qianne dan putra kecil mereka bernama Allen akan berbahagia di dunia yang sama sekali baru tanpa perlu mengkhawatirkan hal-hal duniawi lagi.
Mungkinkah mereka berpikir dunia yang akan mereka buat setara dengan kehidupan di surga? yang bebas tanpa aturan, tanpa penyakit, harta, dan hal fana lainnya?
Sepertinya otak mereka sedikit terganggu. Bagaimana mungkin seonggok manusia biasa mampu menciptakan dimensi yang setara dengan surga? omong kosong. banyak orang bilang kalau semakin cerdas seseorang, maka semakin gila pula kejiwaan mereka dibuatnya akibat hasil dari pikiran mereka sendiri.
Bagaimana jika seandainya eksperimen mereka justru menjadi boomerang? entahlah. jika memang itu terjadi, senjata makan tuan akan menjadi idiom yang tepat untuk mendeskripsikannya.
Kembali ke topik perbincangan, Alex mulai membahas konsekuensi dari project yang mereka buat.
"Ngomong-ngomong, kalau penerbangannya gagal, itu artinya objek akan meninggal atau hilang didalam portal, kan? Jika objek pertama gagal, mungkin dimensi itu tidak bisa digunakan selayaknya. Lalu, bagaimana kita menanggung kerugiannya?"
"Tentu saja. Dia tidak akan bisa kembali dan lebih parahnya lagi dia bisa meninggal. Itulah mengapa objek harus benar-benar siap secara mental. Memang sangat disayangkan jika objek sampai gagal terbang. Tapi, bukankah kita masih harus mencari kandidat lain? Entah siapa yang dikorbankan, aku tidak peduli. Pikirkanlah kemungkinan yang lebih masuk akal daripada harus menyerah hanya dengan satu objek saja. Kita tidak boleh gagal atau harapan kita hanya akan menjadi angan-angan semata."
KAMU SEDANG MEMBACA
☾.·:· Pain || Allen Ma
FanfictionPenderitaan ini akan selalu menghampiri Allen tanpa ada akhir, terkecuali jika Allen mengakhiri hidupnya. Suatu hari, Allen menemukan penyebab mengapa selama ini ia hidup menderita. Sejak saat itulah Allen bersiap untuk bertempur dengan para monste...