Rasanya menjadi sampah, kau pernah? Biarkan aku ceritakan bagaimana sampah itu.
Bahu yang terbuat dari beton. Telinga yang memiliki jaringan khusus guna menyaring berbagai macam untaian tak berguna. Mulut dengan perekat otomatis ketika kamu ingin membalas omongan yang menyakitimu.
Untuk kesekian kali aku bertanya, "apa mungkin aku ini tak kasat mata? mereka tak ingat pernah tersenyum ketika aku lahir?"
Lagi, "bukannya aku sudah berbuat baik kepada mereka? katanya, anak perempuan harus bersikap baik dan mereka akan memberikanku lollipop,"
Aku berjalan menuju rooftop dengan sempoyongan setelah menyelesaikan kelasku.
Dari lantai 3 menuju atap lantai 7, sungguh perjuangan.
Satu persatu ku naiki anak tangga, setiap satu belokan tangga aku memikirkan satu kesalahanku.
Anak tangga terakhir. Lantas saja aku berjalan menuju tepi rooftop dengan pembatas ini. Disini ramai, aku saja merasa malas. Lalu mereka yang disini itu kenapa?
"Hai! Datang juga kamu ya, akhirnya kita bisa kumpul bareng," pekiknya.
"Kalian milih tempat panas ini jadi tempat pertemuan kalian dengan putri kerajaan ini? Sungguh tidak elit," yang disambut dengan tawaan semua orang membosankan itu. Kecuali satu. Wajahnya nampak asing.
"Kamu," ucapku sambil menunjuknya "siapa?"
Yang ditunjuk merasa tak enak dan berdiri, "Ah, namaku Kariana Biantara mahasiswa semester 5 desain interior, jangan panggil dengan sebutan kak, cukup Kabi. Dan mereka mengajakku makan bersama,"
Lantas aku hanya ber-oh ria dan mendaratkan bokongku pada kursi yang tersedia.
30 menit berbincang, akhirnya makanan datang. Sebenarnya aku masih penasaran dengan sosok Kabi yang tiba-tiba ikut duduk disini, namun aku menyimpan rasa penasaranku hingga kami menyelesaikan kegiatan menyantap double tenderloin yang kami pesan, menyisakan snack semacam kentang dan ham goreng beserta minuman kaleng.
"Hei, apa kalian pernah mendengar sesuatu mengenai gerbang 'itu'? Apa kalian yakin hal semacam itu benar adanya?" ketiganya memandangiku dengan raut wajah yang tak sedap, "eonnie, berhenti menatapku seperti itu,"
"Entahlah, aku tak akan berkomentar sebelum membuktikannya sendiri,"
"Untuk kali ini aku setuju denganmu,"
"Aku masih ragu akan hal itu, tapi dengan ruangan tak kasat mata itu aku berani berkata bahwa itu benar adanya,"
Aku memandangi wajah Kabi yang tak mau dipanggil dengan sebutan 'kak' itu, menunggu sang empu melanjutkan kalimatnya.
"Yah, aku tak akan menceritakan sepenuhnya, tapi
───
waktu itu aku tertidur diruang BEM hingga hari mulai gelap, namun aku terbangun ditempat asing. "SIAPAPUN JAWAB AKU APABILA KALIAN MENDENGARKU!!" teriakku pada tempat gelap ini.
Tak ada yang menjawab, namun sesuatu bergerak begitu cepat menuju arahku. Itu tinggi, berlendir, memiliki tubuh seperti manusia ah tidak ia lebih tinggi, dan kepalanya seperti tertutup jubah sehingga tidak dapat menunjukkan bagaimana bentuk wajahnya.
Tidak, bukan sepenuhnya jubah, itu kabut asap!
Aku berlari sekencang mungkin, kampus yang sudah ku anggap sebagai rumah keduaku bisa menjadi seseram ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beware On Resting.
Mystery / Thriller[ 조유리즈 ft. 강비 ] ★ other casts are revealed at the story.