01| Rezeki naks sholeh

34 8 17
                                    

Ini pertama kalinya bagi diriku, si cewek petakilan menginjakan kaki di negeri Ginseng.
Keinginan terbesar ku yang mengantarkan sejauh ini.
Oh iyah, namaku Naya Hapiya. Kelahiran sunda, 09 Januari 2001.
Aku kesini bersama teman'ku yang sama sama bertujuan menganyam pendidikan. Namanya, Marcelly Tantoro. Biasa 'ku panggil Selly. Dia lebih tua dariku, kelahiran 2000.

"Annyeong Seoul!!!"

***

Aku masih terdiam, larut dalam kebahagiaan. Melihat ke sekeliling yang tampak bandara ala kadarnya. Yang menjadikannya spesial, bandara ini di Korea, negara kelahiran Lee Min Ho aktor tampan yang ku kenal kala itu.

"Setelah ini kita kemana?" Tanya ku yang tiba tiba kayak mantan ngajak balikan.

"Kita akan ke penginapan!" Seru Selly sambil sumringah tak karuan.

"Hotel atau apartemen Sell?" Tanyaku dengan mata berbinar binar. Tangan dikepal disimpan dibawah dagu untuk menunjukkan aegyo yang aku miliki.

Selly menyernyitkan keningnya. Menatap dengan mata sipit ke arah 'ku. "Kita gak akan pergi kedua duanya. ..Kamu pikir kita lagi liburan?"

Aku cengo. Gak ngerti.

"Terus kita bakalan kemana? Masa luntang lantung gak jelas sih?" Dumel 'ku yang berada dalam mode gagal cerna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terus kita bakalan kemana? Masa luntang lantung gak jelas sih?" Dumel 'ku yang berada dalam mode gagal cerna.

"Kita bakalan cari kost di sekitar kampus" ujar nya dengan mantap.
"Ayo kita carii!!"

"AYOKK!!"

***

Ketika di perjalanan aku kesambet setan laper. Penghuni perut terdengar berdemo akbar. Hingga munculah suara yang tak diinginkan keluar merasuki setiap indra pendengaran. "Kriuukk...kriukkk.."

Ah shit! Netra penumpang bus menatapku jijik.
Aku cuma bisa menutupi wajah yang merona merah dengan surai hitam. "Setelah ini, aku pastikan kalian mati!" Gumam ku serius kala mendapatkan hidayah untuk meminum obat cacing.

Kini, bus berhenti di halte. Kita beranjak pergi ke sebuah resto cepat saji untuk memenuhi hasrat ingin makan.


Suara lengkingan lonceng kecil membuat pendengaranku terusik. Terlebih lagi aroma sedap berlalu lalang dihidungku. Membuat para cacing meronta ronta, berhuru hara saking tidak sabarnya.

 Membuat para cacing meronta ronta, berhuru hara saking tidak sabarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Halu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang