[01] Tugas

316 55 73
                                    

Dua cangkir coklat panas menemani Renjun dan Jena di ruang tengah ditambah duduk diatas karpet bulu yang sangat halus. Renjun pikir ini waktu yang pas untuk mengistirahatkan tubuhnya sepulang sekolah tadi.

Tapi tidak dengan Jena. Justru ia terlihat pusing ketika berhadapan dengan buku yang dipenuhi angka-angka yang menurutnya menyebalkan.

Sengaja Jena memanggil kekasihnya itu untuk membantunya mengerjakan tugas karena Renjun tau, Jena lemah dalam hal hitung menghitung.

"Jadi rumus yang ini salah?"

"Iya, harusnya kamu pake rumus yang ini!" tunjuk Renjun pada buku tugas Jena.

Jena menelungkupkan kepalanya pada meja, "Aaahh menyebalkan~"

"Masih mending Jena ngerjain bahasa inggris 5 jam daripada harus mengerjakan soal ini walaupun cuma 25 biji!" lanjut Jena.

"Oh ayolah ini sangat mudah. Bagaimana bisa kamu tidak mengetahuinya?" cengir Renjun disela-sela ia meminum coklat panasnya.

Jena yang mendengarnya spontan melirik tajam Renjun. Sungguh, hari ini dia sangat menyebalkan.

"Berikan aku rahasia pintar berhitung sepertimu, Renjun!"

"Teruslah berlatih hingga kamu mampu mengerjakannya sendiri jika kamu mengerjakannya salah, jadikan kesalahanmu itu sebagai tantangan untuk mengisi hingga jawaban tersebut benar. Mudah bukan?!"

"Berapa ratus kali aku berlatih tapi—"

Renjun tersenyum sambil memperhatikan Jena yang sedang mempoutkan bibirnya. Gemas!

"Hasilnya tetap sama. Susah sekali berteman dengan angka-angka ini huaa ㅠ.ㅠ" lanjut Jena.

"Cepat lanjutkan tugasnya!"

"Maaf njun, tapi otakku sudah lelah mending makan saja." balas Jena sambil rebahan di sofa dan memakan pocky yang ia pegang.

"Ini tugas siapa nona Jena?! Ayo jangan malas nanti tambah bodoh!"

"Apa? Aku gak denger."

Jena terus memakan pocky yang ia pegang, tanpa sadar Renjun sudah berada diatas Jena.

"HEH NGAPAIN KAMU?!?! MINGGIR!!!"

"Aku akan mengajarimu agar kau mahir berhitung." smirk Renjun.

"KAK JENO TOLOOOONGGG!!!"

"KAK JENO TOLOOOONGGG!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gone | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang