Sedikit Flashback
Kembali ke tiga jam lalu sebelum semuanya terungkap...
K.O
"Oiihh..." Win -masih dengan dandanan perempuannya- mengeluh kecewa saat monitor game mesin yang ia mainkan bersama Bright menampilkan hasil pertarungan karakter anime. "Mengapa aku selalu kalah bermain game denganmu?" Win cemberut.
Bright -yang berada di sampingnya dengan stick game satunya- tersenyum terlampau lebar seperti orang idiot. "Aku rajanya~" teriaknya bangga dengan nada kekanakan sambil merentangkan tangannya.
Win tersenyum geli. "Baiklah, baiklah, kau memang rajanya dalam game Ai'Bright." Tapi detik kemudian ia mempoutkan bibir nya dengan ekspresi kecewa. "Tapi setidaknya aku ingin sekali menang satu kali darimu," ia bergumam pelan, lebih tertuju pada dirinya sendiri.
"Phi!" Bright memanggilnya dengan semangat yang berlebihan. "Ayo kita mainkan ini sekali lagi."
"Emm..." Win sedikit ragu, tapi dihadapi dengan wajah Bright yang terlihat polos seperti anak-anak itu membuatnya mengalah. "Baiklah, ayo main lagi." Win sebenarnya kembali bermain tanpa minat. Ia sadar, Bright mungkin autis, tapi ia jago dalam game komputer. Mungkin benar yang biasa dikatakan orang, kalau seorang yang berterbelakang mental pasti memiliki satu keunggulan yang bisa melebihi manusia normal itu sendiri. Dan mungkin Bright adalah salah satu contohnya.
K.O
Mata Win membulat tak percaya dengan tulisan pada layar monitor. Kali ini karakter yang ia pilih dalam pertarungan lah yang menang, dan milik Bright kalah. Entah karena Bright yang sengaja mengalah, atau memang skill Win makin meningkat. Hazel indah milik Win bersinar, matanya berbinar.
"Kau lihat itu!" ia menunjuk monitor sambil berpaling pada Bright. "Aku menang! Yeaay!" ia meninju udara kosong sambil bersorak histeris, bahkan lebih kekanakan dari tingkah Bright sebelumnya. "Yuhuuu~ aku menang! Aku menang!" saat tatapan Win tanpa sengaja melihat pantulan dirinya di lapisan aluminium pada mesin game center di sampingnya, ia segera sadar dengan penampilan perempuan yang ia kenakan lengkap dengan rambut panjang berwarna soft brown nya.
"Ehm," ia berdehem pelan, menurunkan kepalan tinjunya dari udara. Dan dengan gerakan malu-malu, ia menyelipkan helaian wig panjangnya di belakang telinga dengan jemari lentiknya yang bergerak anggun seperti perempuan. "Maksudku, aku menang, yeah." Kali ini suaranya terdengar lebih lembut, sambil melirik takut-takut pada Bright di sampingnya.
Bright menatapnya diam, tak ada ekspresi apapun, membuat Win jadi gugup sendiri. Bright mencondongkan tubuh atasnya, membawa wajahnya lebih dekat di depan wajah Win. Saat Bright menatap lekat wajahWin dengan ekspresi -sok- innocentnya dari dekat, Win tanpa sadar malah mengerjap dua kali dengan imut nan polosnya -terlalu terkejut dan tak mengerti dengan apa yang Bright lakukan. Apa pemuda tinggi di hadapannya ini curiga? Tapi tidak mungkin seorang yang autis bisa sepintar itu menebaknya sebagai laki-laki...
Sebenarnya, Bright dalam hati sedang menahan tawa gelinya akibat tingkah 'gadis' di hadapannya yang menurutnya unik dan lucu sekaligus menggemaskan. Saking gemasnya, ia jadi tidak tahan untuk mencium pipi 'perempuan' di depannya, dan ia melakukannya.
Mencium pipi Win secepat kilat...
Mata Win membulat terkejut. Secepat itu pula Bright segera memundurkan kepalanya dan kembali tersenyum lebar layaknya idiot. "Mae dulu sering melakukan itu padaku kalau aku memenangkan sesuatu," ia segera menjelaskan dengan nada kekanakan. Bahkan sebelum Win bertanya padanya.
"Ah..." mulut Win terbuka, tapi ia bingung ingin mengatakan apa. Tanpa alasan yang jelas, senyuman bodoh nan lebar milik Bright malah membuat jantungnya berdegup lebih cepat. 'Ah sial, dia hanya anak autis,' batinnya sambil berbalik, berusaha menyangkal dan menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba memanas -merona- tanpa seizinnya. "Ah... aku bosan main, ayo nonton film saja Ai'Bright."
KAMU SEDANG MEMBACA
L3Y •BRIGHTWIN [Remake]
FanfictionWin yakin dunia ini bukanlah negeri dongeng di mana Cinderella akan mendapatkan kunjungan ibu peri yang serba bisa dan mengabulkan segala keinginannya. Karena itu, untuk mendapatkan sesuatu dia harus berusaha... meskipun itu berarti ia harus menya...