Chapter 8 - Don't Touch Her (Jangan Sentuh Dia)

79.2K 1.6K 286
                                    

**Chapter ini masih kelanjutan dari flashback chapter sebelumnya**

Ingga berjalan cepat menghampiri lelaki tampan asal Yunani yang berada jauh di depannya. "Hamish! Tunggu!" ucapnya. Suaranya terdengar menggema ke seluruh penjuru lorong rumah sakit.

"Tunggu, Hamish! Dengarkan penjelasanku dulu ..," ucap Ingga seraya memegang lengan Hamish.

Hamish hanya terdiam di tempatnya seraya menatap perempuan cantik yang sedang berdiri di hadapannya ini dengan tatapan sinis nan membunuh. Ingga lanjut bicara lagi setelahnya, napasnya masih terdengar sedikit terengah-engah. "I'm sorry ..," lirih Ingga.

Hamish mengerutkan dahi mulusnya, "Why, Ingga, why? Bisa-bisanya kamu bermesraan dengan lelaki Italia sialan itu di belakangku .." Hamish beralih membentak Ingga seraya menatapnya tajam, "Apa kamu sudah lupa kalau aku adalah kekasihmu?!"

"I'm so sorry, Hamish ..," lirih Ingga seraya memegang kedua lengan Hamish.

Hamish terdiam sejenak sebelum kembali bicara. "Aku mau mulai besok, kamu tidak berhubungan lagi dengan lelaki Italia itu," ucapnya dingin.

Dahi mulus Ingga langsung mengkerut, "Maksudmu?"

"Jauhi dia, Ingga. Lupakan dia. Aku benci setiap kali harus melihatmu bersama dengan dia," ucap Hamish seraya menatap Ingga dengan tatapan matanya yang tajam nan membunuh.

Deg. Ingga tertegun kaget seketika. Ingga terdiam sejenak sebelum kembali bicara, "Maaf, tapi aku tidak bisa melakukannya, Hamish .."

Hamish tersenyum sinis seraya melipat tangannya di depan dada bidangnya, "Why? Because he's your friend? (karena dia temanmu?)"

Ingga menggeleng perlahan. "Tidak, Keenan bukan hanya sekadar temanku. Dia sahabatku, Hamish. Kami sudah banyak menghabiskan waktu bersama, bahkan jauh sebelum aku bertemu denganmu," ucapnya serius.

'Dan sepertinya aku mulai jatuh cinta dengannya,' batin Ingga getir.

Senyum sinis di wajah tampan Hamish melebar, "Apa yang barusan kamu bilang? Sahabat?" Hamish beralih menatap Ingga tajam seraya mengepalkan kedua tangannya, "Okay, now tell me, bagaimana mungkin seorang sahabat melakukan hal yang baru saja aku lihat tadi? Berciuman, bermesraan di atas ranjang?"

Deg. Ingga langsung tertegun kaget seketika mendengar apa yang baru saja keluar dari bibir lelaki tampan asal Yunani yang sedang berdiri di hadapannya ini. Tubuhnya terasa langsung membatu. Bibirnya seolah-olah terkunci, tak mampu berkata apa-apa lagi.

Hamish lanjut bicara seraya menatap Ingga kesal, kepalan tangannya terlihat semakin menguat. "Jawab aku, Ingga!" bentaknya kasar.

Tanpa sadar, setetes air mata langsung jatuh, membasahi pipi mulus Ingga yang terlihat semakin memerah. Mata indahnya tak lagi mampu membendung emosi dan air mata yang daritadi terus ditahannya. "Aku .. aku mau menyudahi semuanya, Hamish ..," lirih Ingga.

Dahi mulus Hamish semakin mengkerut, "What did you just say? (Apa yang baru saja kamu katakan?)"

"I wanna break up with you (aku ingin putus denganmu)," ucap Ingga seraya menatap Hamish nanar.

Sebuah petir seolah-olah langsung menghambar kepala seorang Hamish Alexander. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Hamish menggeleng seraya menatap Ingga tajam, "No. Aku tidak akan mengakhiri hubungan kita, apapun yang terjadi."

Setetes air mata kembali meleleh di pipi mulus Ingga setelahnya. "Aku tidak bisa mempertahankannya lagi, Hamish .. Aku .. aku merasa tidak bahagia dengan hubungan ini ..," ucapnya dengan tatapan nanar.

Perfect Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang