Dia gadis cantik yang tau dirinya cantik. Seorang sekretaris di sebuah perusahan game terbesar di Negaranya. Gadis ini bernama Alora Nugroho. Seorang gadis yang periang dan lincah. Sesekali dia juga gadis yang cengeng.
Dengan riang Alora berjalan memasuki gedung pencakar langit sesekali mengedipkan matanya jika ada karyawan tampan. Sebenarnya dia bukan gadis yang genit lebih tepatnya dia gadis iseng yang kurang kerjaan.
"Alo ini jam berapa?." Sebuah suara mengagetkannya.
"Ah hai pin, sekarang?."
Alora melihat jam yang ada di tangannya "jam 8:30." Kemudian tersenyum manis.
"Kamu tau jam masuk kantor kita?." Alvin menunjukkan wajah datar tanpa ekspresi.
"Ayolah pin lagian kan kamu gak ada jadwal pagi ini, dan untuk siang nanti semua jadwalmu sudah beres. Dan kamu ada makan siang dengan cewekmu yg nomor 2. Oke aku ke mejaku dulu. Oh ya jangan lupa rapat setelah makan siang di cafe Star." Sambil berlalu kemejanya.
Alora gadis cantik yang kadang tak tau diri, seenaknya dan susah diatur. Tapi cukup bisa diandalkan. Dia adalah skretaris pribadi sekaligus sahabat tongkrongan semasa kuliah dari Alvin Prasodjo, pemilik gedung pencakar langit. Yang akrap di panggil Apin oleh Alora.
Selain mengurus segala sesuatu tentang jadwal Alvin di kantor, Alora juga bertugas mengatur kisah percintaan Alvin dengan berbagai karakter wanita-wanita yang selalu mengelilingi Alvin. Cukup membuat merinding bagi Alora jika mengingat wanita-wanita itu tanpa malu menyerahkan dirinya kepada Alvin dan meminta apa saja yang mereka inginkan.
Tak jauh beda dengan wanita-wanita itu Alvin merupakan laki-laki brengsek yang mengandalkan ketampanan dan uangnya hanya untuk menikmati keindahan tubuh wanita-wanita matre.
Bunyi telfon mengagetkan Alora dari lamunannya. "Halo a-." Belum selesai Alora berkata.
"Ke ruangan ku sekarang." Tanpa basa basi lagi Alvin mematikan telfonnya.
Dengan santai Alora berjalan keruangan bos besarnya itu. "Ada apa pin?."
"Temani aku main game."
"Apa kamu gila? Kamu baru saja memberiku banyak dokumen untuk diperiksa dan sekarang minta ditemani main game?."
"Salah sendiri lemot."
"Pin sepertinya kamu butuh sekretaris satu lagi agar aku bisa selalu menemani kamu 24 jam."
"Sungguh kau ingin menemaniku 24 jam?."
"Tidak, aku kembali dulu ke mejaku."
Alora pikir pagi ini ia bisa santai sampai jam makan siang karena semua kerjaan sudah ia kerjakan tadi malam. Tapi ternyata Alvin tidak akan pernah membiarkan Alora menghirup udara bebas. Pagi tadi saat Alora tiban di mejanya ia lemas karena melihat setumpuk dokumen yang harus diperiksa.
Memang susah menjadi sekretaris dari bos malas yang kerjaannya cuma main game dan wanita. Semua kerjaan Alvin berpindah tangan pada Alora. Tapi gaji yang di dapatkannya memang sepadan. Ditambah perasaan Alora terhadap Alvin yang tak kunjung pudar. Sudah sangat lama Alora memendam rasa itu. Sejak saat mereka masih kuliah kemudian lulus dan hilang komunikasi sampai akhirnya tanpa sengaja mereka kembali dipertemukan sebagai bos dan pembantu bos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Cantik Milik Bos
RomanceGadis yang merasa dirinya cantik berjalan dengan percaya diri memasuki gedung pencakar langit. Senyum mengembang di wajahnya sesekali ia mengedipkan sebelah matanya jika ada karyawan yang tampan. ini bukan gedung miliknya ia juga karyawan di gedung...