Hembusan angin malam di bulan April 2020, mengisahkan banyak hembusan nestapa yang akan aku ceritakan lewat sebuah ungkapan bait demi bait. April yang ku tunggu ! Sudah bisakah KITA Bersama? Ah, kamu bilang apa sih. Ketawa aku saat berpikir hal itu. Kesan yang begitu mendalam dalam setiap bait kegiatan. Entah ini sebuah kebahagian tentang Hijrahmu atau malah jadi penyosongmu untuk berlabuh pada senja berikutnya. Untukmu yang selalu ku kenang, kamu begitu menarik, bahkan tergolong unik. Luar biasa sekali karena April telah menyapa-Ku hangat. Tanpa harus kamu ungkap. Ku tanya kabar malah jawab biasa aja, yasudah mari kita di alur masing-masing dengan seyogyagiya rasa yang ku bawa.
Sungguh, aku belum terbiasa dengan hal ini, perubahan mendalam entah dari sudut manapun akan terlihat biasa saja bagimu. Aku terharu sekaligus terbelenggu. Namun, aku tau semua memang akan berpisah pada waktunya. Entah itu perpisahan untuk Hijrah atau memang sudah ada perencanaan lain yang luar biasa dalam fikiran. Betapa KITA telah berbuat baik kepada KITA masing-masing. Walaupun kebaikan tersebut berbalas tanpa ucapan atau pun tidak juga berbalas kebaikan.
Hasan Al Bashri pernah berkata " Tetapkanlah hati untuk istiqomah dalam berbuat kebaikan, meskipun kecil. Sebab, Kelak, hanya kebaikan yang memasukkan kita ke dalam surga."
Bagaimana? Apakah Hijrah-mu akan berlanjut? Ku kira iya. Karena aku akan selalu mendoakan-mu untukmu yang terbaik. Tabunglah rasa bersalahmu jika kamu merasa bersalah, Tabunglah rasa-rasamu jika kamu punya rasa. Tabunglah juga kisahmu untuk kamu bagikan pada orang yang berhak untuk kamu bagi. Entah itu akan AKU atau AKU yang lain.
Lantas kenapa Aku? Kenapa Hijrah? Kenapa Kumbang? Dan Kenapa Berlabuh pada Senja?
Banyak lagi hal lain yang tadinya bisa ku tanyakan padamu malah justru sekarang tidak lagi berpihak padaku. Akan ada manusia yang berakhlak baik dan buruk, aku sangat menyadari hal itu karena kedua jenis manusia ini akan membuat Aku, Kamu, dan KITA terilhami.
Ku jawab pertanyaan Kenapa Aku?
Jadi begini " Aku saat itu berniat berteman baik denganmu tanpa embel-embel dekat tak dekat jauh tak jauh, dan itu benar. Namun, seiring berjalannya waktu sejagat raya hatiku terpaut padamu. Hm... Justru ini adalah tipu daya syaiton saat aku benar-benar lalai akan diriku sendiri. Sedangkan aku adalah manusia yang aibnya selalu di lindungi oleh Allah swt. Lantas kenapa aku bisa hadir disini, itu karena hatiku yang Ketika saat itu lagi ku kosongkan untuk di isi kembali dengan orang lain tanpa berpikir panjang lagi, hingga akhirnya aku benar-benar mengencangkan sabuk pengaman diri namun aku tetap tertabrak hati yang lain dan terobati dengan sendirinya. " Oke baiklah, sudah cukup. Hehehe.. Hanya selintas saja kisahnya, sejauh mungkin kamu bisa menebak sendiri bagaimana selanjutnya kalau tanpa arah. Maksiat? Ya, itu benar. Aku pernah di masa tenggelam dalam hati sendiri. Begini harapanku, sering kali rasa itu timbul, aku langsung mengucap istiqfar yang tak kunjung ku kenang dalam hati agar aku tak kembali pada maksiat. Mustahil karena Aku adalah Manusia biasa yang pernah dosa dan memang tak luput dari kesalahan. " Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai niat. Dan seorang akan diganjar sesuai niatnya." (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Sekarang sudah jelas, karena niatku begitu maka sesuai pula ganjarannya. Aku benar mendapatkan teman yang baik. 😊
Kenapa Hijrah ?
Seringkali aku mengucapkan kata itu dulu kepadamu, dan kamu mengizinkannya. Hingga aku hijrah namun dengan gayaku sendiri yang masih sangat senonoh. Masih bercakap ria denganmu, masih belum bisa menjaga pertemanan dengan lawan jenis dan masih banyak lagi kesalahan yang diperbuat dengan kata Hijrah. Hari ini di bulan April yang sangat aku tunggu. Entah kamu Hijrah lahir batin atau hanya Hijrah hati yang memang berlabuh untuk senja yang lain. Baiklah, aku tak akan sesibuk itu mencari tau apa tujuan dan maksud dari dekat tidak dekat, jauh pun tidak jauh juga. Ah.. Seringan itu pikirku. Bahkan boleh dibilang entah itu AKU atau pun KAMU telah memberi arti yang berbeda pada hidup masing-masing dengan kebaikan itu sendiri.
Sebaiknya, mari KITA kuatkan niat kita untuk HIJRAH. Pun kalau memang itu bukan hijrah lahir dan batin yang lillah maka ku mohon dengan harapanku padamu Kumbang yang sempat singgah dan berlabuh maksudku Jangan lagi kamu ulangi hal yang pernah terjadi padaku untukmu. Jika mampu mengikat kuat-kuat kebaikan yang mana hanya untuk meraih ridho-Nya maka tidak akan penting lagi pengakuan dari manusia. Salam yah untuk hatiku yang tertinggal di Kamu. Semoga baik-baik saja dengan segala hiruk pikuk dunia dan isinya.
Kenapa Kumbang ?
Kumbangku ya Kamu. Kamu yah kumbangku. Halah.. apa sih ini? Kali ini aku terbahak-bahak sambil menulis setiap bait kisah yang lalu. Kumbang ini memang sangat luar biasa karena pernah memberikan sengatan yang membuat energiku bertambah menjalankan kegiatan rutinku setiap hari. Jangan salah, Kumbang sangat baik sekali. Terkadang kumbang juga membuatku tersakiti karena sengatan-sengatan yang tak terduga. Setiap harinya aku tersengat dengan hal yang tak pernah aku tau untuk apa dan apa manfaatnya. Intuisi kumbang ini luar biasa. Sesampainya singgah dan menyengat hingga tak keruan lagi rasanya. Ada dua hal pada kebaikan, diuji dengan prasangka buruk Ketika siap melakukannya dan menggodanya dengan riya' atau kesombongan Ketika akan menyelesaikannya. Mantap sekali bukan si Kumbang. Sekarang Kumbang Hijrah dan mengintropeksi dirii selayaknya Kumbang. Oh iya Kumbangnya Kumbang Jantan. Hihi.. Apa Sih ! Ah sudahlah sedikit saja menjelaskan Kumbang dan intinya Kumbang Hijrah hati bukan hijrah lillah.
Padahal dalam Qs. Al Ahzab [33] : 48 dijelaskan bahwa "... janganlah engkau hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung." Sangat jelas sekali dijelaskan untukmu kumbang bahwa cukuplah Allah saja untuk Hijrahmu.
Kenapa Berlabuh pada Senja?
Aku tau kamu penyuka senja. Bahkan kamu segelisah itu saat senja tak ada. Walaupun kamu pernah berkata pada senja bahwa saling menatap namun tak saling menetap. Bukankah hal yang sangat lumrah untuk senja dan Kamu Kumbang. Jangan berpikir sendiri, biarkan kamu berdiskusi dengan hati dan pikiran yang membuat-Mu senang bahkan membuat keputusan tanpa harus berkata Usai. Senja yang mana engkau labuhi sekarang. Senja bersama temanku atau masa lalumu. Oh iya, sudahlah kamu berhak mencarinya bahkan tahun lalu pun kamu bersua dengan tulisan hangat yang menyapaku tanpa pamrih. Berkata baik, manis namun berujung usai. Sejujurnya aku tau dan menelisik terang untuk diriku sendiri bahwa tentang perasaan. Berbahagialah bagi siapa saja yang berhasil mengendalikan perasaannya, bahkan untuk gejolak dalam hati manusia disebabkan oleh dua hal yaitu bergembira mendapat nikmat dan keluh kesah akibat mendapat musibah. Sudah, berlabuhlah saja pada senja berikutnya.
Hati yang tenang adalah Ketika hati manusia dengan ikhlas menjadikan Allah sebagai tolok ukur pikiran, lisan dan perilakunya. Jika seorang manusia memilih yang lain daripada itu, maka dia sungguh telah memilih keresahan sebagai jalan hidupnya."
-Al Ghazali-