Pagi yang cerah. Aku tersadar dari lamunan panjangku dan mengganti isi kepalaku dengan memikirkan makanan. Semalam, aku sudah cukup banyak menghabiskan tenaga untuk demons keparat yang mencoba merusak bunga matahari kesayanganku. Terkutuklah bagi siapapun yang berani menyentuhnya. Aku akan berubah menjadi algojlo jika bungaku rusak sedikit saja.
Aroma daging rusa yang sangat menusuk hidungku, membuat perut ini keroncongan. Ibuku adalah ahlinya dalam memasak. Jika kau merasakan racikan bumbunya, percayalah, kau adalah orang yang terberkati. Tidak usah ditanya, langsung aku bangkit dari bebatuan yang aku duduki. Aku rasa sudah cukup patroli pagi ini. Secara cepat aku kembali kerumah, tepatnya ke dapur.
"Aku pikir kau bukan hanya pandai dalam mengetahui adanya musuh atau bahaya. Namun juga pandai dalam mengetahui adanya makanan enak dirumah."
Celetuk ayahku sambil memandangku heran.
William, ayahku, adalah orang yang siap pasang badan jika istri dan anaknya akan dilukai. Dia sangat pandai dalam berbagai hal. Dan perlu kau tau, dia sebenarnya sangat pandai dalam memasak. Hanya saja dia malas melakukan itu. Dia lebih memilih asik dengan reparasi dan gambar-gambar garis membentuk sebuah bangunan namun sangat rumit. Ah! Aku tidak paham itu apa.
"Hidungnya sangat berbahaya, mungkin sesekali kau perlu terkena flu Veronica."
Pungkas Thomas sambil menuruni tangga.
Memang penyakit yang tidak pernah menghampiriku adalah flu. Menurut Ayahku, huntermons sepertiku tidak akan terkena flu, namun lebih berpotensi terkena penyakit berbahaya lainnya. Dan jika aku terkena flu maka aku tidak bisa memberi tahu jika ada musuh atau bahaya. Ya. hidungku adalah kekuatanku. Dan tidak ada yang mampu menandinginya. Hanya aku satu-satunya.
Si pemecah suasana ini sangatlah menyebalkan. Dia gemar membuat lelucon dan mencairkan suasana ketika ketegangan terjadi di antara kami. Aku memandangnya sangat lucu. Bayangkan saja, pria berbadan besar tapi gemar melawak. Entah lah, dipikiranku, dia adalah pria yang lucu namun berbahaya.
"Mungkin aku perlu menghadapkannya dengan demons berbadan busuk dan meninggalkannya sendirian agar dia tidak napsu makan."
Tambah Troy yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
Kakak pertamaku ini memang sangat misterius. Tiba-tiba ada, dan tiba-tiba bisa menghilang. Kecepatan gerakannya sangat luar biasa. Kau mengedipkan mata sekali, bisa saja dia sudah pergi sembari mengambil barangmu. Seperti pencuri ulung. Tapi ketampanannya mampu membuat kaum hawa merelakan hatinya dicuri oleh kakakku ini. Apapun itu, aku masih sangat kesal karena tempo lalu dia membuat bukuku robek karena gerakan kilatnya ketika aku mengatakan ada demons di sekitar rumah. Aku masih memusuhinya hingga saat ini.
"Dan aku tidak akan membantu untuk mengetahui adanya musuh dan bahaya sekalipun!"
Aku berusaha memberikan ultimatum.
"Sudah sudah. Apakah kalian bisa berhenti berdebat dan membantuku saja? Tidak hanya Veronica, kalian semua sangat gemar makan."
Bela ibuku sembari mengangkat panci dan siap memindahkan masakannya ke piring.
Hanya ibuku, Victoria, yang sedikit membelaku hari ini, biasanya dia hanya tersenyum dan mengusap kepalaku. Atau terkadang dia menyubit siapapun yang menggodaku di meja makan. Dia adalah wanita yang cantik dan anggun. Lemah lembut tepatnya. Sangat menyayangi keluarganya dan selalu siap sedia dalam hal apapun. Ayahku memang pandai dalam memilih pasangan. Aku sangat beruntung dilahirkan oleh ibuku ini. Walaupun dia terlihat biasa saja, sejatinya kau dalam masalah besar apabila membuatnya marah.
"Lihat kan? Dasar. Rakus teriak rakus!"
Memang kakak-kakakku ini menyayangiku, tapi tak bisa dipungkiri bahwa mereka sangat menjengkelkan. Karena candaan menyakitkan ini selalu terjadi dipagi hari. Tidak terkecuali ayahku, nampaknya pria-pria ini gemar sekali menjadikanku mangsa yang empuk. Tapi bagaimanapun juga, aku cinta keluarga ini dengan segenap hatiku. Jangan berani-berani menyakiti mereka ya. Atau aku akan mengirimu kembali ketanah, dalam sekali cengkraman.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUNTERMONS (accurate editing)
FantasyAku selalu bangun paling pagi di antara yang lain. Bahkan lebih pagi dari Victoria, ibuku. Bukan untuk membantu ia membereskan rumah atau membantu William, ayahku memasak. Lebih tepatnya mengawasi situasi sekitar rumah. Kami terlahir sebagai keluarg...