Ch. 2 Strange Feeling

10 1 3
                                    


Sesuai janjiku pada kak Alana, aku pun menemaninya pergi berbelanja. Aku memakai celana jeans dengan kaus putih dan sweeter berwarna biru dongker. Aku membiarkan poniku sedikit menutupi mata kananku. Rambutku yang sepanjang bahu berwarna coklat kuikat dan kusampirkan di bahu sebelah kiriku.

Kak Alana menggunakan baju terusan selutut berwarna biru muda yang terlihat serasi dengan kulit putihnya. Rambut coklat bergelombangnya ia biarkan terurai dan itu menambah pesonanya yang memang sudah cantik.

Aku terus berjalan disampingnya sambil sesekali melihat ke arah toko yang menjual berbagai produk yang cukup menarik perhatianku. Sudah sekitar 2 jam kami menjelajah mall yang cukup ramai. Kurasakan kakiku yang mulai pegal karenanya. Aku memandangi kak Alana yang terus mencari barang yang ia perlukan. Aku berharap menemukan raut lelah diwajahnya, tapi tentu saja nihil yang kudapat. Ia malah sangat menikmati proses belanja yang melelahkan ini.

"Kak, barangnya buat apa sih kak? Perasaan dari tadi nggak selesai-selesai kakak belanja,"

"Ooh, temen kakak ada yang mau buka cafe, dan dia minta bantuan kakak buat mendesain cafenya," jawab kak Alana tanpa sedikitpun menoleh ke arahku.

Mendengar jawaban yang dilontarkan kak Alana, aku hanya ber-oh ria. Ya, kak Alana memang suka mendesain dan hasilnya bisa diacungi empat jempol. Aku melihat kak Alana yang masih terus mondar- mandir demi mendapat barang yang dia inginkan dan itu membuatku lelah walau hanya memandanginya saja, akhirnya aku memutuskan untuk duduk di bangku yang telah disediakan di sana sambil menunggu kak Alana selesai.

Tanpa sengaja aku melihat sebuah toko yang cukup menarik perhatianku dengan gaya klasik yang elegan. Cukup aneh bagiku bisa menemui sebuah toko yang seperti ini di sini. Toko buku yang cukup menarik, batinku.

Kebetulan beberapa hari lagi sahabatku, Laura berulang tahun, mungkin aku bisa mendapatkan hadiah untuknya di toko itu. Aku pun berjalan menghampiri kak Alana yang masih sibuk dengan pemilihan warnanya.

"Kak, aku mau ke toko buku di seberang dulu, ya, kak. Nanti kalo kakak sudah selesai telpon, aku ya," ujarku sembari menunjuk toko buku diseberang.

Kak Alana yang sedari tadi fokus pun ikut mengalihkan pandangannya ke arah toko yang kutunjuk tadi. Ia pun mengangguk tanda setuju.

"Tumben, mau beli buku referensi, nih?"

"Nggaklah, kak. Aku nggak serajin itu. Aku mau lihat-lihat di sana, siapa tahu aku nemuin hadiah yang cocok buat Laura, kakak tahulah dia itu kutu buku,"

"Oh, ya udah, nanti kak Alana telpon, deh. Sudah, sana, bentar lagi kamu masuk kuliah, lo,"

"Masih dua jam lagi kak, masih lama,"

"Dua jam di mall itu cepet loh,"

"Iya ya, terserah kakak aja deh. Aku pergi dulu, ya kak," kak Alana pun mengangguk dan kembali pada aktivitasnya. Aku pun pergi meninggalkan kak Alana menuju toko itu.

Aku pun melangkahkan kakiku memasuki toko buku itu. Ketika masuk pun aku disuguhi pemandangan yang elegan bergaya vintage. Aku suka toko ini, gumanku. Aku pun menjelajahi satu per satu rak buku yang ada, mencari buku yang kupikir akan disenangi oleh Laura.

Jari-jemariku mulai menari-nari dari satu buku ke buku lain, dari satu rak ke rak lain. Semakin lama aku berada di sini semakin tenang pula diriku. Aku menghirup aroma yang samar-samar kurasakan. Namun, aku tak tahu aroma apa itu. Kucoba lagi untuk menghirup aroma tersebut lebih dalam dan kudapati bahwa aroma tersebut adalah aroma bunga lavender.

Kesukaanku pada toko ini pun semakin bertambah ketika kudengar alunan musik klasik menggema di seluruh ruangan. Ketenangan mulai merasuk perlahan dalam tubuh dan jiwaku. Seandainya toko ini adalah cafe, aku pasti jadi pelanggan tetap di sini, bayangku. Aku mulai melangkahkan kakiku kembali menyusuri rak-rak buku yang ada, kembali mencari hadiah untuk sahabatku itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EqualsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang