Penolakan

308 13 6
                                    

"Ini nih orang yang kutunggu dari tadi." Kata Mona saat Alysa baru saja tiba di kantor seolah memberikan sinyal ingin tahu kelanjutan ceritanya dengan Dimas.

"Aku lagi nggak mau bahas." Kata Alysa yang mengerti akan kode-kode itu.

"PMS ya?" Tanya Mona spontan

"Enggak. Lagi nggak ingin aja."

"Oke." Mona langsung meninggalkan Alysa dan membereskan meja kerjanya. Meja kerja Mona kebetulan berhadapan dengan Alysa. Dia berkali-kali mengintip dari kubikelnya memperhatikan Alysa.

Mona khawatir. Khawatir rekan kerjanya itu akan berbuat yang tidak-tidak.

"Aku baik-baik aja Mon." Kata Alysa yang risih diperhatikan dari tadi.

"Kamu kalau jadi stalker gagal deh. Ketara banget itu."

"Hehehe..." Kata Mona canggung

"Tapi aku senang kamu bicara sekarang Al."

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan apapun. Mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Kebetulan hari ini akhir bulan. Mereka harus melakukan stock opname.

Saat ini Alysa bekerja di salah satu butik terkenal di Yogyakarta. Perusahaannya tidak terlalu besar. Pegawainya pun sedikit. Jadi walaupun Alysa di bagian marketing saat stock opname seperti ini ikut membantu.

"Al..."

"Apa sih Mon. Aku lagi kejar deadline nih. Biar stock opname cepat selesai."

"Baca group whatsapp"

"Males. Kalau buka HP nanti ketahuan online, kak Dimas pasti langsung telpon."

"Yaudah aku kasih tau. Kamu ada perjalan dinas ke Bandung."

Saat mendengar kata Bandung Alysa menghentikan pekerjaannya, menatap Mona dan..

"Kenapa nggak kamu aja Mon."

"Al! Ini kesempatan. Kamu ketemu kak Dimas, lho."

"Nah itu yang bikin males."

"Kamu mau sampai kapan sih mengindar kayak gini?"

"Aku nggak mengindar."

"Kalau nggak mengindar, saat kak Dimas telpon angkat. Terus balas semua chatnya. Jangan kayak anak kecil yang ngambek nggak dibeliin Barbie sama orangtuanya."

"Mon..."

"Iya Al?"

"Aku takut."

"Kak Dimas pergi setelah aku membicarakan apa yang aku inginkan."

"Kak Dimas nggak akan pergi Al. Dia sayang sama kamu, kok."

"Enggak Mon. Jawabannya sudah jelas. Dia nggak mau memperjelas semuanya. Dia memang sayang, tapi nggak mau terikat. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Tapi aku sedang egois sekarang, aku nggak mau mendengar kata-kata penolakan."

"Jadi, sekarang apa yang akan kamu lakukan Al?"

"Aku nggak tahu."

"Aku hanya ingin semuanya sesuai dengan harapanku."

Setiap orang pasti mempunyai cara tersendiri untuk mengatasi masalahnya. Menghindar adalah caraku. Terlihat egois memang. Tapi dengan cara ini aku bisa mempersiapkan diri jikalau nanti penolakan itu datang aku akan siap. Lalu aku bisa membiasakan diri menghadapi hari-hariku tanpanya.

****

Disisi lain, di Bandung ada seorang laki-laki berumur seperempat abad lebih sedang galau karena diabaikan.

"Dit, lu kan udah lama pacaran sama Alysa. Lu tahu nggak kenapa dia tiba-tiba ngilang seharian?" tanyanya pada Dito.

"Lu nggak ada akhlak ya, curhat masalah gebetan lu ke mantan pacarnya." Protes Dito yang keberatan dengan pertanyaan Dimas mengenai Alysa karena sejarahnya Alysa adalah mantan Dito yang dipacari selama bertahun-tahun.

"Gue serius dit, gue udah bingung banget ini. Gue telpon nggak diangkat. WA, SMS bahkan gue bom email sampai jadi spam tapi nggak ada respon."

"Sabar ya." Kata Dito menepuk pundak temannya itu.

"Alysa emang kayak gitu kalau lagi marah. Lu tunggu aja seminggu, dua minggu atau sebulan deh."

"Lu serius bisa nyampe sebulan?"

"Gue dua bulan malah chating-an singkat-singkat sama dia."

"Dan lu bisa tahan?" Tanya Dimas terkejut. Ia baru tahu sisi lain dari Alysa.

"Ya namanya juga cinta Dim. Perjuangan itu namanya."

"Wah, ini sih lu yang nggak ada ahlak. Udah mau nikah sama Ashilla malah ngomongin mantan. Gue bilangin ah, kali aja perang dunia ketiga terjadi."

Dimas kemudian mengambil ponsel untuk menghubungi Ashilla

"Dim.. dim.. dim nggak gini caranya. Gue nggak mau gagal nikah lagi Dim." Protes Dito sambil mencoba meraih ponsel itu.

"Bodo! Gue nggak perduli."

"Dim"

"Hallo s--

"Sayang, kita jadi kan fitting baju hari ini."

"Ini kamu ay?"

"Iya aku lupa nyimpen ponselku, jadi pinjem punya Dimas."

"Iya jadi, jadi. Nanti aku ke kantor ya."

"Gue nggak acc cuti lu minggu ini ya."

"Kok gitu sih Dit. Nggak bisa dong. Gue kan mau ngasih surpised ke Alysa."

"Keputusan gue udah bulat."

"Lu kok rese Dit?"

"Bodo!"

"Lu balas dendam?"

"Dit?"

"Dit?"

"Dit? Lu mau diemin gue kayak Alysa diemin gue?"

"Ah elah.. nggak asyik gini sih."

"Lu boleh deh lakuin apa aja tapi jangan gagalin cuti."

"Gue udah kangen pake banget ke Alysa Dit."

"Dit?"

"Dit"

"Diiiiiit?"

"Bener-bener ya gue punya bawahan nggak ada tatakramanya. Iyalah masa gue tega. Nanti lu galau nggak jadi ketemu mantan gue."

"Jadi gue jadi nih, ketemuan sama bebeb."

"Hah? Gue nggak salah denger tuh."

"Calon bebeb maksudnya"


Happy reading semua

Maaf agak telat posting

Semua suka ya ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang