Perempatan Jalan

47 0 0
                                    

Kita punya banyak langkah Menuju Roma. Mencari beberapa pengalaman menjadi sebuah cerita tersendiri.

Dari perjalanan tersebut banyak sekali pukulan yang menghantam membuat untuk memaksakan diri,  antara menjadi lebih gila, atau harus mengikuti. Seperti Bebek!!

Melihat anak kecil berjalan dengan tangan mungilnya memegang guitar,  menahan lapar mengandalkan lampu merah jalanan kota.
"Gimana penghasilan lu saat ini?"
Ucap berandal (Elang)
"Cukup ga cukup memang harus cukup bang" (Tersenyum tertunduk)
" Lu udah makan?"
"Belom bang"
"Udah ayo ikut gua, kita cari tempat makan"
"Beneran bang?"
"iya, udah ayo ikut gua" (Sambil menarik tangan mungil)

Tiba ditempat makan.
"Kita makan di restoran itu bang?"
(Ucap mungil)
"Iya, santai aja gua yang traktir"
"Tapi bang.."
"Udah lu duduk disitu gua pesenin" (Si Berandal berjalan menuju kasir)

Menunggu makanan datang Si Mungil pun tertidur di meja makan tersudut.

"Bangun heh, makan ni, selesai makan gua antar lu pulang" (Elang menghampiri Si Mungil)
"Iya bang, makasih ya"

Dahaga tidak lagi kering, dan perut telah terisi penuh, membuat tubuh kembali bertenaga untuk kembali menjalani pikuk kehidupan.

Elang berjalan keluar meninggalkan meja makan restoran dengan senyuman indahnya.

Riuh GemuruhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang