0 1

16 4 1
                                    

Senin, 06.15

Triiing, triing.

Alarm berwarna baby blue yang ada diatas nakas terus berbunyi sejak pukul enam pagi. Tetapi, kara tetap tidak membuka matanya meskipun bunyi alarm miliknya itu sangat berisik.

"Kara, bangun sayang" ucap lembut Evalina.

"Lima menit lagi" jawab kara masih dalam keadaan menutup mata.

"Sekarang udah jam enam lima belas, kamu mau terlambat?" tanya mama nya.

Kara langsung membuka matanya lebar-lebar saat mama nya mengucap kata 'enam lima belas'. Kara bangun dari tidurnya dengan muka shock lalu ia segera menyibakkan selimut nya dan berlari ke kamar mandi yang ada di kamarnya.

Evalin menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak perempuannya. Evalin bangkit untuk menyiapkan baju untuk puterinya lalu pergi meninggalkan kamar milik kara.

Setelah menyelesaikan ritual mandi yang super duper cepat, kini Kara menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa sambil ngenggunakan sepatunya.

"Kalo pake sepatu itu sambil duduk" ucap mamanya sambil menuangkan air kedalam gelas.

"Udah siang mah, engga keburu" jawab kara membuat Evalin menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Abwang samwa Diego mwana mah?" tanya celsa sambil memakan sarapan yang telah mama nya siapkan.

"Udah berangkat duluan tadi" jawab mamanya santai.

Uhuk

Jawaban evalin membuat kara tersedak.

"Terus kara berangkat nya gimana dong?" kara memasang muka memelas.

"Kamu punya mobil buat apa si sayang"

"Kara males bawa mobil ma, enak dianter" jawab kara membuat evalin memutar bola matanya, malas.

"Astaga, sebentar lagi gerbang ditutup. Ma kara berangkat bhay" ucap nya sambil berlari keluar dari rumah.

Kara mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, saat ia sedang fokus menyetir, tiba-tiba saja...

mobilnya mogok.

"Loh mobilnya kenapa?" batinnya.

Kara keluar dari dalam mobilnya, lalu membuka kap mesin mobil miliknya.

"Ini apa yang harus dibenerin" gumamnya.

"aduh mana sebentar lagi gerbang ditutup, masa iya jalan" ucap kara sambil mondar mandir di depan mobilnya. Lalu kara melihat seorang pria yang menggunakan seragam yang sama dengan dirinya. Kara mengambil tas nya dari dalam mobil lalu berlari menghampiri pria tersebut.

Tanpa izin sang empu, kara langsung mendudukkan bokong nya di atas motor sport milik Ancello.

"Woi lo siapa, main naik ke atas motor gue" sewot Cello.

"Eem k-kak s-saya n-numpang sampe ke sekolah ya" ucap kara terbata, pasalnya ia jarang sekali berbicara pada orang lain selain Amanda dan keluarganya.

"Ogah, gue bukan ojek kali turun turun" perintah Cello. Kara pun turun dari atas motor cello. Ia menundukkan kepalanya sambil memainkan jarinya.

Cello menatap kara dari atas sampai bawah.

"Lo murid I.S.A?" tanya cello yang hanya dijawab dengan anggukan oleh kara.

"Nama lo siapa?" tanya cello lagi, tetapi kara tak menjawab. Cello melihat name tag yang kara gunakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pancake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang