Menjadi Benci

62 19 13
                                    

Assalamualaikum teman'teman. Halo balik lagi nih aku.
Doakan aku ya teman teman, biar bisa cepat selesaikan cerita ini. Soalnya bentar lagi aku balik pondok...

Happy Reading
~
~
🌺🌺
.
Cinta itu datang karena kebiasaan.
Bukankah begitu pepatah nya?
Tapi apakah ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta berubah benci karena perjodohan?
.
🌺🌺

"Sampai kapanpun Arana nggak bakal mau di jodohkan dengan seseorang yang memiliki sifat kejam. Arana nggak bakal mau,"

"Lo pikir gue mau sama lo?" tanya Adam yang mulai tersulut emosi.

"Sudah-sudah. Kalian ini kenapa sih? ini sudah menjadi kesepakatan Ayah sama Om Arman Adam," Farhan mencoba menghentikan perdebatan kecil antara Arana dan Adam.

Seketika Adam diam, begitupula dengan Arana.

Arana mencoba untuk tidak meneteskan sedikitpun air matanya. Dia benar-benar sangat tersakiti, dia tidak menyangka jika kisah cintanya akan berakhir perjodohan. Seharusnya Papanya tidak menjodohkannya dengan lelaki manapun, apalagi Adam. Bukankah dia berhak untuk memilih sendiri?

_Ya Allah, aku nggak tau lagi harus bagaimana lagi_ batin Arana.

"Baiklah kalau begitu kita lanjutkan acaranya ya. Jadi kami sebagai keluarga dari calon pria, kami memutuskan untuk mengkhitbah Arana besok. Jadi, besok kami akan datang ke rumah Pak Arman," jelas Farhan.

Setelah penyampaian itu, mereka semua menikmati makan malam bersama. Namun tidak dengan Arana, sedari tadi dia hanya memandangi makanannya dan tidak berniat untuk mencicipinya.

"Ara ke toilet dulu Ma," izin Arana yang ingin segera menumpahkan air matanya.

"Iya, nanti balik lagi ya," jawab Atika.

Arana hanya mengangguk saja. Dia segera berlari menuju toilet.

"Hiks, Ya Allah kenapa harus ada perjodohan ini--" ucap Arana yang sudah menangis.

"Selama ini aku hanya mencintainya dalam diam,  dan aku tidak pernah menginginkan perjodohan ini. Tapi kenapa Engkau justru merubah rasa cintaku menjadi benci Ya Allah-- Hiks." Arana semakin menangis mengingat dirinya yang begitu cinta dengan Adam kini justru benci dengan pemilik nama itu.

"Aku tidak mau kisah cinta ku seperti ini Ya Allah, aku tidak mau,"

Setelah cukup lama menangis, Arana segera membasuh wajahnya dan kembali ke kursi yang dia duduki tadi.

Adam memperhatikan Arana, dia tau bahwa Arana baru saja menangis. Dia sadar, dia juga salah karena tidak memberikan penolakan apapun pada Ayahnya tadi.

Tapi di sini dia juga korban, lalu dia bisa apa?

Adam masih sangat mencintai Zahra meskipun Zahra tidak akan pernah mau mencintainya. Zahra hanya mencintai Ali, tidak yang lain.

Tapi entah kenapa Adam masih saja mau mencintai Zahra. Malam ini adalah malam yang sangat menyedihkan untuknya dan Arana.

_Aku tidak akan pernah bisa melupakan Zahra Ya Allah. Tapi kenapa Engkau justru ingin menyatukan aku dengan Arana?_ batin Adam.

Aku Hanya Butuh Jeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang