0.1

6 0 0
                                    

Ingatkah saat pertama kali kau menyapaku di taman kala senja, aku harap kau mengingatnya, mungkin saat itu kau hanya penasaran mengapa aku hanya diam di taman sepanjang senja menatap daun-daun yang jatuh karena angin dan saat itu kau hanya berkata "Hai" dan diam hingga senja beranjak, awalnya aku berpikir kita tak akan berjumpa lagi namun ternyata tuhan masih menakdirkan kita untuk saling menatap walau dalam waktu singkat saat di halte bus, namun lagi tuhan kembali mempertemukan kita hingga akhirnya kita terlarut dalam sebuah cerita yang biasa orang-orang sebut romansa cinta tapi bagiku mengenalmu sudah lebih dari cukup bukan karena aku tak mencintaimu dan tak ingin dicintai oleh mu tapi aku hanya tak ingin cinta yang kita rasa akan mengikatmu dalam kengkangan, aku ingin kau hidup bahagia walau bukan denganku, aku ingin kau tetap bernyanyi walau bukan dalam melodi hidupku, apakah kau ingat yang kuucapkan tentang daun dan angin? aku ingin kau memahami itu sekarang, jadilah seperti daun yang rela terjatuh tanpa menyalahkan angin, karena daun tahu bahwa waktunya dengan pohon telah habis dan kini daun harus berteman dengan tanah, begitu juga dengan kita, waktuku untukmu telah habis jadi cobalah mencari yang lain, jangan salahkan takdir karena tanpa takdir kita tak akan pernah bertemu, Berbahagialah.
Aku harap kau akan mengunjungiku nanti, bukan dengan air mata tapi dengan kabar bahagia, gak usah terburu-buru mengunjungi ku karena akan tetap disini dalam rengkuhan alam dan tak akan bisa lari lagi

Dariku Gadis angin di ujung senja


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja,Angin,Daun dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang