Part 29 : "Papan Gypsum"

833 115 70
                                    

Pagi ini Chaeyoung terbangun dengan suara teriakan seorang gadis di rumahnya.

Segera ia berlari keluar kamar begitupun anggota keluarga lainnya.

Tak disangka mereka semua benar-benar terkejut saat melihat Sana tengah mengusap-usap jari-jari kakinya dan sebuah Pan terserak di lantai.

Sebenarnya yang paling mengejutkan adalah sejak kapan Sana bangun pagi dan berada dirumah kekasihnya hari ini.

"ada apa sayang?!" Dahyun yang baru saja datang dengan beberapa belanjaan ditangannya langsung melempar benda tersebut dan segera menghampiri kekasihnya.

"kaki ku.. Pan itu melukai kakiku!" rengek Sana pada Dahyun.

Entah apa yang terjadi, tidak ada hujan tidak ada badai seketika raut wajah dan tatapan Dahyun berubah menjadi sangat menyeramkan.

"DASAR PAN NAKAL! KAU APAKAN CALON ISTRIKU HAH!" seru Dahyun sambil menginjak-injak pan tersebut yang sebenarnya adalah benda mati yang tidak patut di salahkan.

"TIDAK TAHUKAH KAMU DIA SEDANG HAMIL!! JIKA TERJADI APA-APA PADANYA AKAN KU LEBUR KAU KEMBALI!!" lanjut Dahyun yang menjadi sangat lebay.

"HAMIL??!!!" spontan satu keluarga terkejut bersamaan mendengar ucapan Dahyun barusan.

Dahyun dan Sana akhirnya baru menyadari ternyata seluruh anggota keluarga calon suaminya sudah berkumpul di dekat meja makan.

"Duhh..." bisik Sana pelan.

Dahyun pun memukuli kepalanya dan menyadari betapa bodohnya ia yang seharusnya menyembunyikan kehamilan Sana hingga acara pernikahan mereka usai.

***

Seluruh anggota keluarga berkumpul diruang keluarga.

Wajah tegang terpapar dari Nayeon dan juga suaminya.

"aigoo! Belum punya apa-apa sudah berani menghamili anak orang!" pukul Momo tepat mengenai kepala adiknya.

"mian.." hanya itu yang dapat di ucapkan Dahyun saat ini.

Ia sendiri bingung harus mulai menjelaskan semuanya dari mana.

"apa kamu tidak memikirkan masa depan Sana dan anak mu nanti?" tanya Jeongyeon berusaha merendahkan nada suaranya yang sebenarnya ia ingin memaki Dahyun saat ini, tapi bagaimanapun dulu ia juga begitu dengan Nayeon.

Dahyun menelan ludahnya, menguatkan dirinya agar mampu menjelaskan semuanyae pelan-pelan kepada kedua orang tuanya.

Sana mengusap bahu Dahyun lembut, membuat Dahyun kini menatap bilik mata Sana dan tengah tersenyum padanya. Seolah memberikan kekuatan untuk Dahyun bahwa Sana akan selalu berada disisinya.

"maafkan aku Appa.. Eomma. Aku tidak bermaksud membuat semua orang khawatir, aku sudah memikirkan ini matang-matang. Em..." Dahyun diam sejenak, berpikir apakah yang ia katakan saat ini benar atau malah memperburuk keadaan.

"aku kini memiliki cukup penghasilan yang bisa menopang keluarga kecil ku nanti. Aku berharap kalian semua tidak perlu mengkhawatirkan ku lagi. aku juga sudah membicarakannya pada Sana." Dahyun menggengam tangan Sana.

"Dan Sana menerima lamaran ku. Maaf telah menyusahkan kalian semua." Ujar Dahyun kemudian.

Nayeon dan Jeongyeon menghela napas, mereka saling menatap satu sama lain. Bagaimanapun juga Dahyun akan bertanggung jawab dengan janin yang ada di tubuh Sana, hal ini bukanlah sesuatu yang tidak biasa di negara ini.

"yak! Bisa-bisanya kamu menikah ketika keluarga kita dalam kondisi membutuhkan banyak biaya! Hutang Appa tidaklah sedikit dasar bodoh! Berpikirlah sebelum bertindak! Pikirkan keluarga mu sendiri dulu baru membangun keluarga baru!!" Bentak Momo membuat seluruh orang diruangan diam seribu Bahasa.

Miss Myoui Rented My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang