7#

845 139 43
                                    

Hembusan angin siang itu sangat sepoi. Dedaunan berjatuhan tanda musim gugur menyapa.

Disudut taman SMA Swasta di sebuah kota kecil itu, duduklah seorang pria bertubuh ramping dengan bahu yang bergetar.

"Hai sahabat."

Pria bertubuh mungil itu mendecak kesal. Bagaimana bisa ada seorang siswi memanggil nya dengan sok akrab dalam keadaan dimana Taeyong tampak berantakan dan menyedihkan seperti ini?

Buru buru Taeyong mengusap air matanya dan mendongak, mendapati wajah seorang wanita cantik paripurna yang tampak seperti boneka.

"Ini buat sahabat." Kata siswi itu sambil memberikan sekotak bakso pentol.

"Ini makanan kesukaan aku. Setiap makan ini, aku pasti jadi seneng. Semoga sahabat juga seneng ya, setelah makan ini. Jangan nangis lagi."

Taeyong meraih Styrofoam yang berisi bakso pentol itu dan menatap wanita cantik itu dengan bingung.

"Sahabat? Kenapa ngeliatin aku sebegitunya? Kaget ya? Muka aku secantik ini?"

Taeyong mengeryit. "Idih?"

"Nama aku Kekeyi, biasa dipanggil keke. Dan keke bukan boneka, sahabat. Walaupun muka keke mirip sama barbie mariposa."

Tulang tulang ditubuh Taeyong seketika ngilu dan linu. Lidahnya tiba tiba pahit dan ia kehilangan indra penciuman karena mendengar kalimat super pd dari boneka cantik bernama Kekeyi itu.

"Yaudah, sahabat. Dimakan ya bakso pentol nya. Keke mau produksi beauty blender dari balon diisi air liur keke dulu. Bye..."

Taeyong menatap tubuh semampai milik Kekeyi yang berjalan menjauh. Lalu ia menatap bakso pentol itu dengan kening berkerut. "Makan atau enggak nih bakso dari dedemit?"

"Udah pindah orientasi seksual kak?"

Sibuk memikirkan apa ia harus memakan bakso pemberian wanita cantik tadi, tiba tiba sebuah suara bass-y menyapa telinga nya. Ia melihat Mingyu di belakang pohon mangga berjalan ke arah nya.

"Maksudnya?"

"Itu, Saya liat kakak lagi beduaan sama miss universe." Kata Mingyu sambil menunjuk ke arah punggung boneka cantik tadi yang kini sedang meludahi balon-balon warna warni.

Taeyong terkekeh. "Enak aja kamu."

Mingyu tersenyum melihat Taeyong yang tertawa lepas. "Udah selesai nangis nya?" Tanya Mingyu.

Taeyong mendelik. "Siapa yang nangis?!"

Mingyu mengangkat bahu nya. "Ada tuh, orang sana. Dia nangis karena di jutekkin cowok yang dia suka. Kasian. Mau saya samperin tapi keduluan di samperin pevita pearce."

Taeyong mengulum senyum nya hingga tak lagi mampu menahan tawanya. "Kamu kok ngeledekin keke mulu sih? Hahaha.."

"Oh, jadi namanya Keke? Kirain pevita pearce." Sahut Mingyu.

"Terus itu? Kenapa engga di makan?" Tanya Mingyu sambil menunjuk styrofoam di tangan Taeyong.

"Oh, ini tadi sahabat itu yang kasih. Dimakan atau engga nih?" Tanya Taeyong.

"Lah, kok nanya saya? Lagian kan dia niat nya baik ngasih itu biar kakak engga sedih lagi. Ya dimakan dong. Hargai sang sahabat yang udah cape cape bawain itu."

Taeyong menatap Mingyu tajam. "Kamu kok tau dia ngasih ini biar aku engga sedih lagi? Kamu ngintilin aku lagi ya? Nguping ya?"

Mingyu mengangguk. "Iya, kali ini saya emang sengaja ngikutin kakak. Bahaya anak perawan patah hati ditinggal sendirian bisa di hasut setan."

"Enak aja! Patah hati apanya sih? Aku cuma kecewa aja. Padahal aku niat nya baik biar Jaehyun engga sakit lambung. Tapi Jaehyun nya malah ngira aku main main dan sengaja ngerusuhin dia. Aku malu sama kamu. Udah kaya orang gila lari lari demi Jaehyun, tau tau enggak di hargai." Kata Taeyong dengan wajah cemberut.

"Ngapain malu? Kalau orang suka sama seseorang ya emang wajar aja melakukan apapun buat ngelindungin orang itu." Kata Mingyu.

Taeyong menatap Mingyu lekat lekat. "Gimana sama kamu, Gyu? Kamu suka aku kan? Apa kamu siap ngelindungin aku?" Tanya Taeyong serius.

"Loh, siapa bilang saya suka sama kakak?" Mingyu terperanjat. Telinga pria itu sudah merah padam. Bagaimana bisa Taeyong begitu blak blakan meminta perlindungan pada Mingyu dengan dalih perasaan Mingyu padanya.

"Mingyu, serius Ini!" Taeyong mendelik kesal.

Mingyu malu bukan kepalang. Ia salah tingkah. "Iya lah. Saya kakak suruh guling guling juga nurut."

Taeyong terkikik dalam hati. Ia tidak menyangka bisa mendapatkan bocah bucin didalam genggaman nya.

"Yaudah. Guling kalo gitu."

"Apa?!" Mingyu terbelalak. "Sekarang? Serius?!" Pekik nya.

Taeyong mengangguk. "Disitu." Katanya sambil menunjuk hamparan rumput.

Taeyong menantang Mingyu, namun pria jangkung itu tak kunjung bergerak.

"Tch.. Udah aku duga kamu enggak akan--HEI!! MINGYU! Oh! Astaga!"

Taeyong berdiri dan mengejar tubuh jenjang yang sedang berguling di rerumputan. "Udah, aku cuma becanda. Itu seragam kamu jadi koto--Aarghh!!" Taeyong memekik saat tiba tiba kakinya tersenggol tubuh Mingyu yang sedang berguling hingga tubuh mungil Taeyong pun ikut terguling dan berakhir berada di atas tubuh Mingyu.

"Astaghfirullah, kak." Mingyu mendesis saat sadar kalau posisi mereka sekarang ambigu.

Sementara Taeyong terdiam, menatap wajah Mingyu dalam jarak dekat.

Cakep banget deh ini bocah, kalo liat sedeket ini bawaannya pengen ngangkang aja. - batin Taeyong binal.

"Kak, enggak mau minggir dulu?" Tanya Mingyu.

"E-eh.. Yaampun." Taeyong meringis saat menyadari ia sedang berada di atas tubuh Mingyu. Pria manis itu lantas berdiri dan membersihkan rompi dan celana sekolah nya yang di hinggapi dedaunan yang gugur dan rerumputan.

"Berdiri, Gyu. Ngapain tiduran disitu terus?" Tanya Taeyong.

Mingyu yang baru mendapatkan akal sehat nya pun mengangguk dan beranjak dari sana.

"Udah mau bel, kamu mau masuk kan?" Tanya Taeyong.

Suasana seketika menjadi canggung. Mingyu menunduk terus sedari tadi. Tidak pernah seumur hidup dia seintim itu dengan siapapun. "I-iya kak. Saya masuk dulu." Kata Mingyu sambil lari terbirit birit.

Taeyong hanya senyum senyum sendiri melihat bagaimana pria itu salah tingkah setelah secara tak sengaja timpa-timpaan sama dia.

"Cari kamar bisa kali, masa ngewe di taman sekolah."

Taeyong mengeryit tak suka saat seorang pria tiba tiba datang dari arah utara. "Ngomong apa kamu Jae barusan?"

Jaehyun, pria yang baru datang itu lantas mendecih. Ia menatap Taeyong dengan tatapan meremehkan. "Gila ya Yong. Seminggu loh, seminggu penuh aku cari waktu buat bisa curhat ke kamu, tapi kamu selalu cemberut kaya orang migrain setiap aku deketin, sekalinya deketin aku, kamu malah ngerusuh. Tapi sama anak baru itu, kamu di grepe sama dia malah seneng seneng aja. Kamu suka ya sama dia? Udah ngapain aja kalian?" Tanya Jaehyun ketus.

Taeyong menganga. Ia menatap Jaehyun dengan pandangan yang tak menyangka. "Jae, kamu bener bener ngira aku segampangan itu sampe bisa di grepe grepe orang? Jae kamu ini sebenernya kenal sama aku atau enggak sih?" Tanya Taeyong tak terima. Air mata menumpuk di kornea mata nya.

Jaehyun terdiam. Sepertinya ia sudah kelewatan akan kata katanya pada Taeyong, terlebih dilihatnya pemuda mungil itu seakan hendak menangis dengan mata berkaca kaca.

"Hahah..." Taeyong tertawa sinis mengingat pertanyaan yang ia lontarkan pada Jaehyun.

Kamu ini sebenernya kenal sama aku enggak sih?

"Lupain pertanyaan bego aku tadi." Kata Taeyong sambil berjalan menjauh dari taman itu, meninggalkan Jaehyun yang memandang nya rumit.



To Be Continued

Love Story » Mingyu X TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang